Minggu, 21 Januari 2024

Sejarah Bahasa (251):Bahasa Fakfak Bahasa "Satu Tungku Tiga Batu"; Karas Matta Onin Patimunim Patipi Sekar Arguni Moor Irarutu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Kabupaten Fakfak terkenal dengan filosofinya yakni “Satu Tungku Tiga Batu”. Ada 10 bahasa ibu: bahasa Karas Laut, bahasa Karas Darat, bahasa Patimunim, bahasa Matta, bahasa Onin (Bahasa Rumbati, bahasa Patipi, bahasa Sekar (Bahasa Kokas), bahasa Arguni, bahasa Moor dan bahasa Irarutu (lihat https://papuabarat.tribunnews.com/2023)


Lima Kosakata dalam Bahasa Fakfak yang Ada di KBBI. IDN Times 31 Juli 2021. 1. Botol manci sosok manusia yang berasal dari jin yang hidupnya di hutan dan tubuhnya berukuran lebih kecil atau sangat pendek daripada manusia kerdil. 2. Kaborbor ilustrasi seorang wanita memakai riasan wajah seram. 3. Mboh acap kali diucapkan oleh masyarakat Jawa ketika menjawab pertanyaan dari orang lain yang menyatakan ketidaktahuan. Namun, maknanya sangat jauh berbeda dengan "mboh" dalam bahasa Fakfak yang artinya pandan hutan yang buahnya sarat dan lebat serta berwarna merah (berbuah merah). 4. Mondou atau sukun hutan yang menjadi makanan pokok pada masa lampau di Jazirah Onim. 5. Tomang, untuk menyebut noken ciri khas salah satu suku Papua. Tas tradisional dari Papua selain noken ada sebutan tomang. (https://www.idntimes.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Fakfak di wilayah bahasa ‘Satu Tungku Tiga Batu’? Seperti disebut di atas di wilayah Fakfak terdapat 10 bahasa. Karas, Matta, Onin, Patimunim, Patipi, Sekar, Arguni, Moor, Irarutu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Fakfak di wilayah bahasa ‘Satu Tungku Tiga Batu’? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (250): Bahasa Arguni Orang Arguni di Pulau Arguni Teluk Berau Teluk Bintuni; Pulau Ogar dan Pulau Arguni


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Pulau Arguni terletak di Kabupaten Fakfak, provinsi Papua Barat. Wilayahnya meliputi distrik Arguni. Sejak masa lampau sudah ada Kerajaan Arguni di pulau ini dan dipimpin oleh raja dengan marga Pauspaus. Lebih banyak kambing di pulau ini dibandingkan dengan penduduk manusia yang hanya berjumlah 300 KK. Pulau ini terletak di sebelah selatan Teluk Berau. Di sebelah barat adalah Pulau Ugar yang lebih besar.


Bahasa Arguni (Taver) dituturkan oleh masyarakat |kampung Arguni dan kampung Taver, distrik Arguni, kabupaten Fak-Fak di pulau Arguni. Menurut pengakuan penduduk sebelah timur kampung Arguni adalah kampung Fior yang menuturkan bahasa Bedoanas, sebelah barat adalah kampung Ugar yang menuturkan bahasa Sekar Onim, sebelah utara kampung Otoweri yang menuturkan bahasa Kemberano, dan sebelah selatan adalah kampung Andamata yang menuturkan bahasa Bedoanas. Hasil penghitungan dialektometri menunjukkan bahwa isolek Arguni/Taver merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 93%--100% jika dibandingkan dengan bahasa lain seperti bahasa Bedoanas 93%, bahasa Sekar Onim 97%, bahasa Iha 99%, bahasa Kemberano 99%, dan bahasa Irarutu 100%. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Arguni orang Arguni di pulau Arguni teluk Berau di teluk Bintuni? Seperti disebut di atas bahasa Arguni dituturkan di pulau Arguni. Pulau Ogar dan pulau Arguni. Lalu bagaimana sejarah bahasa Arguni orang Arguni di pulau Arguni teluk Berau di teluk Bintuni? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sabtu, 20 Januari 2024

Sejarah Bahasa (249): Bahasa Onim (Sekar) di Semenanjung Onin Dekat Pulau Seram; Nama-Nama di Teks Negarakertagama 1365


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Onin atau bahasa Onim adalah sebuah dialek dalam bahasa Sekar Onim yang merupakan anggota rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan di Semenanjung Onin, Bomberai. Meski jumlah penuturnya sedikit, bahasa ini merupakan dasar pidgin setempat. Bahasa Sekar Onim ditemukan di kampong Sekar, Kokas dan kampong Patipi Pasir, Teluk Patipi kabupaten Fakfak. Bahasa berbeda dengan bahasa Iha dan bahasa Baham.


