Rabu, 12 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (351): Pahlawan-Pahlawan Indonesia - Detik-Detik Berakhir Volksraad 1939-; Mangaradja Soangkoepon

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada detik-detik beranhirnya Pemerintah Hindia Belanda, lembaga legislatif yang dibentuk pemerintah yang disebut dewan pusat Volksraad, juga sudah ada lembaga yang dibentuk sendiri oleh rakyat Indonesia yang disebut Madjelis Rakjat Indonesia (MRI). Dari sudut pandang pribumi (terhadap anggota Volksraad dari golongan pribumi), pada detik-detik berakhirnya Pemerintah Hindia Belanda, kedua lembaga tersebut kejar-kejaran bagai dua finalis super bike.

Volksraad yang diambil dari bahasa Belanda dan secara harafiah berarti "Dewan Rakyat", adalah semacam dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda. Dewan ini dibentuk pada tanggal 16 Desember 1916 oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diprakarsai oleh Gubernur-Jendral J.P. van Limburg Stirum bersama dengan Menteri Urusan Koloni Belanda; Thomas Bastiaan Pleyte. Pada awal berdirinya, Dewan ini memiliki 38 anggota, 15 di antaranya adalah orang pribumi. Anggota lainnya adalah orang Belanda (Eropa) dan orang timur asing: Tionghoa, Arab dan India. Pada akhir tahun 1920-an mayoritas anggotanya adalah kaum pribumi. Awalnya, lembaga ini hanya memiliki kewenangan sebagai penasehat. Baru pada tahun 1927, Volksraad memiliki kewenangan ko-legislatif bersama Gubernur-Jendral yang ditunjuk oleh Belanda. Karena Gubernur-Jendral memiliki hak veto, kewenangan Volksraad sangat terbatas. Selain itu, mekanisme keanggotaan Volksraad dipilih melalui pemilihan tidak langsung. Pada tahun 1939, hanya 2.000 orang memiliki hak pilih. Dari 2.000 orang ini, sebagian besar adalah orang Belanda dan orang Eropa lainnya. Selama periode 1927-1941, Volksraad hanya pernah membuat enam undang-undang, dan dari jumlah ini, hanya tiga yang diterima oleh pemerintahan Hindia Belanda. Sebuah petisi Volksraad yang ternama adalah Petisi Soetardjo. Soetardjo adalah anggota Volksraad yang mengusulkan kemerdekaan Indonesia. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah detik-detik berakhirnya Volksraad? Seperti disebut di atas, sebagian anggota Volksraad adalah golongan pribumi, sementara di luar Volksraad sudah terbentuk lembaga rakyat yang disebut Madjelis Rakjat Indonesia (MRI). Salah satu anggota terlama di Volksraad dari golongan pribumi adalah Abdoel Firman Siregar hgelar Mangaradja Soangkoepon. Lalu bagaimana sejarah detik-detik berakhirnya Volksraad? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (350): Pahlawan Indonesia Mr Harmani di Modjokerto; Siapa Dia? Sejarah Adalah Narasi Fakta dan Data

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarah Indonesia kabinat pertama adalah Kabinet Presidensial yang dipimpin oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta. Kabinet ini dibentuk tanggal 19 Agustus 1945 berakhir pada tanggal 14 November 1945. Singkat memang, tetapi tidak aka mengubah fakta kabinet inilah pendahulu dari kabinet Indonesia. Salah satu anggota kabient tersebut adalah Mr Harmani yang menjabat sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri. Tentulah mereka yang pertama ini merupakan orang penting pertama pada permulaan Republik Indonesia. Namun sayang sejarah Mr Harmani kurang terinformasikan.

Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama yang dibentuk di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kabinet pertama ini hanya bersifat formal saja dan belum bisa melaksanakan roda pembangunan dan pemerintahan. Nama kabinet pertama ini yang juga sering dieja Kabinet Presidentiil. Dinamakan demikian karena setelah merdeka, Indonesia menerapkan sistem presidensial di mana presiden berfungsi sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Pimpinan Kabinet adalah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta. Menteri Kabinet adalah sebagai berikut: 1. Menteri Luar Negeri Mr. Achmad Soebardjo; 2. Menteri Dalam Negeri RAA Wiranatakusumah; Wakil Menteri Dalam Negeri Mr Harmani; 3. Menteri Kehakiman Prof. Dr. Soepomo; 4. Menteri Penerangan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap; 5. Wakil Menteri Penerangan Mr Ali Sastroamidjojo; 6. Menteri Keuangan Dr. Samsi Sastrawidagda; 7. Menteri Kemakmuran Ir Soerachman Tjokroadisoerjo; 8. Menteri Perhubungan Abikusno Tjokrosujoso; 9. Menteri Pekerjaan Umum Abikusno Tjokrosujoso; 10. Menteri Sosial Iwa Koesoemasoemantri; 11. Menteri Pengajaran Ki Hajar Dewantara; 12. Menteri Kesehatan Dr. Boentaran Martoatmodjo; 13. Menteri Agama KH Abdul Wahid Hasyim; 14. Menteri Negara Mohammad Amir; Mr. Sartono; Wahid Hasjim; AA Maramis; Oto Iskandar di Nata. Selain itu ada pejabat setingkat menteri, yakni Ketua Mahkamah Agung        Kusumah Atmaja; Jaksa Agung Gatot Tarunamihardja; Menteri Sekretaris Negara Abdoel Gaffar Pringgodigdo; Juru Bicara Negara Sukardjo-Wirjopranoto.  (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Mr Harmani? Seperti disebut di atas, Mr Harmani adalah anggota kabinet pertama dengan posisi sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri. Mangapa Mr Harmani tidak terinformasikan> Siapa dia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 11 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (349): Pahlawan-Pahlawan Indonesia - Detik-Detik Berakhir Jepang Menyerah dan Indonesia Merdeka

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel sebelumnya dideskripsikan detik-detik berakhir Belanda, artikel ini mendeskripsikan detik-detik berakhir Jepang. Keduanya mengalami nasib yang kurang lebih sama. Orang-orang Belanda ditangkap, dilucuti bagi yang memiliki senjata dan lalu diinternir ke kamp konsentrasi. Demikian juga orang-orang Jepang ditangkap, dilucuti senjata dan kemudian dievakuasi. Perlakuan Jepang tehadap orang-orang Belanda dibayar tuntas oleh pasukan Sekutu/Inggris.

Masa pendudukan Jepang di Nusantara yang saat itu masih bernama Hindia Belanda dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta. Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga dan mengalihkan ekspor untuk Kekaisaran Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal pada Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan hampir seluruh wilayah Asia Tenggara pada bulan Desember di tahun yang sama. Pada bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942. Pengalaman dari penguasaan Jepang di Nusantara sangat bervariasi, tergantung tempat seseorang tinggal dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan tanpa alasan dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang. Selama masa pendudukan, Jepang juga membentuk badan persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan digantikan oleh PPKI yang bertugas menyiapkan kemerdekaan. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah detik-detik berakhirnya orang Jepang di Indonesia? Seperti disebut di atas, sebelum Jepang berakhir di Indonesia masih sempat menginisiasi persiapan kemerdekaan Indonesia. Satu hal penting lainnya jelang berakhir Jepang adalah Perang Pasifik yang menyebabkan Kerajaan Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945 kepada Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Pada detik-detik inilah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan (17 Agustus 1945). Lalu bagaimana sejarah detik-detik berakhirnya orang Jepang di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.