Jumat, 03 Februari 2023

Sejarah Surakarta (76): Pemerintahan di Soerakarta, Masa ke Masa Era Pemerintah Hindia Belanda; Soerakarta di Jawa Tengah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Narasi sejarah pemerintahan di Soerakrata masa kini paling tidak muncul dua versi: Pemerintahan yang hanya membatasi pada penduduk setempat dan pemerintahan semasa Pemerintahan Hindia Belanda saja. Sejatinya, Surakarta adalah Soerakarta. Oleh karena itu, system pemerintahan apapun yang terjadi, sejauh sejarah wilayah Soerakarata yang dibicarakan, seharusnya semua rezim yang pernah memerintah harus diperhatikan.   


Eksistensi kota ini di mulai di saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton: Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, menjadikan kota Solo sebagai kota dengan dua admistrasi. Kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Selama 10 bulan, Solo berstatus sebagai daerah setingkat provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Istimewa Surakarta. Selanjutnya, karena berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS, maka pada tanggal 16 Juni 1946 pemerintah Rl membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan Kasunanan dan Mangkunegaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat dan keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Solo ditetapkan menjadi tempat kedudukan dan residen yang membawahi Karisidenan Surakarta (Residentie Soerakarta) dengan luas daerah 5.677 km2. Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati (sekarang bernama Kabupaten Sragen), Kabupaten Wonogiri Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali. sedangkan tanggal 16 Juni sampai sekarang ini diperingati sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta. Kota Surakarta. Setelah Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah (https://dprd.surakarta.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah pemerintahan di Soerakarta, dari masa ke masa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas bagaimana sejarah pemerintahan di Soerakarta dari masa ke masa kurang terinformasikan. Hal itu karena pemerintahan pada era Pemerintah Hindia Belanda tidak terinformasikan. Yang jelas kini Kota Soerakarta menjadi bagian daerah provinsi Jawa Tengah. Lalu bagaimana sejarah pemerintahan di Soerakarta, dari masa ke masa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (75): George McTurnan Kahin dan Sejarah di Soerakarta; Hubungan Amerika dan Indonesia dari Masa ke Masa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Siapa George McTurnan Kahin? Itu satu hal. Lalu apa hubungannya nama George McTurnan Kahin dengan sejarah di Soerakarta? Itu hal lain lagi. Okelah. Siapa sesungguhnya George McTurnan Kahin? George McTurnan Kahin adalah seorang Amerika, yang sejak awal sudah begitu dekat dengan Indonesia, bahkan sejak terjadinya pendudukan militer Belanda/NICA di wilayah Republik pada tahun 1948.


George McTurnan Kahin (1918-2000) seorang sejarawan Amerika Serikat. George McTurnan Kahin lahir 25 Januari 1918, di Baltimore, menerima gelar B.S. bidang sejarah dari Universitas Harvard tahun 1940. Selama Perang Dunia II, Kahin bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat antara tahun 1942 dan 1945, di mana "ia dilatih sebagai salah satu anggota dari kelompok GI berjumlah 60 orang yang akan diterjunkan ke Indonesia yang diduduki Jepang mendahului pasukan Sekutu". Namun, operasi itu dibatalkan. Akibatnya, satuannya dikirim ke medan perang di Eropa. Selama periode ini, ketertarikannya terhadap Asia Tenggara dan dia belajar berbicara bahasa Indonesia dan Belanda. Kahin kembali setelah perang untuk menyelesaikan studi masternya dari Universitas Stanford tahun 1946. Tesisnya berjudul The Political Position of the Chinese in Indonesia. Ia pergi ke Indonesia tahun 1948 untuk penelitian selama perang kemerdekaan Indonesia. Dia ditangkap pemerintah kolonial Belanda dan diusir. Setelah Kahin diusir dari Indonesia pada tahun 1949, ia membantu diplomat muda Indonesia Sumitro Djojohadikusumo, Soedarpo Sastrosatomo, dan Soedjatmoko selama mereka bekerja di PBB dan di Washington, D.C. Ia juga menjalin hubungan dekat dengan Soekarno dan Mohammad Hatta, Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Kahin menerima gelar Ph.D. dalam ilmu politik dari Universitas Johns Hopkins pada tahun 1951. Disertasinya, yang berjudul Nationalism and Revolution in Indonesia Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia (Kahin 1952), dianggap sebagai karya klasik tentang sejarah Indonesia (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah George McTurnan Kahin dan Sejarah Soerakarta? Seperti disebut di atas, George McTurnan Kahin sudah lebih awal mengenal Indonesia sebelum orang-orang Indonesia mengenalnya. Bagaimana bisa begitu? Hubungan Amerika dan Indonesia sudah ada dari masa ke masa bahkan sejak era VOC. Bagaimana bisa? Lalu bagaimana sejarah George McTurnan Kahin dan Sejarah Soerakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 02 Februari 2023