Semenanjung Onin membentuk wilayah kabupaten Fakfak di Papua Barat, "Onin" dianggap sebagai tempat disebut "Wanin" dalam Naskah Negarakertagama. Penyebutan nama "Wanin" menjadi "Onin". Berdasarkan catatan Rumphius, orang Ternate juga menyebut "Onin" dengan nama Woni. Legenda lokal berupa: Ada leluhur bernama Onain kabur dari Jawa karena peperangan dari Hindhu-Buddha dan Islam ke Bali. Dia menyimpan Keris dan patung Buddha tersebut dan kabur ke Ternate dan sampai di sore hari. Pada malam hari, orang Onain diterima dengan baik oleh orang Anggiluly dan hari berikutnya mereka membuat rumah bersama untuk masing-masing. Lalu terdapat peperangan lagi sehingga pada orang Anggiluly dan orang Onain kabur ke pulau Papua. Orang Anggiluly pergi ke pulau Ega, dimana mereka menemukan pulau menyerupai huruf 'O' sehingga dinamai Onin. Sedangkan orang Onain pergi ke pulau yang bentuknya menyerupai songkok, sehingga mereka menamakan pulau ini dengan kata dalam bahasa Tidore untuk topi ini yaitu: Kowiai. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Onim di Semenanjung Onin berseberangan pulau Seram? Seperti disebut di atas bahasa Onim di Semenanjung Onin; Nama-nama dalam teks Negarakertagama 1365. Lalu bagaimana sejarah bahasa Onim di Semenanjung Onin berseberangan pulau Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (248): Bahasa Mor di Teluk Bintuni Semenanjung Onin; Nama Mor, Onin dan Navigasi Pelayaran Perdagangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Mor (juga dieja Moor) bahasa Austronesia bernada dituturkan di Semenanjung Onin, Papua Barat. Bahasa digunakan etnik Wagaf, Taruma, dan Sinakum di kampung Mitimber, distrik Mbahamdandara, kabupoten Fak-Fak dan juga di kampung Tesa, distrik Kokas. Di sebelah timur, di kampung Tesa berpenutur bahasa Mor, sebelah barat di kampung Waremo berbahasa Baham, sebelah utara di kampung Goras berbahasa Goras, dan sebelah selatan di kampung Otoweri berbahasa Mbraw.


Mbahamdandara adalah sebuah distrik atau kecamatan di kabupaten Fakfak, Papua Barat ibukota di kampung Goras. Di Kampung Darembang dan Goras ditemukan situs Tapurarang berupa berbagai cap tangan berwarna oker kemerahan yang melekat pada dinding-dinding batu di pinggir laut. Masyarakat Fakfak sangat beragam, dengan 7 suku asli dan 3 agama berbeda. Informasi mengenai suku asli (indegeneous people) di Fakfak meliputi suku Mbaham, Ma’tta, Mor, Onin, Irarrutu, Kimbaran, dan Arguni. Sementara 3 agama saudara di Fakfak yakni Islam, Protestan dan Katolik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Fakfak tahun 2020, persentasi keagamaan di kecamatan ini yaitu Islam 78,73% dan Kristen berjumlah 21,27% (Protestan 19,45% dan Katolik 1,82%). Dengan demikian, semboyan yang paling dikenal di Fakfak yaitu "Tiga Tungku Satu Batu". (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Mor di Teluk Bintuni Semenanjung Onin? Seperti disebut di atas bahasa Mot dituturkan di Semenanjung Obim. Nama Mor, Onin dan navigasi pelayaran perdagangan. Lalu bagaimana sejarah bahasa Mor di Teluk Bintuni Semenanjung Onin? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Jumat, 19 Januari 2024

