*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Setelah sukses penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) 1955 dan berhasil mendaimaikan di internal militer (Kolonel Abdoel Haris Nasution yang dirumahkan sejak 1952 kembali ke posisinya sebagai KASAD) pada Kabinet Boehanoeddin Harahap, pemerintah melalui Menteri Penerangan Sjamsoeddin Soetan Makmoer mengumumkan ke publik bahwa pembatalan/penghapusan hubungan Uni Belanda-Indonesia, perjanjian keuangan dan ekonomi dan kedaulatan atas Papua Barat (lihat Het Parool, 14-02-1956). Semua kaget. Orang Indonesia memang maklum, tetapi orang-orang Belanda baik di Indonesia maupun di Belanda molohok. Sampai sejauh itu, orang-orang Belanda selalu cenderung merecokin (bangsa dan negara) Reuplik Indonesia.
Lantas bagaimana sejarah Sjamsoeddin Soetan Makmoer? Seperti disebut di atas, Sjamsoeddin Soetan Makmoer pernah menjadi Menteri Penerangan RI yang membuat heboh Belanda. Sjamsoeddin Soetan Makmoer sebenarnya bukan orang baru dalam dunia politik. Sjamsoeddin Soetan Makmoer sudah bekiprah sejak awal era pergerakan kemerdekaan Indonesia (1930) sebagai seorang revoluiner yang menjadi redaktur surat kabar Bintang Timoer (pimpinan Parada Harahap). Saat detik-detik berakhirnya Belanda (1940an) Sjamsoeddin Soetan Makmoer masih eksis sebagai jurnalis sejati bersama Parada Harahap mendirikan surat kabar Tjaja Timoer (suksesi Bintang Timoer). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.