Selasa, 29 Mei 2018

Sejarah Kota Padang (51): Riwayat Dua Keluarga Tiga Generasi di Padang; Keluarga Abdoel Hakim dan Keluarga Achmad Saleh


Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disini

Di Kota Padang terdapat dua keluarga yang terbilang hebat, yakni keluarga Abdoel Hakim dan keluarga Achmad Saleh. Dokter Abdoel Hakim memiliki saudara-saudara yang sukses dan ada juga yang dokter; demikian juga, Dokter Achmad Saleh juga memiliki saudara-saudara yang sukses dan ada juga yang dokter. Dua keluarga ini juga sukses dari hulu (generasi pertama) dan juga sukses ke hilir (generasi ketiga). Ayah Abdoel Hakim seorang lulusan sekolah guru (kweekschool), ayah Achmad Saleh juga seorang lulusan sekolah guru (kweekschool). Anak Dr. Abdoel Hakim seorang sarjana hukum, Mr. Egon Hakim; anak Dr. Achmad Saleh juga seorang sarjana hukum, Mr. Chaerul Saleh. Dua sarjana hukum beda generasi ini ini juga sama-sama dekat dengan Ir. Soekarno. Kedua tokoh ini sama-sama memiliki peran penting: Egon Hakim menyelamatkan Ir. Soekarno saat pendudukan Jepang di Padang; Chaerul Saleh dan Adam Malik menculik Soekarno dan Mohammad Hatta jelang proklamasi kemerdekaan RI. Uniknya, Soekarno pada akhirnya (sejak 1963) hanya mempercayai lima orang:: Mr. Chaerul Saleh (bidang ekonomi pembangunan), Adam Malik (perdagangan), Jenderal Abdoel Haris Nasution (pertahanan dan keamanan) dan Mr. Arifin Harahap, adik Amir Sjarifoeddin (anggaran). Pada saat besamaan Chaerul Saleh merangkap Ketua MPR dan Zainul Arifin Pohan sebagai Ketua DPR.

Kota Padang tempo doeloe adalah ibukota Province Sumatra’s Westkust (Provinsi Pantai Barat Sumatra). Saat itu terdiri dari tiga residentie: Residentie Padangsch Benelanden ibukota di Padang; Residentie Padangsch Bovenlanden ibukota di Fort de Kock; dan Residentie Tapanoeli ibukota di Sibolga. Kota-kota utama di provinsi ini, selain yang tiga kota tersebut adalah Sawahloento, Padang Pandjang, Fort van der Capellen, Panjaboengan, Padang Sidempoean dan Batangtoroe. Di kota-kota inilah terbilang adanya orang Eropa/Belanda dan Tionghoa. Oleh karena satu provinsi, warga kota-kota tersebut tanpa halangan berpindah dari satu kota ke kota lainnya. Demikian juga para pejabat pemerintah, guru, djaksa dan dokter. Oleh karena itu, ketika lulusan ELS Padang Sidempoean sudah memenuhi kuota ke Docter Djawa School (cikal bakal STOVIA), lulusan ELS Padang Sidempoean dapat mengikuti seleksi melalui (persaingan) kuota di Kota Padang (ibarat SBMPTN pada masa ini).

Lantas apakah dua keluarga ini memiliki hubungan kekerabatan? Bagaimana asal-usul mereka, bagaimana riwayat dua keluarga tiga generasi ini berlangsung? Pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik untuk diperhatikan, hal ini mengingat dua keluarga ini sangat berpengaruh di Residentie West Sumatra. Mari kita lacak.