Selasa, 28 November 2023

Sejarah Bahasa (143): Bahasa Bisayak di Filipina, Bahasa Batak di Indonesia; Ragam Dialek Bisayak, Ragam Dialek BahasaBatak


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Dua bahasa asli utama di Filipina adalah bahasa Tagalog (di pulau Luzon) dan bahasa Bisaya. Ibarat bahasa Jawa (di pulau Jawa) dan bahasa Melayu, bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, di Filipina bahasa Tagalog menjadi bahasa Filipina. Ibu kota Filipina di Manila (Luzon), ibu kota Indonesia di Djakarta (Jawa).


Bisayak (bahasa Cebu: Binisayâ; bahasa Inggris: Visayan) adalah satu kelompok bahasa dari rumpun bahasa Filipina yang terkait dengan Tagalog dan Bikol, yang ketiganya adalah bagian dari bahasa-bahasa Filipina Tengah. Bahasa Bisayak dituturkan di Filipina kebanyakan di Bisayak, selain itu dituturkan juga di daerah Bikol (khususnya di Masbate), kepulauan di selatan Luzon, yang merupakan bagian dari Romblon, sebagian besar daerah di Mindanao, dan provinsi Sulu yang terletka di barat daya Mindanao. Lebih dari 30 bahasa menjadi bagian dari keluarga bahasa Bisayak. Bahasa Bisayak dengan penutur terbanyak adalah Cebú, yang dituturkan oleh 20 juta orang sebagai bahasa ibu di Bisayak Tengah, sebagian Bisayak Timur, timur region pulau Negros, dan sebagian besar Mindanao. Dua bahasa Bisayak lain yang terkenal dan dituturkan secara luas adalah Hiligaynon (Ilonggo), dituturkan oleh 7 juta orang di sebagian besar Bisayak Barat, barat region Pulau Negros dan Waray-Waray, yang dituturkan oleh 3 juta orang di Bisayak Timur. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Bisayak di Filipina dan bahasa Batak di Indonesia? Seperti disebut di atas bahasa Bisayak dan bahasa Batak memiliki dialek-dialek bahasa. Ragam dialek bahasa Bisayak dan ragam dialek bahasa Batak. Lalu bagaimana sejarah bahasa Bisayak di Filipina dan bahasa Batak di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (142): Bahasa Filipino; Bahasa Tagalog Bahasa Daerah di Filipina, Bahasa Melayu Bahasa Daerah di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Orang Filipina (Tagalog atau Filipino: Mga Pilipino) merupakan sekelompok orang yang tinggal di Filipina. Ada sebanyak 180 bahasa digunakan di Filipina, kebanyakan mereka berbicara dalam rumpun bahasa Austronesia. Kebanyakan mereka berbicara dalam bahasa Inggris sebagai bahasa kedua apalagi ada bahasa-bahasa Filipino. Kebudayaan Filipina diserap dari penjajah Spanyol, Amerika, dan kebudayaan asli.


Bahasa Filipino (Wikang Filipino) mengacu pada pada bahasa nasional (Wikang pambansa/Pambansang wika) dari Filipina. Bahasa ini dirancang sebagai bahasa resmi bersama dengan bahasa Inggris. Filipino merupakan ragam standar dari bahasa Tagalog, yang juga merupakan bahasa daerah dari rumpun Austronesia yang dipertuturkan secara luas di Filipina. Pada tahun 2007, bahasa Tagalog menjadi bahasa pertama dengan penutur 28 juta orang atau sepertiga penduduk Filipina, sedangkan Filipino menjadi bahasa kedua untuk 45 juta orang. Filipino merupakan salah satu dari 185 bahasa-bahasa yang ada di Filipina yang tercatat dalam Ethnologue. Secara resmi, bahasa Filipino dijabarkan sebagai bahasa jati yang dipergunakan secara lisan dan tulis di Metro Manila, Wilayah Ibu kota Nasional dan juga pusat-pusat perkotaan di seluruh kepulauan (Filipina) oleh Komisi Bahasa Filipino (Komisyon sa Wikang Tagalog atau KWF). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Filipino? Seperti disebut di atas bahasa Filipino adalah bahasa orang Filipina seperti halnya bahasa Indonesia adalah bahasa orang Indonesia. Bahasa Tagalog bahasa daerah di Filipina dan bahasa Melayu bahasa daerah di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Filipino? Lantas bagaimana sejarah bahasa Filipino? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Senin, 27 November 2023

