Kamis, 28 Mei 2020

Sejarah Padang Sidempuan (7): Soetan Kasajangan, Pionir Pendidikan Tinggi; Pendiri Indische Vereeniging di Leiden 1908


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Siapa Bapak Pendidikan Indonesia? Yang jelas adalah ada dua sosok putra Indonesia terbaik yang menjadi pionir pendidikan dasar dan yang menjadi pionir pendidikan tinggi. Pendidikan menengah adalah intersection antara pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. Sejatinya pionir pendidikan dasar adalah Willem Iskander dan pionir pendidikan tinggi adalah Soetan Kasajangan. Kedua pionir ini sama-sama menempuh pendidikan di Belanda. Willem Iskander berangkat studi ke Belanda pada tahun 1857 dan Soetan Kasajangan berangkat studi ke Belanda pada tahun 1905.

Satie Nasoetion alias Willem Iskander berangkat studi ke Belanda tahun 1857 agar bisa menjadi guru di kampongnya di Mandailing (Afdeeling Mandailing en Angkola). Willem Iskander adalah pribumi pertama ke luar negeri. Setelah lulus dan mendapat diploma guru di Belanda, Willem Iskander kembali ke tanah air dan mendirikan sekolah guru di Tanobato (onderafdeeling Mandailing). Dua diantara muridnya yang pertama adalah Soetan Abdoel Azis (Nasoetion) dan Maharadja Soetan (Tagor Harahap). Pada tahun 1905 Radjioen Harahap gelar Soetan Kasajangan (setelah sebelumnya magang setahun di Belanda) berangkat studi ke Belanda untuk mendapatkan sertifikat Sarjana Pendidikan. Pada tahun 1908 Soetan Kasajangan mendirikan organisasi mahasiswa Indonesia pertama di Leiden. Melalui organisasi ini (kembali) Soetan Kasajangan untuk mengajak putra-putri Indonesia terbaik untuk belajar ke Belanda. Yang merespon semuanya putra. Namun putri Indonesia pertama yang merespon ajakan ini adalah Ida Loemongga yang berangkat studi kedokteran ke Belanda pada tahun 1922.. Ida Loemongga tidak hanya lulus sajana kedokteran (1927) tetapi juga meraih gelar doktor (Ph.D) di bidang kedokteran pada tahun 1931. Mr. Soetan Kasajangan adalah putra kedua Maharadja Soetan dan Dr. Ida Loemongga, Ph.D adalah cucu Soetan Abdoel Azis. Willem Iskander adalah kakek buyut Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasoetion (Rektor IPB 1978-1987).

Willem Iskander adalah pionir pendidikan Indonesia. Lantas mengapa Soetan Kasajangan dianggap sebagai pionir pendidikan tinggi Indonesia? Soetan Kasajangan adalah orang Indonesia pertama yang secara sadar mengklaim pendidikan tinggi sangat diperlukan orang pribumi (baca: Indonesia). Inisiatif Soetan Kasajangan ini didukung oleh Mr. Abendanon (sahabat Pena RA Kartini). Gerakan Soetan Kasajangan inilah yang menyebabkan putra-putri Indonesia dari tahun ke tahun berbondong-bondong studi (perguruan tinggi) ke Belanda. Dalam rombongan ini termasuk Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia (tiba di Belanda 1911) dan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang tiba di Belanda bulan Oktober 1913 (lihat Bredasche courant, 03-10-1913). Soetan Kasajangan sendiri pada bulan yang sama kembali ke tanah air setelah menyelesaikan sarjana pendidikan. Mr. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat kelak dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantara (Menteri Pendidikan RI yang pertama) dan Menteri Pendidikan RI yang kedua adalah Mr. Soetan Goenoeng Moelia, Ph.D, Itulah true story-nya. Untuk menambah pengetahuan dan untuk meningkatkan wawasan sejarah nasional Indonesia, mari kita telusuri kiprah Soetan Kasajangan berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (43): Alip Ba Ta, The King of World Music; From Javaansche Rhapsody1909 to Bohemian Rhapsody1975


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sebenarnya nada-nada musik dan sound-sound musik dunia telah habis dieksplorasi hingga tahun 1975 ketika lagu Bohemian Rhapsody dirilis group band Queen. Penjelajahan ini dimulai ketika Paul Seelig, musikus asal Jerman tahun 1909 menemukan komposisi unik yang disebutnya Javaansche Rhapsody. Sejak Bohemian Rhapsody muncul tahun 1975 hingga kini hanya proses pengulangan yang dilakukan setiap menyusun komposisi musik. Namun ternyata, pemusik-pemusik dunia lupa melakukan eksploitasi musik hingga Alip Ba Ta menemukannya. Posisi The Queen of World Music diambil alih oleh Alip Ba Ta sebagai The King of Indonesian Music.

Awalnya kita cukup puas, Alip Ba Ta sebagai ambasador musik Indonesia di tangga musik dunia, tetapi melihat perkembangan terbaru, ternyata apa yang dicapai oleh Alip Ba Ta diapresiasi oleh para musikus dunia lebih dari cukup bahkan Alip Ba Ta telah mengungguli para pemusik dunia. Komposisi-komposisi Alip Ba Ta mendapat kesan awesome, amazing, dan sebagainya. Musik gubahan Alip Ba Ta tidak hanya direaksi secara positif di seluruh dunia, juga telah diratifikasi oleh Brian May (Queen); situs Classic Rock World, GNR (corong band GNR), media Italia, Irlandia, Brazil dan lainnya.

Musik Alip Ba Ta tidak hanya proses kreatif (invention) tetapi juga proses saintifik (discovery). Komposisi-komposisi musik invention adalah proses menciptakan musik yang dapat diprediksi berdasarkan nada-nada yang telah terdokumentasi sejak Javaansche Rhapsody hingga Bohemian Rhapsody. Tetapi komposisi-komposisi musik discovery adalah proses menciptakan musik yang tidak dapat diprediksi karena nada-nada yang diintroduksi adalah nada-nada baru (chord dan note) yang belum ditemukan sebelumnya. Disinilah keunggulan komparatif Alip Ba Ta dibandingkan musisi-musisi dunia selama ini. Rekor Alip Ba Ta akan bertahan lama.