*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini
Singapura sejak dulu adalah pelabuhan internasional. Para pedagang manca negara seperti Eropa (Inggris, Belanda), Arab, India, Tiongkok dan Jepang di Singapura sudah mengenal Natuna sebagai bagian wilayah Indonesia (baca: Hindia Belanda). Pulau-pulau Natuna ini sangat membantu bagi pelayaran mereka yang melintas di Laut Cina Selatan karena sewaktu-waktu dapat dijadikan sebagai tempat berlindung ketika badai besar terjadi. Lantas mengapa kini, laut (sebelah) utara Natuna diklaim Cina sebagai wilayah tradisionalnya?
Singapura sejak dulu adalah pelabuhan internasional. Para pedagang manca negara seperti Eropa (Inggris, Belanda), Arab, India, Tiongkok dan Jepang di Singapura sudah mengenal Natuna sebagai bagian wilayah Indonesia (baca: Hindia Belanda). Pulau-pulau Natuna ini sangat membantu bagi pelayaran mereka yang melintas di Laut Cina Selatan karena sewaktu-waktu dapat dijadikan sebagai tempat berlindung ketika badai besar terjadi. Lantas mengapa kini, laut (sebelah) utara Natuna diklaim Cina sebagai wilayah tradisionalnya?
Natuna (merah); Spratly (kuning) |
Klaim Cina tidak hanya soal laut
Natuna. Sebelumnya Cina telah berselisih paham dengan Viernam dan Filipina.
Lantas pertanyaannya. Bagaimana Cina membuat klaim pada laut (sebelah) utara
Natuna, yang secara spasial berada di antara negara-negara regional di Asia
Tenggara (ASEAN)? Apakah Cina tengah coba mengganggu keamanan regional? Itu
masalah lain. Tujuan tulisan ini adalah untuk membuktikan Natuna adalah wilayah
Indonesia sejak lama. Untuk itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.