Rabu, 06 Desember 2023

Sejarah Bahasa (159): Bahasa Atayal Bahasa Tayal dan Bahasa Tayan di Pulau Formosa Taiwan; Adakah Aksara Asli Populasi Atayal


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Atayal (Tàiyǎ), juga dikenal sebagai Tayal dan Tayan adalah kelompok pribumi dari penduduk asli Taiwan. Pada tahun 2014, suku Atayal berjumlah 85.888 orang. Suku ini memiliki persentase sebesar 15,9% dari total penduduk asli Taiwan, menjadikan suku Atayal sebagai kelompok penduduk asli terbesar ketiga.


Bahasa Atayal (juga dieja Tayal) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh suku Atayal di Taiwan. Squliq dan C’uli’ (Ts’ole’) merupakan dua dialek utama dari bahasa ini. Mayrinax dan Pa’kuali’, dua sub-dialek dari C’uli’, memiliki keunikan tersendiri yang tidak ditemukan dalam dialek-dialek Atayal lainnya karena memiliki perbedaan laras bahasa antara penutur pria dan wanita dalam penggunaan kosakatanya. Beberapa penelitian tentang bahasa Atayal, termasuk mengenai penelitian tata bahasa, telah diterbitkan. Pada dasawarsa 1980-an, kamus dwibahasa Atayal–Inggris telah diterbitkan oleh Søren Egerod. Bahasa Atayal paling sering ditulis dalam alfabet Latin; sebagai aksara baku yang diresmikan oleh pemerintah Taiwan pada tahun 2005. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Atayal bahasa Tayal bahasa Tayan di pulau Formosa, Taiwan? Seperti disebut di atas bahasa Atayal dituturkan orang Atayal di pulau Formasa; Aksara asli kelompok populasi Atayal. Lalu bagaimana sejarah bahasa Atayal bahasa Tayal bahasa Tayan di pulau Formosa, Taiwan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (158): Bahasa Bunun di Pulau Formosa Taiwan; Kelompok Populasi Bahasa Atayal, Bunun, Rukai dan Paiwan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bunun (Bùnóng), juga secara historis dikenal sebagai Vonum adalah masyarakat adat Taiwan. Mereka berbicara bahasa Bunun. Berbeda dengan masyarakat aborigin lainnya di Taiwan, suku Bunun tersebar luas di pegunungan tengah pulau. Pada tahun 2000, suku Bunun berjumlah 41.038 jiwa. Jumlah ini mencakup sekitar 8% dari total populasi penduduk asli Taiwan, menjadikan mereka kelompok penduduk asli terbesar keempat.

 

Bahasa Bunun adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh suku Bunun di Taiwan. Bahasa ini terbagi menjadi lima dialek: Isbukun, Takbunuaz, Takivatan, Takibaka, dan Takituduh. Isbukun, yang merupakan dialek paling umum, dituturkan di Taiwan bagian selatan. Takbunuaz dan Takivatan dituturkan di Taiwan bagian tengah. Takibaka dan Takituduh adalah dialek utara. Dialek yang lainnya, Takipulan, telah punah sejak dasawarsa 1970-an. Suku Saaroa dan Kanakanavu, dua suku yang tinggal dekat daerah penutur dialek Isbukun, juga menuturkan bahasa ini sebagai bahasa kedua mereka. Li (1988) menggolongkan dialek-dialek menjadi tiga cabang utama — Bunun Utara, Tengah, dan Isbukun (juga disebut sebagai Bunun Selatan). Takipulan, dialek keenam, telah punah sejak dasawarsa 1970-an. Isbukun merupakan dialek yang sering dijadikan acuan, juga merupakan dialek yang paling berbeda. Bahasa Bunun awalnya dituturkan di Kotapraja Sinyi (Xinyi) di Kabupaten Nantou. Sejak abad ke-17 dan seterusnya, masyarakat suku Bunun berkembang ke arah selatan dan timur, mengasimilasi masyarakat suku lain seperti Saaroa, Kanakanavu, dan Thao. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Bunun di pulau Formosa, Taiwan? Seperti disebut di atas kolompok populasi asli pulau Formasa antara lain Bunun. Kelompok populasi bahasa pantai timur Atayal, Bunun, Rukai dan Paiwan. Lalu bagaimana sejarah bahasa Bunun di pulau Formosa, Taiwan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Selasa, 05 Desember 2023

Sejarah Bahasa (157): Bahasa Batanic Pulau Babuyan Utara Luzon, Kepulauan Batanes dan Pulau Pongso Na Tao di Selatan Taiwan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Rumpun bahasa Batanic berada di sejumlah pulau (kepulauan) antara pulau Formasa (Taiwan) dan pulau Luzon (Filipina). Ibarat kepulauan Sulu yang menghubungkan pulau Mindanao dan kepulauan Palawan yang menghubungkan pulau Luzon dengan pulau Kalimantan di Sabah. Apakah juga terdapat hubungan bahasa Batanic dengan bahasa-bahasa asli di Taiwan?


