*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Nama kampong tempo doeloe, kini menjadi nama kelurahan dan kecamatan di Jakarta Timur: Duren Sawit. Kecamatan yang dibentuk tahun 1993 ini terdiri dari tujuh kelurahan, yakni: Pondok Bambu, Pondok Kelapa, Pondok Kopi, Malaka (Jaya dan Sari), Klender dan Duren Sawit. Keluruhan-kelurahan ini sebelumnya ada yang masuk kecamatan Jatinegara, kecamatan Bekasi Barat dan kecamatan Pondok Gede.
Nama kampong tempo doeloe, kini menjadi nama kelurahan dan kecamatan di Jakarta Timur: Duren Sawit. Kecamatan yang dibentuk tahun 1993 ini terdiri dari tujuh kelurahan, yakni: Pondok Bambu, Pondok Kelapa, Pondok Kopi, Malaka (Jaya dan Sari), Klender dan Duren Sawit. Keluruhan-kelurahan ini sebelumnya ada yang masuk kecamatan Jatinegara, kecamatan Bekasi Barat dan kecamatan Pondok Gede.
Jembatan Toll Kleinder (Peta 1775 dan Peta 1824) |
Sebagai nama kampong lama, sejarah tujuh kelurahan
di Kecamatan Duren Sawit ini memiliki sejarah sendiri-sendiri yang dapat
ditelusuri ke masa lampau. Oleh karena itu, masing-masing nama kampong/kelurahan dibuat terpisah
dalam artikel ini. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.
Sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan
lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru
yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain
disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*
Sejarah
Duren Sawit
Untuk mengenal suatu area/wilayah tempo doeloe mulailah
dengan menelusuri sungai. Sebab sungai (muara, setu dan rawa adalah) penanda
navigasi di daratan. Pada sisi-sisi sungai (muara, setu dan rawa) inilah
bermula kampong-kampong kecil. Sungai tidak hanya digunakan untuk moda
transportasi tetapi juga menjadi sumber air minum, juga sumber ikan. Sungai
juga digunakan untuk pertahanan. Sungai juga menjadi sumber irigasi dengan membuat
kanal. Itulah arti penting sungai di dataran rendah (yang dekat ke laut).
Sungai Tjipinang bermuara di sungai Soenter di Klender (Peta 1904) |
Pada tahun 1665 pemerintah VOC/Belanda mulai
mengubah kebijakannya dari perdagangan yang longgar dengan penduduk pribumi di
pantai menjadi kebijakan baru dimana penduduk sebagai subjek (awal membangun
pemerintahan). Untuk mendukung kekuatannya, direkrut pasukan pribumi (antara
lain dari Ambon, Makassar, Boegis, Bali, Ternate, Banda, Malajoe dan Jawa)
untuk mendukung militer VOC. Mereka ini ditempatkan di seputar Batavia. Mereka
ini selain menjadi pasukan cadangan juga menjadi barier dari ancaman Mataram
dan Banten. Mereka ini kemudian membangun pertanian dan perkampongan di sekitar
sungai, setoe atau rawa, termasuk di daerah aliran sungai Soenter dan sungai
Tjipinang.
Kanal Soenter ke Poelo Gadoeng (Peta 1682) |
Pada perkembangan lebih lanjut, antara jalan
darat sisi timur sungai Tjiliwong (di benteng Meester Cornelis, di sekitar
Berlan yang sekarang) dan jalan darat sisi timur sungai Sonter (pertemuan
sungai Tjipinang dan sungai Soenter) terbentuk jalan penghubung yang mana di
atas sungai Sonter dibangun jembatan. Jembatan ini dibangun oleh pemilik land
(keluarga Kleinder). Jembatan ini sudah diidentifikasi pada Peta 1775. Pada
Peta 1824 lalu lintas jembatan ini dipungut retribusi-tol.
Land Klender tempo doeloe, kini Kelurahan Klender (Now) |
Tunggu deskripsi lengkapnya
Ternyata nama duren sawit juga merupakan nama desa di daerah pati jawa tengah,konon asalnya dari sebutan kata " duren sak wit " duren hanya sepohon, mungkin warga desa tersebut di bawa voc ke batavia dan bermukim di suatu daerah, dan menjadi kampong duren sawit sprti halnya kampong ambon atau kampong melayu
BalasHapusKlender, adalah sebuah kampung besar di Jakarta Timur dimana terdapat kampung-kampung kecil seperti Kp. Tanah Koja,Kp. Jati Ugong, Jatinegara Kaum (-sekarang Wil.Kec. Pulogadung).
BalasHapusKp. Baru Ilir, Kp. Jawa, Kp.Lio, Kp.Pulo Kambing, Kp. Sumur, Kp.Rawa Badung (sekarang- Wil.Kec. Cakung).
Kp. Kapitan/Pertanian, Kp. Kapuk, Kp. Bulak, Kp. Kandang Sapi, Kp. Pondok Bambu, Kp. Rawa Domba (sekarang-Wil.Kec. Duren Sawit).
Kelurahan Klender Pertama berada di belakang Pasar Klender, kemudian pindah ke Kp. Pulo Kambing. Seiring perkembangan atas pemekaran wilayah kecamatan, kelurahan Klender berpindah lagi ke Kp. Kapitan/Pertanian (dekat SMAN 12) kemudian berpindah lokasi lagi ke Kp. Bulak hingga sekarang hasil pemekaran wilayah Kecamatan Jatinegara menjadi Kecamatan Duren Sawit.
Sebelumnya hanya ada 2 kecamatan di daerah Klender. Klender Utara (perbatasan jalan kereta) masuk wilayah Kecamatan Pulogadung. Kecamatan Pulogadung mengalami pemekaran. Sebelah Barat Jl. Raya Bekasi tetap masuk wilayah Kecamatan Pulogadung. Sedangkan sebelah Timur menjadi Kecamatan Cakung hingga sekarang.
Pada Klender Selatan ada 3 kelurahan hasil pemekaran wilayah Kecamatan Jatinegara menjadi Kecamatan Duren Sawit yaitu: Kelurahan Klender di Kp. Bulak, Kelurahan Duren Sawit di Kp. Cilungup dan Kelurahan Pondok Bambu di Kp. Pondok Bambu. Sedangkan batas Kecamatan Jatinegara dengan Kecamatan Duren Sawit dipisah oleh sungai/kali Cipinang.
Nama Klender sendiri pun hingga kini masih merupakan tanda tanya. Mungkin, karena di daerah itu terdapat sebuah Stasiun Kereta bernama Klender dan menjadi ajang perlawanan rakyat terhadap penjajah pada Agresi 1 dan 2 maka daerah itu dikenal dengan nama Klender sampai sekarang. Terlebih di sana lahir nama seorang Tokoh yg sangat disegani oleh masyarakat dan para pejuang lainnya yaitu Haji Darip. Tokoh ini membawa nama Klender dan menyatukan kampung-kampung lainnya menjadi Klender, sebuah perkampungan besar di wilayah Timur Jakarta.
Demikian sedikit tambahan informasi tentang wilayah Klender.
Tambahan yang informatif dan lengkap,
Hapus