*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Tangerang dalam blog ini Klik Disini
Kanal Mookervaart sejatinya adalah milik Kota Tangerang. Kanal Mookervaart adalah kanal air yang kini dikenal sebagai kanal di sisi selatan sepanjang jalan Daan Mogot Jakarta. Kanal Mookervaat pada masa lampau dibangun sebagai jalan tol sungai dari Tangerang ke Batavia. Rute pelayaran sungai Tjisadane dari Tangerang melalui laut ke Batavia sangat jauh dan melelahkan. Itulah gagasan awal pembangunan Mookervaart. Realisasi pembangunan kanal dipercepat karena meningkatnya suhu politik antara Kesultanan Banteng dan Pemerintah VOC.
Kanal Mookervaart sejatinya adalah milik Kota Tangerang. Kanal Mookervaart adalah kanal air yang kini dikenal sebagai kanal di sisi selatan sepanjang jalan Daan Mogot Jakarta. Kanal Mookervaat pada masa lampau dibangun sebagai jalan tol sungai dari Tangerang ke Batavia. Rute pelayaran sungai Tjisadane dari Tangerang melalui laut ke Batavia sangat jauh dan melelahkan. Itulah gagasan awal pembangunan Mookervaart. Realisasi pembangunan kanal dipercepat karena meningkatnya suhu politik antara Kesultanan Banteng dan Pemerintah VOC.
Sungai Tjisadane di Tangerang, 1915 |
Dengan adanya kanal Mookervaart pertumbuhan dan
perkembangan kota Tagerang semakin pesat. Iulah keutamaan Mookervaat. Tidak
hanya itu, lahan-lahan di wilayah sekitar kota (district Tangerang) juga semakin
intensif diusahakan, bahkan hingga sampai ke Serpong. Lantas bagaimana itu semua
terhubung satu sama lain? Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Kanal Mookervaart adalah heritage Kota Tangerang.
Kanal Mookervaart Peta 1899 en Now |
Perang Banten Memicu Pembangunan Mookervaart
Pemerintah VOC menempatkan eks pendukung
militernya yang berasal dari pribumi (Jawa, Bali dan Bugis) untuk membuka pemukiman
baru di sisi timur sungai Tjisadane di Tangerang. Hal serupa juga dilakukan di
pantai utara di Tjilintjing, daerah aliran sungai Bekasi, Tjiliwong, Tjakoeng, Soenter, Kroekoet, Pesanggrahan dan Angke.
Namun penempatan di sisi barat sungai Tjisadane membuat para pikak di Kesultanan
Banten meradang. Sejak itu eskalasi politik antara Kesultanan Banten dan
Pemerintah VOC menjadi meningkat.
Seorang
pejabat fiskal VOC di Banten Cornelis Snoek meninggal karena terluka tanggal 12
Mei 1674. Usaha pembunuhan itu dilakukan tanggal 8 Mei 1674 yang saat kejadian Hendrik
Feron tewas terbunuh. Para pembunuh ini melarikan diri ke Tangerang dan
kemudian berhasil ditangkap. Inilah awal perkara orang VOC/Belanda terhubung
dengan Tangerang. Residen Bantam, Willem Caef tentu saja menyelidikinya. Pada
tanggal 21 Maret 1675 Caef bersama Ockersz yang membawa sejumlah tentara
Mataram ke Banten. Kemudian diketahui eks pasukan Jawa ditempatkan di Tangerang.
Munculnya perselisihan bapak anak di Kesultanan Banten, menyebabkan satu
pihak meminta dukungan VOC/Belanda. Seorang investor Eropa/Belanda, pemilik
lahan di Tangerang Cornelis Mock dalam situasi tidak menentu. Pada tanggal 6
November 1678 beberapa orang Jawa datang ke Casteel Batavia bersama para
pemimpin Tangerang. Orang Jawa ini diduga para pekerja Cornelis Mook. Pemimpin
Tangerang ini diduga adalah salah satu paksi di Kesultanan Banten yang meminta
dukungan kepada VOC/Belanda di Batavia. Suhu politik di Tangerang terus meningkat.
Pada tanggal 22 Juni 1679 Landdrost bersama dengan sembilan tentara dan pasukan
Makasar pimpinan Daeng Mattara tiba di Tangerang.
Pada
tanggal 8 Januari 1680 orang Banten merusak pagar (palisade) Tangerang. Menurut
catatan Daghregister tanggal 1 Juni 1680 Sultan Banten telah mengambil tanah
Tanara, Pontang dan Tangerang di bawah pemerintahannya. Pada tanggal 5 November
1680 para pekerja yang kembali di sekitar palisade Tangerang mengungsi karena
orang-orang Banten sedang berada sekitar. Pada tanggal 6 Juni 1681 dicatat di
dalam Daghregister suatu release dari landdrost Vincent van Mook terhadap
pembantaian orang Jawa oleh orang Banten di Tangerang.
Dalam situasi inilah Cornelis Vincent van Mook pada tahun 1681 mulai menggali
kanal (lihat Bataviaasch handelsblad, 28-02-1872). Cornelis Vincent van Mook mengerahkan
para pekerja untuk menggali kanal dengan menyodet sungai Tjisadane dan
mengalirkannya ke sungai Angke. Sudah barang tentu dibutuhkan banyak tenaga
kerja. Daghregister mencatat bahwa tanggal 10 April 1680 Sera Mangale ‘mengambil’
(roven) orang Indermayoe sebanyak 7.000 orang dan membawanya ke Tangerang. Siapa
Sera Mangale, diduga kuat adalah komandan benteng Tangerang di Kampong Baroe. Pada
tanggal 7 September 1680 dicatat bahwa di Tangerang banyak budak yang datang
dari Banten. Pada tanggal 21 September 1680 tiba di Tangerang 1.000 orang untuk
menjaga properti bangunan.
Vaart van Mooeck (Peta lahan 1732) |
Pada tanggal 6 Oktober 1687 kanal yang dibangun
landdrost Vincent van Mook telah terhubung antara (sungai) Anke dan (sungai
Tjisadane) Tangerang. Dengan adanya kanal ini dimungkinkan komunikasi antara
Tangerang dan Batavia tidak hanya lebih pendek dan jarak tempuh lebih singkat
tetapi juga perihal navigasi menjadi lebih aman. Keutamaan lain dari adanya
kanal ini adalah terbentuknya land-land baru di dua sisi kanal mulai diantara
Tangerang (benteng Tangerang) dan Pesing (benteng Angke). Kanal ini juga
disebut kanal Vaart van Moock (lihat Peta lahan 1732). Nama Cornelis Vincent
van Mook kemudian menjadi tertabalkan sendiri pada nama kanal sebagai Mookervaart
(kanal yang dibuat oleh Mook).
Cornelis
Vincent van Mook berdasarkan catatan Daghregister di Kasteel Batavia diizinkan
untuk menjadi pemilik land di Tangerang (lihat Daghregister, 8 November 1669). Pada
tahun 1680 van Mook menjual (sebagian) lahan kepadan Laurens Pit di sisi timur
yang menjadi miliknya (Daghregister, 29 Mei 1680). Setelah memulai penggalian
kanal tahun 1681, van Mook meminta bantuan tentara untuk melakukan penebangan pohon/hutan
di Tangerang. Pada tanggal 30 Oktober 1682 van Mook kembali meneruskan
penggalian di Tangerang. Pada tanggal 6 Oktober 1687 kanal telah terhubung
antara (sungai) Anke dan (sungai Tjisadane) Tangerang. Setahun setelah kanal
Tangerang-Angke selesai dibangun, Cornelis Vincent van Mook meninggal dunia
tanggal 20 November 1688.
HJ van Mook (NICA/Belanda) |
Mookervaart adalah kanal garis lurus dari
Tangerang ke Batavia. Kanal yang digagas dan dibangun oleh Cornelis Vincent van
Mook. Sang cucu juga memiliki gagasan garis lurus, yakni Garis van Mook pada
era Perang Kemerdekaan.
Sejarah Kanal di Hindia Belanda Sejak Era VOC
Kerajaan Belanda sangat terkenal dengan
kanal-kanalnya. Ketika orang-orang Belanda mulai membangun benteng (kasteel)
Batavia di area rawa-rawa di muara sungai Tjiliwong, mereka tentu tidak
kesulitan. Rawa-rawa justru basis yang baik untuk menerapkan konsep kanal untuk
membangun benteng. Jan Pieterszoon Coen tahun 1625 mulai mendesain kota baru
Batavia berbasis kanal (perluasan kasteel). Satu yang penting dalam sketsa kota
Coen ini adalah sebuah garis lurus di sisi sungai Tjiliwong dari area kasteel
ke arah tenggara. Garis lurus ini diduga kanal kuno yang diintegrasikan dengan
kanal-kanal yang dibangun Coen.
Peta 1695 |
Pada Peta 1695, selain kanal-kanal kota Batavia
dan kanal Soenter sudah teridentifikasi tiga kanal baru, yakni: (1) kanal
Antjol dari kota ke muara Antjol; (2) kanal Tjiliwong dari sungai Tjiliwong di benteng
Noordwijk ke sungai Kroekoet di benteng Riswijk; dan (3) kanal Angke dari sungai
Kroekoet di kota ke sungai Angke di benteng Angke.
Pada
Peta 1682 teridentifikasi dua kanal baru, yakni kanal Molenvliet dan kanal
Goenoeng Sahari. Kanal Molenviel adalah kanal dari kanal Tjiliwong di benteng
Riswijk ke kota (kini kanal Hayamwuruk/Gajah Mada); kanal Goenoeng Sahari dari
sungai Tjiliwong di benteng Noordwijk ke arah timur ke pasar Baroe dan ke
Goenoeng Sahari dan kembali ke sungai Tjiliwong di Manggadoea. Pada Peta 1724
kanal Mookervaart sudah diidentifikasi. Seperti disebut di atas kanal
Mookervaart selesai dibangun pada tahun 1687. Kanal Angke terhubung dengan
kanal Mookervaart. Pada tahun 1740 dibangun kanal Kwitang dari sungai Tjiliwong
dan dialirkan melewati pasar Senen, Kemajoran ke kanal Soenter.
terimakasih artikelnya
BalasHapussangat membantu, arigatou senpai
BalasHapusuntuk sumbernya gadicantumin yaa?
BalasHapusPastinya sudah, tetapi sudah (cukup) disebut sumbernya pada artikel lain sebelumnya.
Hapushalo kak, boleh minta emailnya ga ya? saya butuh data mengenai foto sejarah Mookervart untuk tugas skripsi saya. mohon bantuannya kak, terima kasih.
BalasHapusAda di bawah tulisan
Hapusselamat malam pak matua, saya pembaca setia semua tulisan ini dan manambah ilmu juga informasi yang banyak buat saya Terimakasih, ada satu yang mau saya tanya dari tulisan ini Pak, dimana Makam / kuburan Cornelis vincent van mook kutika meninggal ditahun 1688 ? terimakasih
BalasHapusSaya belum lacak bung Sigit. Oleh karena van Mook meninggal di Batavia, maka kuburan di Batavia. Dimana? Mungkin ada baiknya mengindentifikasi area pekuburan di Batavia pada peta-peta tahun 1680an (pada saat ini Batavia dengan batas-batasnya dari pantai ke kota Intan sekarang.
HapusDemikian