Sejarah Bahasa (141): Bahasa Tagalog di Wilayah Filipina dan Bahasa Mongondow di Sulawesi Utara; Era Spanyol dan Amerika


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Tagalog adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan secara luas di Filipina. Bahasa ini masih mempunyai hubungan keluarga dengan bahasa-bahasa di Kalimantan dan Gorontalo-Sulawesi Utara utamanya Bahasa Mongondow maupun Sabah. Tergolong keluarga bahasa Austronesia, bersama-sama dengan bahasa Maori, Indonesia, Melayu, Hawaii, dan bahkan bahasa-bahasa kesukuan di Taiwan. Kesamaan dengan Bahasa Indonesia ini terletak pada banyaknya kemiripan kosakata seperti anak, mahal, murah, kambing, ako dan ikaw.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa Tagalog adalah salah satu dialek dari bahasa resmi negara yaitu Filipino, dituturkan oleh lebih kurang 21 juta orang sebagai bahasa pertama dan 50 juta lainnya sebagai bahasa kedua. Karena penutur yang sedemikian banyak, banyak orang Indonesia mengira Tagalog sebagai bahasa resmi. Penutur bahasa Tagalog sebagai bahasa ibu terkonsentrasi di provinsi Bulacan, Bataan, Aurora, Batangas, Cavite, Laguna, Metro Manila, Nueva Ecija, Quezon dan Rizal. Sedangkan di luar Pulau Luzon, bahasa Tagalog dituturkan di kepulauan Lubang, Marinduque dan bagian utara serta timur pulau Mindoro. Pada mulanya bahasa Tagalog ditulis dengan huruf baybayin atau juga disebut alibata, yang berakar dari huruf Brahmi dan terdiri atas 17 huruf, yakni 3 huruf hidup dan 14 huruf mati yakni a, i, u, ka, nga, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, la, wa, sa dan ha. Bukti ini ditemukan oleh para penjajah Spanyol pada abad ke-16. Bahasa Tagalog terbagi atas beberapa dialek, seperti dialek Lubang, Manila, Marinduque, Bataan, Batangas, Bulacan, Tanay-Paete dan Tayabas. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Tagalog di wilayah Filipina dan bahasa Mongondow di Sulawesi Utara? Seperti disebut di atas bahasa Tagalog dituturkan di wilayah Filipina. Era Spanyol dan Amerika. Lalu bagaimana sejarah bahasa Tagalog di wilayah Filipina dan bahasa Mongondow di Sulawesi Utara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (140): Bahasa Saluan di Semenanjung Banggai; Teluk Tomini, Laut Maluku dan Laut Banda Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Saluan adalah bahasa yang digunakan di wilayah kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Bahasa ini dipakai oleh tiga etnis suku Saluan, yaitu Saluan Loinang, Saluan Obo, dan Saluan Lingketeng. Asal usul orang Saluan belum sepenuhnya diketahui. Ada yang berpendapat dari Sulawesi Selatan (Luwu) dan ada yang mengatakan orang Saluan berasal dari Maluku bermigrasi ke Sulawesi pada abad ke-14 atau ke-15. Mereka termasuk dalam kelompok masyarakat Melanau, dan bahasa mereka berkaitan dengan bahasa-bahasa yang ada di Maluku.


Suku Saluan merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami wilayah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Jumlah masyarakat Saluan berdasarkan sensus penduduk 2016 lebih kurang 200.000 jiwa. Masyarakat asli Saluan adalah orang Loinang yang berarti orang gunung. Hal ini sesuai dengan tempat tinggal suku asli Saluan yang sebagian besar di daerah pegunungan. Suku Saluan adalah suku besar di Kabupaten Banggai. Nama Saluan adalah salah satu dari ke tiga anak Raja yang memerintah dahulu kala, Saluan ini merupakan anak Bungsu sang Raja. Suku Saluan terbagi atas beberapa bagian yaitu Saluan Lingketeng, Saluan Loinang dan juga Saluan Obo. Yang membedakan dari ke tiga Suku ini adalah dialek bahasa yang sedikit berbeda, asal mula dari ke tiga saluan di atas pun berbeda. Saluan Lingketeng berasal dari pedalaman Kecamatan Pagimana, kemudian Saluan Loinang berasal dari pedalaman Simpang Kecamatan Simpang Raya sedangkan Saluan Obo berasal dari pedalaman perbatasan antara Kabupaten Banggai dan Kabupaten Tojo Una-Una. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Saluan di semenanjung Banggai? Seperti disebut di atas bahasa Saluan dituturkan dio kabupaten Banggai. Teluk Tomini, laut Maluku dan laut Banda tempo doeloe. Lalu bagaimana sejarah bahasa Saluan di semenanjung Banggai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Minggu, 26 November 2023

