Jumat, 12 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (228): Pahlawan Nasional Arie Frederik Lasut; Pahlawan Indonesia Yogyakarta Masdoelhak Nasution

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Banyak pahlawan Indonesia di Yogyakarta. Beberapa diantaranya telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional seperti Arie Frederik Lasut. Satu yang menarik di Yogyakarta adalah beberapa pahlawan Indonesia dibunuh di Pakem dengan cara fasis termasuk Mr. Masdoelhak Nasution, Ph.D dan Arie Frederik Lasut/ Mr. Masdoelhak Nasution,Ph.D dibunuh di Pakem tidak lama setelah aksi agresi militer Belanda/NICA tanggal 19 Desember 1948.

Dewan Keamanan PBB marah besar. Pimpinan organisasi bangsa-bangsa yang berkantor di New York meminta sebuah tim netral di Belanda untuk melakukan penyelidikan segera atas kematian Dr. Mr. Masdoelhak Nasoetion di Yogyakarta 21 Desember 1948. Reaksi cepat badan PBB ini untuk menanggapi berita yang beredar dan dilansir di London sebagaimana diberitakan De Heerenveensche koerier : onafhankelijk dagblad voor Midden-Zuid-Oost-Friesland en Noord-Overijssel, 01-02-1949. Koran ini mengutip pernyataan pers dari kepala kantor Republik Indonesia di London yang pernyataannya sebagai berikut: ‘sejumlah intelektual terkemuka di Indonesia, diantaranya Masdulhak, seorang penasihat pemerintah dibunuh hingga tewas tanpa diadili’..

Lantas bagaimana sejarah Arie Frederik Lasut yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional? Seperti disebut di atas, Arie Frederik Lasut dibunuh Pakem tanggal 7 Mei 1949. Tempat ini menjadi tempat pembunuhan Mr. Masdoelhak Nasution, Ph.D sebelumnya. Lalu bagaimana sejarah pahlawan Indonesia Arie Frederik Lasut yang lahir di Minahasa 6 Juli 1918? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 11 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (227): Pahlawan Nasional Nani Wartabone dari Gorontalo; Detik-Detik Kehadiran Jepang di Manado

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada fase transisii era Pemerintah Hindia Belanda ke era Pendudukan Militer Jepang, di berbagai tempat terjadi keteganagan antara penduduk Indonesia dengan orang-orang Eropa/Belanda. Saat menjelang kehadiran militer Jepang, di Gorontalo terjadi peristiwa dimana bentrok antara penduduk Gorontalo yang dipimpin  Nani Wartabone untuk mengusir orang-orang Eropa/Belanda. Nani Wartabone kini telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional (6 Nopember 2003).

Invasi Jepang ke Indonesia (baca: Hindia Belanda) sudah terasa pada tanggal 20 Desember 1941 pesawat-pesawat militer Jepang menjatuhkan bom di Tarempa (Natuna) sebagai bagian dari penyerangan ke Singapura. Pada tanggal 11 Januari pesawat militer. Jepang menyerang kapal-kapal militer Hindia Belanda di Tarakan (tempat pengilangan minyak). Pada hari itu juga serangan serupa dilakukan di lapangan terbang Kakas, Minahasa (skuadron militer Hindia Belanda). Juga hal serupa terjadi di Sorong (pengilangan minyak). Dalam situasi orang-orang Eropa/Belanda panik di Residentie Manado, bentrok terjadi di wilayah Gorontalo yang dipimpin oleh Nani Wartabone.

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Nani Wartabone? Seperti disebut di atas, perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda di Residentie Manado terjadi di Gorontalo yang dipimpin oleh Nani Wartabone. Bagaimana semua itu bisa terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.