Sejarah Surakarta (74):Masjumi dan Perdana Menteri Mr Boerhanoeddin Harahap; Partai Islam Masa ke Masa, Bermula di Soerakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Masjumi dan Perdana Menteri Boerhanoeddin Harahap memiliki hubungan terkait satu sama lain. Lalu apa hubungannnya Boerhanoeddin Harahap dengan kota Soerakarta? Satu yang jelas partai Islam dari masa ke masa bermula di Soerakarta. Boerhanoeddin Harahap adalah salah satu aktivis muda Islam pada era perang kemerdekaaan Indonesia yang telah turut dalam terbentuknya parati Islam, Masjumi.    


Burhanuddin Harahap (12 Februari 1917-14 Juni 1987) merupakan politikus Indonesia dari Partai Masyumi yang menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-9 (12 Agustus 1955- 24 Maret 1956). Lahir di Medan, Burhanuddin berasal dari keluarga Batak dan ayahnya merupakan pegawai pemerintah, pindah ke Jawa untuk melanjutkan studi, dan mulai aktif pergerakan nasional sebelum kuliah di Rechthoogeschool di Batavia. Setelah Indonesia merdeka, Burhanuddin menjadi anggota Masyumi dan mulai aktif berpolitik. Sebagai ketua fraksi Masyumi di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara, Burhanuddin turut menjatuhkan Kabinet Wilopo karena persoalan hubungan bilateral dengan Uni Soviet, dan ia pernah ditunjuk sebagai formatur (pemegang tugas penyusunan pemerintah) meskipun gagal membentuk kabinet. Ia kembali ditunjuk sebagai formatur pada 1955, dan berhasil membentuk kabinet hasil koalisi partai-partai kecil dan Nahdlatul Ulama (NU). Kebijakan Burhanuddin sebagai perdana menteri banyak yang berlawanan dengan kebijakan pendahulunya, Ali Sastroamidjojo. Selama tujuh bulan pemerintahannya, Burhanuddin menjalankan kebijakan ekonomi berhaluan liberal. Setelah Masyumi gagal memenangkan pemilihan umum 1955, pemerintahan Burhanuddin melemah sampai akhirnya jatuh karena NU, yang tidak sepakat dengan pilihan Burhanuddin untuk bernegosiasi dengan Belanda dalam penyelesaian sengketa Irian Barat (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Masjumi dan Perdana Menteri Boerhanoeddin Harahap? Seperti disebut di atas, Boerhandoeddin Harahap tokoh partai Islam yang menjadi aktivitas mahasiswa Islam di Yogjakarta. Apakah hubungan Masjumi dan Boerhanoeddin Harahap dengan Solo? Satu yang jelas partai Islam masa ke masa, bermula di Soerakarta. Lalu bagaimana sejarah Masjumi dan Perdana Menteri Boerhanoeddin Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (73): Republik Indonesia Serikat (RIS) vs Negara Kesatuan Republik Indonesia;Federalis vs Republiken Surakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Hingga saat Indonesia masih tetap bersatus Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itu bermula ketika bangsa Indonesia menyatakan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian bentuk negara Indonesia sebagai Republik (Republik Indonesia). Kehadiran Belanda/NICA menyebkan terbentuknya negara-negara federal yang kemudian terbentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun itu tidak lama karena para Republiken terus berjuang sehingga kembali ke bentuk persatuan dan kesatuan: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). 