Sejarah Bahasa (247): Bahasa Iha di Kokas Pantai Utara Semenanjung Onin di Teluk Bintuni; Teluk Kokas dan Pulau Ogar


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Iha (Kapaur) adalah bahasa Papua yang digunakan di ujung Semenanjung Bomberai. Ini adalah dasar dari bahasa pijin yang digunakan sebagai bahasa perdagangan lokal.  Penutur bahasa Iha ditemukan di Kampong Baru, distrik Kokas kabupaten Fakfak, Papua Barat. Bahasa Iha berbeda dengan bahasa di sekitar seperti bahasa Mor, bahasa Sekar-Enim, bahasa Baham dan bahasa Uruangnirin.


Pemkab Fakfak Jadikan Bahasa Iha Sebagai Mata Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah. Senin, 25 September 2023. Fakfak. Melalui kurikulum merdeka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Fakfak mendorong penuh pembelajaran muatan lokal Bahasa Iha. Hal itu dikemukakan Asisten III Sekretaris Daerah Kabupaten Fakfak, Girin dalam Bimtek implementasi kurikulum merdeka dan penyusunan perangkat pembelajaran muatan lokal Bahasa Iha pendidikan dasar yang diikuti TribunPapuaBarat.com di Fakfak Papua Barat, Senin (25/9/2023). Ia menekankan pihaknya terus berupaya dan mengharapkan penuh, agar setiap sekolah di Kabupaten Fakfak dapat memilih muatan lokal Bahasa Iha sebagai salah satu pilihan mata pelajaran yang wajib. "Karena dewasa ini Bahasa Iha semakin dilupakan oleh generasi muda kita," ungkapnya. (https://papuabarat.tribunnews.com/a)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Iha di Kokas pantai utara Semenanjung Onin di Teluk Bintuni? Seperti disebut di atas bahasa Iha dituturkan do Kokas; Teluk Kokas dan Pulau Ogar. Lalu bagaimana sejarah bahasa Iha di Kokas pantai utara Semenanjung Onin di Teluk Bintuni? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (246):BahasaSumuri Padang Agoda Teluk Bintuni; Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba Selatan Teluk Bintuni


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Sumuri dituturkan di kampong Padang Agoda distrik Sumuri kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat. Distrik Sumuri terdiri dari 5 kampung yakni: Forada, Materabu Jaya, Sumuri, Tanah Merah dan Tofoi. Sebelah timur kampong Padang Agoda dituturkan bahasa Irarutu, bahasa Kuri di kampong Babo. Nama Babo adalah sebuah distrik di kabupaten Teluk Bintuni terdiri dari nama-nama kampong Amutu, Babo, Irarutu, Kasira dan Nusei.


Sumuri atau Sumeri (salah satu dari dua bahasa Papua yang juga dikenal sebagai Tanah Merah) adalah bahasa yang digunakan di distrik Sumuri, kabupaten Teluk Bintuni di Semenanjung Bomberai oleh sekitar seribu orang. Di Kecamatan Sumuri Kabupaten Teluk Bintuni, masyarakat Sumuri bertempat tinggal di kampung Tofoi (ibu kota kabupaten), Materabu Jaya, Forada, Agoda, Saengga, Tanah Merah Baru, Onar Lama, dan Onar Baru. Dalam klasifikasi Malcolm Ross (2005) dan Timothy Usher (2020), Sumeri merupakan cabang independen dari rumpun Trans–New Guinea; Palmer (2018) mengklasifikasi sebagai bahasa terisolasi. Wilayah ini tidak cocok dengan cabang-cabang TNG yang sudah ada, namun berdasarkan sedikit data yang ada, wilayah ini tampaknya paling dekat dengan cabang-cabang di Teluk Berau (yaitu South Bird's Head, West Bomberai, dll.) atau bahasa Asmat – Mombum dan kerabatnya di timur. Bahasa Sumeri sebelumnya telah dikaitkan dengan bahasa Mairasi, tetapi bahasa tersebut tidak memiliki kata ganti TNG yang sama dengan bahasa Sumeri. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni? Seperti disebut di atas bahasa Sumuri dituturkan di Padang Agoda, Sumuri. Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba di Teluk Bintuni. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982