Bahasa Batanic (terkadang juga disebut Bashiic atau Ivatanic) adalah kelompok dialek dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini digunakan di Pulau Babuyan di utara Luzon; tiga Kepulauan Batanes, antara Filipina dan Taiwan; dan di Pulau Anggrek di Taiwan selatan. Varietas di Filipina disebut Ivatan (juga dieja Ibatan), atau diberi nama Babuyan, Batan, atau Itbayat menurut nama pulaunya, sedangkan varietas di Taiwan disebut Yami atau Tao. Proto-Batanic telah direkonstruksi oleh Yang (2002). Malcolm Ross (2005) dan Roger Blench (2015) mencantumkan empat bahasa: Yami (atau Tao) di Pulau Anggrek (dialek Imurud, dialek Iraralay, dialek Iranumilek); Itbayat di Pulau Itbayat. Moriguchi (1983) sebagai berikut: Proto-Vasaik Itbayaten Vasay (cabang) Babuyan, Isamorong Yami: Iraralay, Imorod. Bahasa Batanic sering kali dimasukkan ke dalam bahasa Filipina. Blench menyimpulkan bahwa bahasa Batanik telah lama terpecah dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia dan mengandung banyak akar yang bukan bahasa Austronesia standar. Hubungan antara bahasa Batanic dan bahasa Luzon Utara masih belum pasti. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah rumpun bahasa Batanic? Seperti disebut di atas rumpun bahasa ini antara Filipina dan Taiwan. Pulau Babuyan di utara Luzon, Kepulauan Batanes dan Pulau Anggrek di selatan Taiwan. Lalu bagaimana sejarah rumpun bahasa Batanic? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (156): Bahasa Melayu Sulu Filipina dan Bahasa Tagalog; Bahasa Batak dan Wilayah Bahasa Melayu di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Melayu di Filipina merupakan sekelompok etnis asli yang berada di Filipina bagian Selatan khususnya di sekitar kepulauan Sulu dan Mindanao. Orang Filipina di Malaysia terdiri dari orang-orang keturunan Filipina penuh atau sebagian yang lahir atau berimigrasi ke Malaysia. Karena jarak yang dekat antara kedua negara, banyak warga Filipina terutama dari Mindanao bermigrasi ke negara bagian Sabah di Malaysia Sekitar 325.089 orang Filipina tinggal di Malaysia.


Bahasa Melayu ditutur oleh minoriti orang Filipina, khususnya di Kepulauan Sulu dan sebahagian dari Mindanao, kebanyakannya dalam bentuk bahasa-bahasa kreol dan perdagangan. Mengikut sejarah, bahasa Melayu ditutur sebagai lingua franca sebelum jajahan Sepanyol di Filipina dan bahasa Melayu ditutur oleh golongan bangsawan. Ferdinand Magellan menggunakan seorang suruhan Melayu Melaka Enrique untuk bercakap dengan orang Visaya. Varian ini digelar Bahasa Melayu Lama. Walaupun dalam komuniti bukan Melayu, kebanyakannya dalam komuniti Islam, pangkat bangsawan seperti datu atau raja (yang tersendirinya berasal dari bahasa Sanskrit) dikekalkan. Sebahagian besarnya yang lain, dan dialek Melayu yang betul yang dituturkan di Filipina adalah bahasa Indonesia, yang dituturkan oleh orang Indonesia yang menetap atau menjalankan perniagaan di Filipina. Ia juga dipelajari sebagai bahasa asing, oleh pelajar dan ahli-ahli angkatan tentera. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu di wilayah Sulu Filipina dan bahasa Tagalog? Seperti disebut di atas ada bahasa Melayu di Filipina dan ada juga bahasa Filipino di Sabah Malaysia; Bahasa Batak dan wlayah bahasa Melayu di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu di wilayah Sulu Filipina dan bahasa Tagalog? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Senin, 04 Desember 2023