Republik Indonesia Serikat disingkat RIS, adalah sebuah negara republik parlementer federal 27 Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950. RIS terbentuk setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda 27 Desember 1949, merupakan perserikatan antara Republik Indonesia dan negara-negara federal yang dibentuk Belanda (1946-1949). Federasi RIS lahir hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar, yakni Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Federal (BFO); dan Belanda. Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan pada 17 Agustus 1950 dan digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. RIS bermula diskusi antara Inggris dan Belanda (Hubertus van Mook) mengusulkan penentuan nasib sendiri untuk persemakmuran Indonesia. Pada Juli 1946, Belanda menyelenggarakan Konferensi Malino di Sulawesi di mana perwakilan dari Kalimantan dan Indonesia bagian timur mendukung proposal untuk berdirinya Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal, yang memiliki hubungan dengan Belanda. Selanjutnya pada tanggal 15 November dengan Perjanjian Linggarjati, di mana Republik Indonesia menyatakan secara sepihak menyetujui prinsip Indonesia federal. Belanda kemudian mendirikan negara-negara bagian di wilayah-wilayah yang mereka duduki, antara lain Sumatra Timur (Desember 1947); Madura dan Jawa Barat (Februari 1948); Sumatra Selatan (September 1948; dan Jawa Timur (November 1948). Para pemimpin di wilayah ini kemudian membentuk apa yang disebut sebagai Majelis Permusyawaratan Federal / Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO). Konferensi Meja Bundar antara Belanda dan Indonesia di Den Haag (Agustus-November 1949), menghasilkan kesepakatan yang menyatakan bahwa Belanda setuju untuk menyerahkan kedaulatan Hindia Belanda kepada Indonesia (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Republik Indonesia Serikat RIS versus Negara Kesatuan Republik Indonesia? Seperti disebut di atas, proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 kemudian menetapkan Negara Republik Indonesia. Namun keinginan Ratu Belanda untuk Kerjasama, maka konsep negara federal dimunculkan yang akhirnya terbentuk negara RIS, tetapi kemudian Kembali ke bentuk NKRI. Dalam hal ini bagaimana Federalis vs Republiken di Surakarta? Lalu bagaimana sejarah Republik Indonesia Serikat RIS versus Negara Kesatuan Republik Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 01 Februari 2023

Sejarah Surakarta (72): Serangan Umum di Soerakarta, Bagaimana? Serangan Umum di Jogjakarta, Apa Ada Lagi di Tempat Lain?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Dalam masa perang kemerdekaan Indonesia, ada yang disebut tindakan bumi hangus dan ada yang disebut serangan dengan taktik gerilya. Di Jogjakarta dilakukan serangan gerilya yang melibatkan berbagai pihak. Serangan ini pada masa kini disebut Serangan Umum. Dalam narasi sejarah masa kini juga ada serangan umum yang dilakukan dikenal sebagai serangan umum Soerakarta. Dalam hubungan ini apakah ada serangan umum yang lain di tempat lain? .


Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang terjadi pada tanggal 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Ini bermula setelah Agresi Militer Belanda II (Desember 1948), TNI mulai menyusun strategi pukulan balik. Awal Februari 1948, Letkol. dr. Wiliater Hutagalung perwira teritorial sejak September 1948 ditugaskan membentuk jaringan persiapan gerilya di wilayah Divisi II dan III. Ia bertemu dengan Panglima Besar Sudirman dan menginstruksikan memikirkan langkah-langkah harus diambil. Hutagalung menjadi penghubung antara Panglima Sudirman dengan Panglima Divisi II, Kolonel Gatot Subroto dan Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng. Rapat Pimpinan Tertinggi Militer dan Sipil di wilayah Gubernur Militer III, 18 Februari 1949 juga dihadiri Gubernur Militer/Panglima Divisi III Kol. Bambang Sugeng dan Letkol Wiliater Hutagalung, Komandan Wehrkreis II, Letkol. Sarbini Martodiharjo, dan pucuk pimpinan pemerintahan sipil. Letkol Wiliater Hutagalung sebagai penasihat Gubernur Militer III menyampaikan gagasan yang telah disetujui oleh Panglima Besar Sudirman, dan kemudian dibahas bersama-sama. Dalam menyebarluaskan berita ini ke dunia internasional dibantu Kol. TB Simatupang. Sebagaimana telah digariskan dalam pedoman pengiriman berita dan pemberian perintah, perintah yang sangat penting dan rahasia, harus disampaikan langsung oleh atasan kepada komandan pasukan yang bersangkutan. Rencana penyerangan atas Yogyakarta yang ada di wilayah Wehrkreise I di bawah pimpinan Letkol. Suharto, akan disampaikan langsung Kolonel Bambang Sugeng. Setelah semua persiapan matang (keputusan diambil tanggal 24 atau 25 Februari), serangan akan dilancarkan tanggal 1 Maret 1949, pukul 06.00. Puncak serangan dilakukan terhadap kota Yogyakarta (ibu kota negara) 1 Maret 1949, dibawah pimpinan Letnan Kolonel Suharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Serangan Umum di Surakarta, bagaimana terjadinya? Seperti disebut di atas, Serangan Umum yang terkenal terjadi di Jogjakarta. Tentu saja juga disebut ada serangan umum di Soerakarta. Apakah ada serangan umum di tempat lain? Lalu bagaimana sejarah Serangan Umum di Surakarta, bagaimana terjadinya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (71): Kolonel Abdul Haris Nasoetion dan Soerakarta; Kota Solo dan Panglima Jawa Era Perang Kemerdekaan RI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini 

