Minggu, 15 November 2020

Sejarah Kalimantan (79): Sejarah Landak Kerajaan Kuno Tetangga Kerajaan Tayan; Intan 367 Karat dan Kesultanan Banten

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Barat di blog ini Klik Disini

Nama Landak adalah nama kabupaten di provinsi Kalimantan Barat. Seperti halnya nama Tayan, nama Landak diduga adalah nama kuno. Suatu nama kerajaan di masa lampau yang merujuk pada nama tempat di muara sungai Landak. Muara sungai Landak tersebut masih berada di suatu teluk, suatu teluk dimana juga terdapat nama tempat Tajan yang berada di muara sungai Kapuas. Namun dalam perkembangannya teluk ini kemudian ditutupi oleh daratan akibat proses sedimentasi jangka panjang.

Nama (kerajaan) Landak pada masa lalu sangat terkenal di Eropa karena memiliki intan yang beratnya 367 karat. Suatu karat tertinggi jaman itu yang ditemukan. Kerajaan Landa sebelum kedatangan orang Belanda (VOC), sangat dekat dengan Kesultanan Banten. Oleh karena kesultanan Banteng begitu jauh di pulau Jawa, kerajaan Landak selalu khawatir dengan kerajaan Pontianak.

Bagaimana sejarah Landak sudah barang tentu telah ditulis. Namun karena kerajaan Landak pernah memiliki intan paling berkualitas (367 karat) tentu tetap menarik untuk dipelajari. Namun intan itu belakangan jatuh ke tangan Soeltan Matan. Bagaimana itu bisa terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 14 November 2020

Sejarah Kalimantan (78): Kota Samarinda, Kota Seribu Muara; Sejarah Bagaimana Terbentuknya Muara Baru Sungai Mahakam

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Timur di blog ini Klik Disini 

Muara sungai sudah barang tentu sudah terbentuk sejak jaman kuno. Tentu saja tidak tertutup kemungkinan akan terbentuk muara baru. Hal ini karena adanya proses alam, dimana di muara sungai terjadi proses sedimentasi jangka panjang yang menyebakan sungai mencari jalan menuju laut. Lalu terbentuklah muara baru. Proses pembentukan muara baru inilah diduga mengapa muara sungai Mahakam seakam memiliki seribu muara.

Proses sedimentasi tidak hanya terjadi di muara sungai Mahakam, juga terjadi proses sedimentasi di muara sungai Barito, sungai Kapuas dan lainnya. Tentu saja tidak hanya di pulau Borneo, juga di pantai utara Jawa dan pantai timur pulau Sumatra. Sebagian wilayah kota Jakarta, kota Semarang dan kota Surabaya yang sekarang adalah perairan di teluk yang tertutup daratan karena proses sedimentasi. Seluruh wilayah kecamatan Teluk Naga, kabupaten Tangerang dan kecamatan Muara Gembong, kabupaten Bekasi pada masa lampau adalah teluk dimana sungai Tangerang atau sungai Cisadane dan sungai Karawang atau sungai Citarum bermuara.

Apa menariknya muara sungai Mahakam pada masa ini? Muara sungai Mahakam di Samarinda berbeda dengan muara sungai Barito di Banjarmasin, Pada era kolonial Belanda di Banjarmasin telah dibentuk banyak kanal sehingga pada masa ini Banjarmasin dijuluki sebagai Kota Seribu Sungai. Lalu bagaimana dengan Kota Samarinda, mengapa tidak dibangun kanal dan membiarkan banyak muara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.