*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Onin atau bahasa Onim adalah sebuah dialek dalam bahasa Sekar Onim yang
merupakan anggota rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan di Semenanjung
Onin, Bomberai. Meski jumlah penuturnya sedikit, bahasa ini merupakan dasar
pidgin setempat. Bahasa Sekar Onim ditemukan di kampong Sekar, Kokas dan
kampong Patipi Pasir, Teluk Patipi kabupaten Fakfak. Bahasa berbeda dengan
bahasa Iha dan bahasa Baham.
Semenanjung Onin membentuk wilayah kabupaten Fakfak di Papua Barat, "Onin" dianggap sebagai tempat disebut "Wanin" dalam Naskah Negarakertagama. Penyebutan nama "Wanin" menjadi "Onin". Berdasarkan catatan Rumphius, orang Ternate juga menyebut "Onin" dengan nama Woni. Legenda lokal berupa: Ada leluhur bernama Onain kabur dari Jawa karena peperangan dari Hindhu-Buddha dan Islam ke Bali. Dia menyimpan Keris dan patung Buddha tersebut dan kabur ke Ternate dan sampai di sore hari. Pada malam hari, orang Onain diterima dengan baik oleh orang Anggiluly dan hari berikutnya mereka membuat rumah bersama untuk masing-masing. Lalu terdapat peperangan lagi sehingga pada orang Anggiluly dan orang Onain kabur ke pulau Papua. Orang Anggiluly pergi ke pulau Ega, dimana mereka menemukan pulau menyerupai huruf 'O' sehingga dinamai Onin. Sedangkan orang Onain pergi ke pulau yang bentuknya menyerupai songkok, sehingga mereka menamakan pulau ini dengan kata dalam bahasa Tidore untuk topi ini yaitu: Kowiai. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Onim di Semenanjung Onin berseberangan pulau Seram? Seperti disebut di atas bahasa Onim di Semenanjung Onin; Nama-nama dalam teks Negarakertagama 1365. Lalu bagaimana sejarah bahasa Onim di Semenanjung Onin berseberangan pulau Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Onin di Semenanjung Onin Dekat Pulau Seram; Nama-Nama dalam Teks Negarakertagama 1365
Nama Onin juga disebut Wonim (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 25-10-1898). Pada masa ini nama Onin juga disebut Onim. Tiga sebutan nama tempat tersebut, Onin, Wonim dan Onim pada dasarnya mirip. Nama yang diduga kuat sudah lama eksis. Prof Kern (1919) membaca dalam teks Negarakertagama (1365) nama Wwanin yang diduga kuat adalah Onin.
Nama-nama lain yang dicatat dalam teks Negarakertagama adalah Gurun (yang diduga nama pulau Gorong yang sekarang yang berada diantara pulau Seram dan Semenanjung Onin).; Wandan (Banda), Muar (Saparua/Haruku), Seran (Seram) dan Ambwan (Ambon) serta Solor dan Timor. Ini mengindikasikan wilayah Papua sudah dikenal di Jawa (Madjapahit) dan jika benar Onin atau Onim, merupakan nama tempat terawal yang terinformasikan di pulau Papua. Posisi geografisnya dengan tempat-tempat lain yang disebut di Maluku semakin menguatkan Wwanin adalah Onin.
Meski pada era Portugis pulau Papua sudah dipetakan, tetapi nama Onim belum terindentifikasi. Sebagaimana diketahui pelaut-pelaut Portugis yang melakukan pemetaan terawal di nusantara. Lalu kemudian peta-peta tersebut digunakan para pelaut Belanda yang kemudian memperbaiki dan memperkayanya. Nama Onin muncul dalam Peta 1695.
Pada peta VOC/Belanda Peta 1695 diidentifikasi nama Ony, nama yang diduga Onin. Di sebelah barat Ony ini diidentifikasi pulau Ady dan pulau Pisyang. Pada lembar lain di dekat pulau Ady di wilayah Ony ditambahkan nama Romabaty. Di arah diidentifikasi (pulau) Karas. Jika nama Ony ini adalah Onin itu mengindikasikan selama tiga abad masih eksis. Tentu saja tiga abad kemudian pada masa ini nama Onin masih eksis. Oleh karena itu, nama Onin di Papua adalah nama terawal yang terinformasikan.
Pada peta era Pemerintah Hindia Belanda (Peta 1835) di wilayah Onin hanya diidentifikasi nama teluk Mavcluer dan nama wilayah Roswaly. Besar dugaan nama Roswaly ini adakah salah eja untuk nama Romabaty.
Berdasarkan peta-peta yang dikumpulkan antara 1853-1902 yang diterbitkan sebagai peta navigasi tahun 1903 nama Onin kembali terinformasikan. Dalam peta navigasi ini diidentifikasi nama kampong Ati-Ati di ujung Semenanjung Onin (sebelah barat) dan nama kampong Ati-Ati Onin di pantai selatan (nama kampong Fakfak berada di pantai selatan di arah timur Ati-Ati Onin. Besar dugaan nama Ati-Ati ini dulunya adalah nama Romabaty yang lalu kemudian muncul nama Ati-Ati Onin.
Sebagaimana disebut di atas bahasa Onin juga disebut bahasa Onim yang merupakan salah satu dialek bahasa Sekar Onim. Bahasa Sekar Onim ditemukan di kampong Sekar, Kokas dan kampong Patipi Pasir, Teluk Patipi kabupaten Fakfak. Di wilayah Tanjung Onin ada nama baru Sekar, Kokas dan Patipi.
Pada peta navigasi 1903 Sekar adalah sebuah kampong di bagian dalam suatu teluk di pantai utara Tanjung Onin. Di bagian luar teluk adalah pulau Ogar. Oleh karena arah navigasi dari barat, bagian barat depan teluk disebut Tanjung Sekar (mengacu pada nama kampong Sekar di bagian dalam teluk). Lebih ke dalam dari kampong Sekara ini diidentifikasi kampong Patoemborak (seperti kita leihat nanti terbentuk kampong Kokas). Di sebelah barat teluk Sekar adalah teluk Patipi. Kampong Patipi diidentifikasi di sisi selatan bagian depan teluk (di pantai). Tidak jauh di sebelah barat daya kampong Patipi ini di pantati diidentifikasi kampong Roembaty. Di sebelah barat kampong Roembaty ini diidentifikasi kampong Ati-Ati. Seperti disebut di atas, kampong Ati-Ati di pantai utara dan kampong Ati-Ati Onin di pantai selatan (yang garis lurus utara-selatan (Sekar garis lurus utara-selatan dengan Fakfak).
Bahasa Sekar Onim berada di ujung barat Semenanjung Onin, wilayah antara kampong Sekara, kampong Ati-Ati dan kampong Patipi di pantai utara dan kampong Ati-Ati Onin di pantai selatan. Hal itulah diduga mengapa bahasa di wilayah disebut bahasa Sekar Onin (wilayah antara Sekar dan Onin).
Sehubungan dengan pembentukan cabang pemerintahan (afdeeling) di pantai barat Papua dibentuk distrik Sorong (wilayah di utara teluk), distrik Kokas (wilayah seputar terluk) dan distrik Fakfak (wilayah selatan teluk), kampong Kokas yang baru semakin berkembang. Seperti disebut di atas kota baru Kokas ini berada di dekat kampong Patoemborak. Pada Peta 1925 di wilayah unjung Semenanjung Onin ini ditandai tiga lanskap (bentang alam): Sera (Sekara), Onin dan Kapauer.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Nama-Nama dalam Teks Negarakertagama 1365: Ambwan, Seran, Muar, Wandan, Goran, Wamin
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar