*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini
Apakah
ada pulau di Cirebon? Nah itu dia. Mungkin ada saja masa ini, suatu pulai kecil
dekat muara sungai atau dekat pantai yang merupukan pulau sedimen. Akan tetapi
apakah benar-benar ada pulau di Cirebon, sebut saja Pulau Cirebon? Itu yang
akan diselidiki sebagai bagian dari sejarah Cirebon. Bukti bahwa banyak pulau
hilang di Indonesia, hilang karena abrasi dan menghilang karena menyatu dengan
daratan. Jika itu ada, yang mana? Pertanyaan ini sama dengan apakah ada pulau
Muria? Lalu apakah pulau Karimun semakin luas atau semakin ramping?
Salah satu pulau sedang menjadi ikon pariwisata adalah kepulauan Biawak. Pulau terletak di Laut Jawa (Indramayu). Pulau Biawak di utara semenanjung Indramayu 40 Km dari pantai (kecamatan Indramayu). Kepulauan Biawak, terdiri tiga pulau: Biawak, Candikian, Gosong. Pulau Biawak seluas 120 hektar kaya tanaman bakau. Nama diambil dari banyaknya biawak di kepulauan ini yang dapat ditempuh 3-4 jam perahu motor dari pelabuhan Karangsong, Indramayu. Pulau ini terkenal objek wisata bahari taman laut dan ikan hias serta terumbu karang. Nama lama pulau adalah Pulau Rakit, oleh Pemkab Indramayu dinamakan Pulau Biawak karena satwa unik hidup di habitat air asin dimana setiap jelang matahari terbenam, puluhan biawak berenang di tepian pantai. Selain disebut pulau Biawak, juga disebut Pulau Menyawak dan Pulau Bompyis. Pulau karangnya masih perawan dan hidup. Dua pulau lainnya hanya berupa hamparan pulau karang semata. Pulau Gosong, kondisinya rusak karangnya diambil untuk pengurukan lokasi kilang minyak Pertamina Balongan. Keberadaan pulau ini sangat berbahaya bagi alur pelayaran kapal-kapal laut. Pemerintah Hindia Belanda bangun mercusuar tinggi 65 M oleh ZM Willem tahun 1872 (hingga kini masih berfungsi). Pulau Gosong dan pulau Candikian masing-masing berjarak setengah jam dari Pulau Biawak. Kedua pulau ini tak berpenghuni. Pulau Gosong sendiri sebenarnya lebih luas dari Pulau Biawak sering digunakan untuk bertapa. Pulau ini “hilang” akibat pengerukan untuk pembangunan Balongan sekitar tahun 1980-an (http://infocirebon.com/)
Lantas bagaimana sejarah pulau Cirebon tempo doeloe, hilang tanpa kesan? Seperti di sebut di atas hanya ada pulau di wilayah Indramayu. Di Cirebon pantai-pantainya yang terkenal dan jumlahnya cukup banyak. Apakah dalam hal ini ada benar-bernar ada pulau di Cerebon? Kita bandingkan riwayat pulau Muria dan pulau Karimun di laut Jawa. Lalu bagaimana sejarah pulau Cirebon tempo doeloe, hilang tanpa kesan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pulau Cirebon Tempo Doeloe, Hilang Tanpa Kesan? Riwayat Pulau Muria dan Pulau Karimun di Laut Jawa
Seperti ditanyakan di atas, apakah benar-benar ada pulau di masa lalu yang berada di tengah-tengah kota Cirebon yang sekarang. Pertanyaan ini pada masa ini, tentu akan terkesan mengada-ada? Faktanya, sesuai identifikasi pada Peta 1724, kota Cirebon yang sekarang bermula di suatu titik (benteng) dimana benteng itu berada di bagian dalam teluk. Sementara di tengah teluk diidentifikasi suatu pulau kecil. Pulau kecil inilah yang dipertanyakan dalam artikel ini, sebagai suatu pulau di masa lampau (tetapi kini telah menyatu dengan daratan, dimana teluk sepenuhnya menjadi daratan baru).
Sebagaimana kota-kota di Indonesia dimana hadir orang Eropa/Belanda sejak
era VOC hingga era Pemerintah Hindia Belanda, tempat pemukiman orang Eropa/Belanda
itu yang menjadi cikal bakal kota, termasuk dalam hal diduga kuat awal terbentuknya
kota Cirebon. Origin kota Cirebon tersebut diduga kuat bermula di benteng.
Dalam Peta 1724 benteng itu berada di bagian dalam teluk.
Sebutlah pulau di dalam teluk itu sebagai pulau Cirebon. Pertanyaan yang ingin dijawab dimana pulau Cirebon itu kini berada? Secara geomorfologis, dalam perkembangannya, pulau kecil itu semakin meluas dan juga daratan di semua sisi teluk juga semakin melauas. Perluasan tersebut terjadi karena proses sedimentasi jangka panjang. Akibat dari proses sedimentasi jangka panjang yang menyebabkan meluasnya darata, maka akan terbentuk dua jalan air (terbentuk sungai baru) dengan menemukan cara sendiri menuuju ke pantai/laut. Dua jalur air/sungai baru haruslah berada di utara dan di selatan eks pulau tersebut.
Berdasarkan peta-peta lama era Pemerintah Hindia Belanda, dua jalan air/sungai
baru itu diduga adalah sungai Soekaliah yang juga disebut Kali Anjar berada di arah
utara (pulau kecil), dan sungai Pasoeketan di arah selatan (pulau kecil). Di
daerah aliran sungai Pasoeketan inilah kemudian eksis menjadi pusat perdagangan
yang baru. Di sisi selatan sungai Pasoeketan ini diidentifikasi area kraton
Kanoman. Dalam hal ini, area kraton Kanoman di masa sebelumnya berada di sisi
selatan teluk (sementara di sisi utara/barat teluk diduga berada benteng VOC). Posisi
GPS benteng VOC ini pada masa kini diduga berada sekitar alun-alun (atau tidak
jauh dari alun-alun).
Untuk menduga dimana posisi GPS pulau Cirebon, yang diduga berada diantara sungai Soekalilah/Kali Anjar dan sungai Pasoeketan, hanya satu sumber data yang dapat digunakan untuk menjelaskannya. Secara geomorfologis, untuk menduga dimana posisi GPS pulau Cirebon dapat menggunakan data ketinggian permukaan tanah (dalam meter). Pulau kecil tersebut haruslah lebih tinggi relative terhadap wilayah sekitarnya. Posisi dimana di masa lampau pulau kecil tersebut, pada masa ini berdasarkan geomorfologis diduga berada di sekitar kelurahap Pakalangan.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Riwayat Pulau Muria dan Pulau Karimun di Laut Jawa: Apakah Benar-Benar ada Pulau di Cirebon?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar