*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Basemah atau juga disebut Melayu Besemah, Besemah, Pasemah atau Pesemah adalah
suku di wilayah si Pagaralam, Empat Lawang, Lahat, Ogan Komering Ulu Selatan,
dan Muara Enim. Suku ini secara umum bermukim di sekitar kawasan gunung Dempo. Suku
Pasemah di Bengkulu dibedakan atas dua kelompok. Suku Pasemah Kedurang berasal
dari Pasemah Lehar di Sumatera Selatan di wilayah Manna. Orang Pasemah Padang
Guci berasal dari Lahat danTanjung Enim di Sumatera Selatan di Manna dan Kaur.
Bahasa Basemah atau Melayu Basemah adalah sebuah bahasa dari rumpun Melayu Tengah. Bahasa ini dipertuturkan oleh setidaknya 400.000 orang di dataran tinggi barat daya Sumatra, terutama di provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu. Bahasa Basemah dianggap sebagai bagian dari kelompok isolek Melayik yang dipertuturkan di separuh selatan Bengkulu serta dataran tinggi di bagian barat Sumatera Selatan, secara tradisional disebut sebagai kelompok bahasa Melayu Tengah. Secara sosiolinguistik, bahasa Basemah dapat pula dikelompokkan sebagai bahasa Melayu vernakular, karena bahasa ini merupakan bagian dari ragam cakapan tradisional orang-orang Melayik, bukan ragam Melayu Kreol seperti bahasa Melayu Ambon. Suku Basemah yang hidup di sekitar Gunung Patah di wilayah Sumatera Selatan, memiliki dua tradisi yakni matrilineal dan patrilineal. Tradisi matrilineal berlaku pada marga Semende daghat (darat) (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Pasemah di wilayah Sumatra Bagian Selatan? Seperti disebut di atas bahasa Pasemah di pedalaman Sumatra Selatan dan di pesisir Bengkulu. Bahasa bahasa di Palembang, Bengkulu dan Lampung. Lalu bagaimana sejarah bahasa Pasemah di wilayah Sumatra Bagian Selatan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.