Minggu, 23 Agustus 2020

Sejarah Manado (4): Tondano, Air Mengalir Sampai Jauh Melalui Sungai Tondano dari Danau Tondano-Minahasa ke Kota Manado

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini

Tondano, kini adalah ibu kota kabupaten Minahasa. Kota Tondano dapat dikatakan sebagai kota kuno. Kota ini bermula dari suatu kampong atau negeri yang menjadi pusat perdagangan di seputar danau Tondano. Sebagai pelabuhan, Tondano sudah eksis sejak permulaan era Belanda (VOC). Pada lukisan yang dibuat pada tahun 1679 pelabuhan Tondano terlihat ramat dikunjung perahu dagang.

Tondano dan Manado adalah dua kota yang paling populer sejak era kehadiran Belanda (VOC) di ujung timur pulau Celebes (Sulawesi). Dua kota ini ibarat kembar yang satu di pantai (muara sungai-laut) dan yang lain di pegunungan (pangkal sungai di danau). Pepatah lama mengatakan garam di laut, asam di gunung dihubungkan oleh derasnya air sungai Tondano. Antar dua kota ini tidak hanya terbentuk jaringan perdagangan yang intens, juga terbentuk komunikasi politik yang intens antara penduduk Manado di lautan dengan penduduk Minahasa di pedalaman. Tipologi hubungan ini paralel dengan hubungan Batavia-Buitenzorg, Semarang-Soeracarta, Soerabaja-Kediri, Laboehan Deli-Medan, Bengkalis-Siak, Padang-Pagaroejoeng dan sebagainya.

Minahasa yang berada di seputar danau Tondano yang berpusat di Tondano kemudian menjadi pusat segala kemajuan: pusat perdagangan, pusat misionaris dan pusat pendidikan. Itulah keuataaan Tondano di masa lampau yang dapat disandingkan dengan Manado (sebagai sister city). Sebagai sebuah kota tua, tentu sangat penting membuat kronologis sejarahnya. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Sejarah permulaan kota Tondano ini belum terinformasikan sepenuhnya. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.