Apa hubungan (kota) Soerakarta dengan Abdoel Haris Nasoetion? Jelas berbeda dengan Parada Harahap dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap yang cukup kenal dengan Soerakarta pada era Pemerintah Hindia Belanda. Yang kenal dengan Soerabaja semasa adalah Radjamin Nasoetion. Hubungan Abdoel Haris Nasoetion dengan Soerakarta baru dimulai pada saat perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Jika dulu Parada Harahap adalah The King Java Press, Abdoel Haris Nasoetion pada era perang kemerdekaan Indonesia adalah Panglima Jawa. 


Jenderal Besar TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Abdul Haris Nasution (3 Desember 1918 – 6 September 2000) adalah seorang jenderal dan politikus Indonesia. Ia menjadi anggota KNIL, tetapi setelah invasi Jepang bergabung dengan Pembela Tanah Air (Peta). Setelah proklamasi kemerdekaan, ia mendaftar di angkatan bersenjata Indonesia yang masih muda, dan bertempur selama Revolusi Nasional Indonesia. Pada tahun 1946, ia diangkat menjadi komandan Divisi Siliwangi, unit gerilya yang beroperasi di Jawa Barat. Setelah revolusi nasional berakhir, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Abdul Haris Nasution sendiri dilahirkan di Desa Hutapungkut, Mandailing dari keluarga Batak Muslim. Ayahnya seorang pedagang, yang religius dan anggota organisasi Sarekat Islam. Namun, setelah lulus dari sekolah pada tahun 1932, Nasution menerima beasiswa untuk belajar di Sekolah Raja Bukittinggi. Pada tahun 1935 Nasution pindah ke Bandung untuk melanjutkan studi, Setelah lulus pada tahun 1937, Nasution kembali ke Sumatra dan mengajar di Bengkulu. Setahun kemudian Nasution pindah ke Tanjung Raja, dekat Palembang, dimana dia melanjutkan mengajar. Pada tahun 1940, pemerintah kolonial Belanda membentuk korps perwira cadangan yang menerima orang Indonesia. Nasution kemudian bergabung, dia dikirim ke Akademi Militer Bandung. Pada bulan September 1940 dia dipromosikan menjadi kopral, tiga bulan kemudian menjadi sersan. Dia kemudian menjadi perwira KNIL. Pada tahun 1942 Jepang menyerbu dan menduduki Indonesia, Nasution di Surabaya, ditempatkan untuk mempertahankan pelabuhan. Nasution kemudian menemukan jalan kembali ke Bandung dan kemudian membantu milisi PETA yang dibentuk oleh penjajah Jepang (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Abdoel Haris Nasoetion dan Soerakarta? Seperti disebut di atas, Abdoel Haris Nasoetion baru lebih intens mengenal Soerakarta pada era perang kemerdekaan Indonesia. Pada masa ini Abdoel Haris Nasoetion sebagai Panglima Jawa dan kerap berkunjung ke Soerakarta. Lalu bagaimana sejarah Abdoel Haris Nasoetion dan Soerakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.