Senin, 18 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (720): Mengapa Ada Akademisi di Malaysia Kritik Negara Sendiri; Perbandingan Indonesia Malaysia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Akhir-akhir di Malaysia semakin kerap muncul kritik terhadap bernegara, bahkan tidak sedikit guru besar yang melontarkan kritik. Kritik itu tidak hanya soal ekonomi, juga aspek-aspek lain seperti bahasa, pendidikan, budaya hingga permasalahan politik. Kritik terdapat di semua negara, termasuk Indonesia, tetapi kritik di Malaysia banyak hal yang sangat mendasar seperti bahasa, pendidikan dan politik. Mengapa? Di Indonesia permasalahannya sudah selesai, meski ada kritik tetapi sifatnya minor (hanya soal kebijakan dan program).


Malaysia mengadopsi sistem demokrasi parlementer di bawah pemerintahan monarki konstitusional. Malaysia dipimpin oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong yang dipilih dari sembilan sultan negeri Melayu untuk menjabat selama lima tahun sebagai Kepala Negara dan Pemerintah Tertinggi Angkatan Bersenjata. Sistem ini adalah berdasarkan sistem Westminster karena Malaysia merupakan bekas koloni Inggris. Kekuasaan eksekutif ditentukan oleh kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Berdasarkan konstitusi Malaysia, Perdana Menteri haruslah seorang anggota Dewan Rakyat, yang menurut Yang di-Pertuan Agong, memimpin kelompok mayoritas dalam parlemen. Sedangkan kabinet merupakan anggota parlemen yang dipilih dari Dewan Rakyat atau Dewan Negara. Malaysia mengamalkan sistem parlemen dua kamar: Dewan Rakyat dan Dewan Negara. Dewan Negara memiliki 70 orang yang terpilih selama 3 tahun. Pemilihan anggotanya bisa dibagi dua: 26 anggota dipilih oleh Dewan Undangan Negeri sebagai perwakilan 13 negara bagian, 44 anggota lagi ditunjuk oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong atas nasihat Perdana Menteri, termasuk dua anggota dari Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, dan satu anggota masing-masing dari Labuan dan Putrajaya. Dewan Rakyat itu memiliki sebanyak 222 anggota, dan setiap anggota mewakili satu daerah pemilihan. Anggota dipilih atas dasar dukungan banyak pihak melalui pemilu. Setiap anggota Dewan Rakyat menjabat selama 5 tahun, dan setelah itu pemilu yang baru akan diadakan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah mengapa ada akademisi Malaysia kritik negara Sendiri? Seperti disebut di atas, ada perbedaan domain antara Indonesia dan Malaysia dalam hal kritik bernegara. . Lalu bagaimana sejarah mengapa ada akademisi Malaysia kritik negara Sendiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (719): Malaysia Sangat Kecil di Sejarah Indonesia; Bahasa, Budaya, Pendidikan dan Ekonomi Keuangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Malaysia pada dasarnya sangat kecil diantara Indonesia. Ibarat Hongkong atau Taiwan tidak ada artinya dibanding Cina. Demikian juga Sri Lanka diantara India. Dalam perspektif Indonesia, Singapoera dan Malaysia, yang tergolong negara makmur, sesungguhnya sangat kecil dalam berbagai aspek (populasi dan ekonomi serta aspek lainnya termasuk budaya). Pada era kolonial, di Strait Settlement, Inggris merasa lebih kecil dari Hindia Belanda, namun dalam perspektif Malaysia masa kini merasa lebih besar dan hebat dibandingkan Indonesia. Mengapa berbeda persepsi?


Semenanjung Malaya dan pastinya Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan di kawasan selama berabad-abad. Berbagai komoditas seperti keramik dan rempah aktif diperdagangkan bahkan sebelum Kesultanan Melaka dan Singapura mengemuka. Pada abad ke-17, mereka didirikan di beberapa negara bagian. Kemudian, sejak Britania Raya mulai mengambil alih sebagai administrator Malaya Britania, pohon karet dan kelapa sawit diperkenalkan untuk tujuan komersial. Di dalam waktu lama, Malaya menjadi penghasil timah, karet, dan minyak sawit terbesar di dunia. Tiga komoditas ini, beserta bahan mentah lainnya, mengatur tempo ekonomi Malaysia lebih baik sampai abad ke-20. Pada 1970-an, Malaysia mulai meniru ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura) dan berkomitmen kepada transformasi dari ekonomi yang bergantung pada pertambangan dan pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur. Dengan investasi Jepang, industri-industri berat mulai dibuka dan beberapa tahun kemudian, ekspor Malaysia menjadi mesin pertumbuhan primer negara ini. Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7% pertumbuhan PDB disertai dengan inflasi yang rendah pada 1980-an dan 1990-an. Pada dasarnya, pertumbuhan Malaysia bergantung pada ekspor bahan elektronik seperti chip komputer dan sebagainya. Akibatnya, Malaysia merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi pada tahun 1998 dan kemerosotan dalam sektor teknologi informasi pada tahun 2001. Pada September 2005, Howard J. Davies, direktur London School of Economics, di dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, memperingatkan para pejabat Malaysia bahwa jika mereka ingin pasar modal fleksibel kembali, mereka harus mencabut larangan penjualan singkat. Pada Maret 2006, Malaysia mencabut larangan penjualan singkat. Kini, Malaysia dipandang sebagai negara industri baru.  (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Malaysia sangat kecil diantara Indonesia? Seperti disebut di atas, dalam banyak aspek Malaysia sejak dari dulu hingga ini hari hanyalah negara kecil jika dibandingkan dengan Indonesia. Namun dalam perspektif Malaysia merasa besar. Mengapa? Lalu bagaimana sejarah Malaysia sangat kecil diantara Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.