*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Pemerintah
Republik Indonesia terus memantau status gunung api di Indonesia. Ini dapa
dibaca pada Laporan Aktivitas Gunung Api (Volcanic Activity Report) yang
terdapat dalam laman https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan. Beberap
gunung api ayng dipantai dengan status Level III (Siaga) adalah gunung Awu,
gunung Ili Lewotolok, g Anak Krakatau, g Merapi, g Semeru, g Sinabung, Anak
Krakatau Level III (Siaga). Disebutkan laporan yang dibuat oleh Fahrul Roji,
A.Md. - Rabu, 18 Mei 2022, situasi kondisi gunung Anak Krakatau sebagai
berikut: ‘Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Teramati asap
kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar
25-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah utara”.
Krakatau adalah kepulauan vulkanik
yang masih aktif dan berada di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan,
tepatnya di perairan Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini juga
disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna
karena letusan kataklismik pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Pada tahun 2019,
kawasan yang sekarang merupakan cagar alam ini memiliki empat pulau kecil:
Pulau Rakata, Pulau Anak Krakatau, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang (Rakata
Kecil). Berdasarkan kajian geologi, semua pulau ini berasal dari sistem gunung
berapi tunggal Krakatau yang pernah ada di masa lalu. Krakatau dikenal dunia
karena letusan yang sangat dahsyat pada tahun 1883. Awan panas dan tsunami yang
diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26
Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara
letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues
dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali
bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II. (Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah letusan gunung Krakatau 1883? Seperti disebut di atas, gunung
Krakatau yang pernah meletus tahun 1883 kini tetapi menjadi kekhawatiran umum
karena sifatnya yang masih aktif. Yang penting kita harus ingat tsunami dan korban
jiwa dan harta. Lalu bagaimana sejarah letusan gunung Krakatau 1883? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe..