Minggu, 16 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (358): Pahlawan Indonesia Soetan Koemala Pontas; Banyak Tokoh Indonesia Butuh Perlu Narasi Sejarah

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Banyak pahlawan Indonesia tidak memiliki narasa sejarah. Mengapa bisa begitu? Salah satu yang tidak memiliki narasi sejarah adalah Gubernur Sumatera Utara yang ke-5 versi Wikipedia yang menjabat 18 Maret 1956 hingga 1 April 1960. Cukup lama. Tentu saja banyak yang telah dilakukannya untuk pembangunan bangsa khususnya di provinsi Sumatera Utara. Tentu saja diluar itu ada yang diperbuatnya di tempat lain sebelum dan seudah menjabat gubernur.

Gubernur Sumatra Utara adalah kepala daerah tingkat I yang memegang pemerintahan di Sumatra Utara bersama dengan Wakil Gubernur dan 100 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatra Utara. Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Utara dipilih melalui pemilihan umum yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Daftar gubernur Sumatera Utara mulai dari yang pertama sebagai berikut: 1. Sutan Mohammad Amin Nasution (1 Juni 1948-17 Mei 1949); 2. Ferdinand Lumbantobing (17 Mei 1949-   14 Agustus 1950); 3. Abdul Hakim Harahap (25 Januari 1951-23 Oktober 1953); 4. Sutan Mohammad Amin Nasution (23 Oktober 1953-12 Maret 1956); 5. Sutan Kumala Pontas (18 Maret 1956-1 April 1960); 6. Raja Djundjungan Lubis (1 April 1960-5 April 1963); 7. Ulung Sitepu (15 Juli 1963-16 November 1965); 8. Marah Halim Harahap (31 Maret 1967 -12 Juni 1978) (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pahlawan Indonesia Sutan Kumala Pontas yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara 18 Maret 1956 hingga 1 April 1960? Seperti disebut di atas, narasi sejarah Sutan Kumala Pontas belum ada. Lalu bagaimana sejarah pahlawan ndonesia Sutan Kumala Pontas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 15 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (357): Pahlawan-Nasional M Zainuddin Abdul Madjid -Pulau Lombok; Pancor, Selong, Nahdlatul Wathan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah pahalwan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional, satu-satunya yang berasal dari provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Apakah masih ada pahlawan Indonesia yang dapat ditabalkan menjadi Pahlawan Nasional? Itu satu hal lain. Nusa Tenggara Barat tidak hanya (pulau) Lombok juga pulau besar Sumbawa. Apakah juga ada pahlawan Indonesia di Sumbawa?

Tuan Guru Kyai Hajjī (TGKH) Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd (20 April 1908-21 Oktober 1997) adalah seorang ulama kharismatis di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dan merupakan pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi massa Islām terbesar di provinsi tersebut. Di pulau Lombok, Tuan Guru merupakan gelar bagi para pemimpin agama yang bertugas untuk membina, membimbing dan mengayomi umat Islām dalam hal-hal keagamaan dan sosial kemasyarakatan, yang di Jawa identik dengan Kyai. 'Al-Mukarram Mawlānāsysyāikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammād Zainuddīn Abdul Madjīd' lahir di Kampung Bermi, Pancor, Selong, Lombok Timur. Ayah Tuan Guru Hajjī Abdul Madjīd (beliau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Guru Mu'minah atau Guru Minah) dan ibu Hajjah Halīmah al-Sa'dīyyah. Nama kecil beliau adalah 'Muhammād Saggāf'. Saggāf untuk dialek bahasa Sasak menjadi Segep. Setelah menunaikan ibadah hajjī, nama kecil beliau tersebut diganti dengan 'Hajjī Muhammād Zainuddīn'. Nama inipun diberikan oleh ayah beliau sendiri yang diambil dari nama seorang 'ulamā' besar yang mengajar di Masjīd al-Harām. Nama ulamā' besar itu adalah Syaīkh Muhammād Zainuddīn Serawak, dari Serawak (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid asal Nusa Tenggara Barat di Lombok? Seperti disebut di atas, Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah ulama besar di Lombok Timur. Lalu bagaimana sejarah Pahlawan Nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (356): Pahlawan-Pahlawan Indonesia - Wilayah Lombok Era Negara Indonesia Timur;Dayak dan Lombok

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Seperti daerah-daerah lainnya di wilayah Indonesia Timur, juga terdapat sepenggal sejarah Lombok pada era perang kemerdekaan. Ini bermula pada konferensi Malino yang diselenggarakan antara Pemerintah Belanda/NICA yang dipimpin HJ van Mook dengan para pemimpin Indonesia di wilayah Indonesia Timur yang diadakan pada bulan Juli 1946 yang kemudian dilanjutkan Konferensi Denpasar. Semua para peserta berbicara tentang federal versus Republik Indonesia tetapi Dayak dan Lombok belum selesai urusan internal.

Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 berdiri Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan yang berasal dari Bali pada masa itu. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton dan Selaparang. Kerajaan Selaparang sendiri muncul pada dua periode yakni pada abad ke-13 dan abad ke-16. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun 1744 setelah ditaklukkan oleh gabungan pasukan Kerajaan Karangasem dari Bali dan Arya Banjar Getas yang merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena permasalahan dengan raja Selaparang. Pendudukan Bali ini memunculkan pengaruh kultur Bali yang kuat di sisi barat Lombok, seperti pada tarian serta peninggalan bangunan (misalnya Istana Cakranegara di Ampenan). Baru pada tahun 1894 Lombok terbebas dari pengaruh Karangasem akibat campur tangan Batavia (Hindia Belanda) yang masuk karena pemberontakan orang Sasak mengundang mereka datang. Namun, Lombok kemudian berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda secara langsung. Masuknya Jepang (1942) membuat otomatis Lombok berada di bawah kendali pemerintah pendudukan Jepang wilayah timur. Seusai Perang Dunia II Lombok sempat berada di bawah Negara Indonesia Timur, sebelum kemudian pada tahun 1950 bergabung dengan Republik Indonesia  (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah (wilayah) Lombok pada era perang kemerdekaan Indonesia pada era pembentukan Negara Indonesia Timur? Mungkin sudah ditulis, mungkin juga belum ditulis. Lombok dan Bali memliki sejarah tersendiri, tetapi ketika orang berbicara apakah federal atau republik, di Lombok masih ada soal yang terpisah. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.