Sejarah Bahasa (139): Bahasa Togean di Pulau Togean di Kepulauan Togean di Teluk Tomini di Sulawesi Tengah; Bahasa Saluan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Togean adalah bahasa daerah yang populer digunakan di wilayah kepulauan Togean. Bahasa Togean termasuk rumpun bahasa Saluan. Bahasa Togean tempo doeloe disebut bahasa Togian. Kepulauan Togean merupakan kepulauan yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah. Salah satu pulau terbesar adalah pulau Togean (berada di tengah kepulauan).Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Kepulauan Togean merupakan kepulauan yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah. Secara administrasi, wilayah ini berada di Kabupaten Tojo Una-una. Kepulauan Togean merupakan hamparan pulau-pulau yang terdiri 6 pulau besar dan sekitar 60 pulau yang lebih kecil di sekitar Teluk Tomini. Beberapa pulau besar: Togian, Batudaka, Talatako, Waleabahi/ Walea Bae, Walea kecil/ Walea Kodi, Poat. Suku yang mendiami kepulauan Togea serta terdistribusi dihampir seluruh Pulau dikenal beberapa suku dominan yaitu Suku Togean itu sendiri, Suku Bobongko, dan Suku Saluan. Suku Laut Bajo juga menghuni beberapa pulau yang komposisi penduduknya relatif homogen, hanya dihuni oleh orang-orang Bajo dengan keadaan khas dan unik mereka. Adapun suku lainnya yang datang belakangan di antaranya Bare'e, Gorontalo, Kaili, Bada, Bugis, dan lain-lain. Saat ini, bahasa daerah yang populer digunakan di wilayah kepulauan Togean adalah bahasa Togean. Bahasa Togean termasuk rumpun bahasa Saluan, dan di Una-Una terdapat suku Saluan dan suku Bobongko. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Togean di pulau Togean di kepulauan Togean di teluk Tomini Sulawesi Tengah? Seperti disebut di atas bahasa Togean diturkan di kepulauan Togean. Bahasa Saluan. Lalu bagaimana sejarah bahasa Togean di pulau Togean di kepulauan Togean di teluk Tomini Sulawesi Tengah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (138): Bahasa Sea-Sea Pulau Peleng di Kepulauan Maluku di Timur Laut P Sulawesi; Bahasa Banggai Orang Sea-Sea


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Sea-sea merupakan suku asli di pedalaman dataran tinggi Pulau Peleng yang mendiami Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut dan sebagian wilayah Kabupaten Banggai di daerah pegunungan. Sebenarnya, terdapat tiga suku asli di Kabupaten Banggai, yaitu Suku Banggai, Suku Balantak, dan Suku Saluan. Akan tetapi, ketiga suku tersebut memiliki adat dan kebudayaan yang berbeda.


Bahasa Banggai atau Silingan Banggai, merupakan anak cabang Melayu-Polinesia, yang dituturkan oleh suku Banggai dan suku Sea-sea yang disebut juga suku Banggai pegunungan. Penuturan bahasa ini berpusat di provinsi Sulawesi Tengah, yakni di kabupaten Banggai Kepulauan, Banggai Laut dan kabupaten Banggai. Di samping wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Maluku dan Maluku Utara (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sea-Sea di pulau Peleng di timur laut pulau Sulawesi di kepulauan Maluku? Seperti disebut di atas orang Sea-Sea disebutkan berbahasa Banggai. Adakah bahasa Sea-Sea atau hanya disebut bahasa Banggai Sea-Sea? Lalus bagaimana sejarah bahasa Sea-Sea di pulau Peleng di timur laut pulau Sulawesi di kepulauan Maluku? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.