Senin, 08 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (220): Pahlawan Nasional Wanita di Indonesia; Dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam daftar Pahlawan Nasional, juga terdapat sejumlah wanita. Seperti pada artikel sebelumnya, tidak hanya yangtua yang berjuang tetapi juga yang muda, dalam hal ini yang berjuang juga tidak hanya laki-laki juga perempuan. Di dalam daftar, Pahlawan Nasional Wanita berasal dari berbagai daerah: Dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote. Ini artinya para pejuang terdapat dimana-mana, termasuk para permpuan yang berjuang yang tidak/belum ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional.

Ada dua hari yang diperingati di Indonesia yang dihubungkan dengan peranan perempuan, yakni Hari Ibu dan Hari Kartini. Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, dimana hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Hari Kartini diperingati pada tanggal 21 April. Penghargaan terhadap usaha Kartini tertuang dalam instruksi Keputusan Presiden Republik Indonesia No 108 Tahun 1964, pada tanggal 2 Mei 1964, dimana Presiden Sukarno menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Sukarno juga menetapkan hari lahir Kartini, 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional wanita Indonesia? Seperti disebut di atas, Pahlawan Nasional wanita Indonesia cukup banyak. Mereka berasal dari berbagai daerah di IndonesiL dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote. Bagaimana Pahlawan Nasional wanita Indonesia berjuang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 07 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (219): Pahlawan Nasional Berusia Muda, Sersan Osman dan Kopral Harun; Politik Luar Negeri Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Nasional adalah pahlawan semua umur, tua dan muda. Tentu saja laki-laki dan perempuan. Pahlawan Nasional dari golongan muda tentulah menarik untuk diperhatikan. Dua diantara Pahlawan Nasional yang tergolong muda adalah Sersan II KKO Janatin alias Osman dan Kopral KKO Harun. Mereka berdua dihubungkan dengan peristiwa politik luar negeri. Sersan II Osman Janatin 25 tahun (18-03-1943-17-10-1968) dan Kopral II Harun Tohir 21 tahun (04-04-1947-17-10- 1968). Berdua wafat pada hari yang sama di Singapura dan pada hari yang sama ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dengan surat keputusan yang sama (050/TK/1968). Mengapa bisa begitu?

 

Pada tahun 2014 nama Pahlawan Nasional Osman dan Harun ditabalkan sebagai nama kapal perang Republik Indonesia (KRI). Pemerintah Singapura melakukan protes. Penmerintah Singapura beralasan hanya kan mengorek kembali luka lama warga Singapura, terutama keluarga para korban dalam peristiwa 10 Maret 1965, pukul 15.07 dimana bom berkekuatan besar meledak di Gedung McDonald House di Orchard Road, Singapura. Tiga hari setelah kejadian mereka ditangkap. Beberapa bulan kemudian pada tanggal 20 Oktober 1965, Usman dan Harun divonis bersalah. Kasasi mereka ditolak Pengadilan Federal Malaysia pada 5 Oktober 1966. Permintaan terbuka Presiden RI untuk memberikan keringanan hukuman juga ditolak. Akhirnya mereka berdua dieksekusi gantung di penjara Changi tanggal 17 Oktober 1968. Pemerintah Indonesia hanya pasarah dan hanya bisa memberikan langsung gelar Pahlawan Nasional dengan SK Presiden No.050/TK/1968. Jenazah dibawa ke Jakarta, dan dimakamkan di  Taman Makam Pahlawan Kalibata (Tempo).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional berusia muda Osmaan dan Harun? Seperti disebut di atas, keduanya dieksekusi dalam kasus politik luar negeri di Singapura pada tanggal 17 Oktober 1968? Lantas bagaimana itu semua terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.