Minggu, 04 Desember 2016

Sejarah Jakarta (4): Ekspedisi Pertama ke Pakuan 1703; Nama Buitenzorg Muncul 1810, Resmi Bernama Bogor 1950



Batavia, dengan kastilnya, terletak di muara sungai Ciliwung. Babak baru Batavia kemudian adalah menelusuri daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung hingga ke hulu. Sejak de Houtman tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 1595 dan VOC mendirikan pos pedagangan dengan menggantikan nama Sunda Kelapa dengan Batavia 1619, baru tahun 1703 ada suatu ekspedisi dilakukan ke hulu sungai Ciliwung di Pakuan (kini Bogor).

Ekspedisi (Illustrasi)
Memang ini berbeda dibanding masa-masa sesudahnya. Kehadiran Belanda (VOC) yang awalnya bermotif berdagang (cukup dengan membuka pos perdagangan di pantai/pulau) telah berubah ketika Belanda (pemerintah) yang pada fase berikutnya dengan motif penguasaan wilayah (kolonialisme). Ini bisa dipahami ketika tahun 1863 pemerintah Belanda mulai menempatkan controleur di Laboehan, tidak lama kemudian controleur Deli tahun 1866 telah melakukan ekspedisi ke Bataklanden di pedalaman. Hal serupa ini yang terjadi seperti di Semarang, Surabaya, Padang dan Sibolga.

Melakukan ekspedisi ke hulu pelabuhan adalah upaya membuka ruang ekonomi di hulu untuk memperbesar volume perdagangan bagi pelabuhan di hilir. Misi lain melakukan ekspedisi ke hulu untuk lebih memahami penduduknya dan upaya meminimalkan gangguan yang muncul dari pedalaman. Tujuan berikutnya ekspedisi ke hulu adalah memperluas territorial yang mana pelabuhan sebagai ibukota (hoofdplaats).

Ekspedisi Riebeeck 1703 ke Pakuan

Kabar yang ada selama ini mengenai keberadaan Pakuan di hulu sungai Ciliwung mulai dibuktikan. Suatu ekspedisi tahun 1703 menuju Pakuan Pajajaran dilakukan. Ekspedisi tersebut dipimpin oleh Abraham Jan van Riebeeck. Rute yang dilalui: Benteng - Cililitan - Tanjung (Barat) - Seringsing (Serengseng) – Pondok Cina - Depok – Pondok Terong - Bojong Manggis (dekat Bojonggede) - Kedunghalang - Parungangsana (Tanah Baru).