Sejarah Bahasa (155): Bahasa Hatang-Kayi di Luzon Tengah Teluk Manila; Pasangkayu di Mamuju dan Sibatangkayu di Tapanuli


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Hatang-Kayi di pulau Luzon juga disebut bahasa Sinauna. Seberapa banyak populasinya kini tidak diketahui secara pasti tetapi bahasa Hatang-Kayi masih lestari di lima desa: Minanga, Sitio Sari, Sitio Paimuhuan, Sitio Nayon dan Sitio Kinabuan. Nama-nama tersebut mirip dengan nama-nama di wilayah Tapanuli seperti Minanga, Kinabuan dan Sibatangkayu. Di wilayah Mamuju pantai basat Sulawesi ada nama Pasangkayu.


Bahasa Hatang-Kayi, juga dikenal sebagai Sinauna, Kabalat, atau Remontado, adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan di Tanay, Rizal, General Nakar, Quezon (termasuk di Paimahuan, Limoutan, Rodriguez, Rizal dan Antipolo, di Filipina). Penutur asli menyebut bahasa Hatang-Kayi ("bahasa ini"). Sinauna (berarti "kuno" atau "purba" dalam bahasa Tagalog) adalah nama yang digunakan dalam beberapa catatan setelah penemuan bahasa ini pada tahun 1970-an. Nama Agta Remontado juga pernah digunakan, tetapi keliru karena penutur bahasa ini tidak pernah disebut sebagai Agta. Penutur Hatang-Kayi awalnya ditemukan di pegunungan sekitar perbatasan antara distrik Sampaloc di Tanay, Rizal, dan General Nakar, Quezon. Saat ini, Hatang-Kayi dituturkan di lima desa, di mana hanya dituturkan oleh kalangan tua yang berusia lebih dari 50 tahun: Minanga (Sentro), Barangay Limutan; Sitio Sari dan Sitio Paimuhuan, Barangay Limutan; Sitio Nayon, Barangay Santa Inez; Sitio Kinabuan, Barangay Santa Inez (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Hatang-Kayi di Luzon Tengah Teluk Manila? Seperti disebut di atas bahasa Hatang Kayi dituturkan di Luzon Tengah bertetangga dengan Pampanga. Nama Pasangkayu di Mamuju dan Sibatangkayu di Tapanuli. Lalu bagaimana sejarah bahasa Hatang-Kayi di Luzon Tengah Teluk Manila? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (154): Bahasa Kapampangan Bahasa Pampango di Luzon Tengah di Teluk Manila; Nama Papanggo di Tanjung Priok


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kapampangan atau Pampango adalah salah satu suku bangsa di Filipina. Mereka membentuk populasi lebih dari 2 juta jiwa di Filipina. Kapampangan merupakan suku bangsa terbesar keenam di negara itu. Wilayah bahasa berada di Luzon Tengah dekat dengan Teluk Manila. Tokoh dalam sejarah: José Palma, Diosdado Macapagal dan Corazon Aquino.


Bahasa Kapampangan (Pampango, Capampañgan, Pampangueño, dan Amanung Sisuan) terutama dituturkan di Luzon, Filipina oleh sekitar 2,4 juta penuturnya. Kapampangan merupakan anggota bahasa Austronesia dari cabang Melayu-Polinesia, dan juga dikenal sebagai Pampango, Capampangan, Pampangueño atau Amanung Sisuan. Dahulu bahasa Kapampangan ditulis menggunakan aksara Kapampangan penjajahan bangsa Spanyol di Filipina pada abad ke-16. Sekarang bahasa ini ditulis menggunakan alfabet Latin. Contoh Frasa umum: Comusta ca? - Apa kabar? Masalese cu pu. - Saya baik-baik saja; Nanung lagyu mu? - Siapa namamu? Casanting mo! - Kamu begitu tampan! Uwa – Ya, Ali – Tidak; Bilangan: 1 Metung/Isa 2 Adua 3 Atlu 4 Apat 5 Lima 6 Anam 7 Pitu/pito 8 Walu/walo 9 Siyam 10 Apulu 11 Labing metung 12 Labing adua 13 Labing atlu (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kapampangan Bahasa Pampango di Luzon Tengah Teluk Manila? Seperti disebut di atas bahasa Papango dituturkan orang Pampango di Luzon Tengah. Nama Papanggo di Tanjung Priok. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kapampangan Bahasa Pampango di Luzon Tengah Teluk Manila? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982