Kamis, 10 Juni 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (58): Aksara Era Zaman Kuno di Indonesia, Bermula Aksara Pallawa; Aksara Batak versus Aksara Jawa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini 

Semua aksara nusantara (termasuk Filipina) zaman kuno bermula dari aksara Pallawa (India selatan). Pada era lingua franca bahasa Sanskerta, aksara Pallawa ini terjadi adopsi oleh penduduk asli di Sumatra dan Jawa. Perkembangan aksara nusantara ini terbentuk dua pola, jenis aksara Jawa dan aksara Sumatra. Aksara Jawa berkembang di Kerajaan Majapahit (Jawa bagian tmur) dan aksara Sumatra berkembang di Kerajaan Aru (Sumatra bagian utara). Aksara Jawa-Majapahit meluas ke barat (Sunda) dan ke timur (Lombok), sementara aksara Sumatra-Aru meluas di Sumatra bagian utara (Gajo) dan bagian selatan (Lampung) serta wilayah timur di Filipina dan Sulawesi. Hal itulah mengapa aksara Bugis-Makassar lebih mirip aksara Batak daripada aksara Jawa.

Sebelum aksara diintroduksi di nusantara sudah berkembang aksara di India (Pallawa) dan di Tiongkok (Jiaguwen). Produk-produk zaman kuno seperti kamper dan kemenyan yang permintaannya terus meningkat di Arab dan Eropa menyebabkan pedagang-pedagang India mulai berkoloni di pantai barat Sumatra dengan pelabuhan ekspor kamper di Barus. Dari sinilah pedagang-pedagang India mengalami eskpansi perdagangan hingga di Jawa. Tiga kerajaan awal terbentuk yakni Kerajaan Aru (Sumatra utara) dan Kerajaan Tarumanegara (Jawa barat). Setelah itu terbentuk Kerajaan Sriwijaya. Pada era ini satu-satunya aksara adalah Pallawa dengan lingua franca Sanskerta. Dalam perkembangan lebih lanjut, aksara Pallawa dikembangkan di Kerajaan Aru yang menjadi cikal bakal aksara Sumatra dan dikembangkan di Kerajaan Singhasari (Majapahit) yang menjadi cikal bakal aksara Jawa. Pedagang-pedagang Kerajaan Aru mengintroduksi aksara Sumatra (Aksara Batak) di Filipina dan Sulawesi (besar dugaan juga di Maluku) dan hal serupa Aksara Jawa oleh pedagang-pedagang Majapahit di bagian barat Jawa dan bagian timur Jawa hingga Lombok (besar dugaan juga hingga Bima dan Kalimantan bagian selatan dan barat). Pada awal era perkembangan agama Islam muncul aksara Arab tetapi aksara Batak dan akasara Jawa juga masih eksis. Lalu kemudian oleh pedagang-pedagang Portugis dan Spanyol mengintroduksi aksara Eropa  (aksara Latin).

Lantas bagaimana sejarah aksara zaman kuno di Indonesia? Seperi disebut di atas dikembangkan dari aksara Pallawa di Kerajaan Aru dan Kerajaan Singhasari-Majapahit. Aksara Batak yang berkembang di Kerajaan Aru (Padang Lawas) meluas ke Toba, Karo dan Gajo di bagian utara dan Minangkabau (pra Pagaroejoeng), Kerinci, Rejang terus ke Lampung. Pola aksara Batak ini juga diduga kuat dipengaruhi aksara Tiongkok (hubungan dagang antara Kerajaan Aru dan Tiongkok yang intens). Hal itulah mengapa aksara Sumatra dan Jawa terkesan berjauhan padahal berakar sama (Pallawa). Bagaimana semua itu berlangsung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.