Senin, 19 Desember 2022

Sejarah Madura (46): Kisah Mohamad Sis Tjakraningrat, Sarjana Hukum Mr; Sekolah Tinggi Hukum Rechthoogeschool di Batavia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Sejarah Mohamad Sis Tjakraningrat tentulah sudah ditulis. Mengapa harus ditulis kembali? Sudah barang tentu untuk lebih melengkapi sejarah Mohamad Sis Tjakraningrat. Sebagaimana diketahui Mohamad Sis Tjakraningrat tidak hanya memiliki gelar kerajaan (di Madura) juga Mohamad Sis Tjakraningrat memiliki gelar akademik (di Batavia). Dalam konteks inilah kita mendeskripsikan sejarah Mohamad Sis Tjakraningrat.   


Mr RA M Sis Tjakraningrat adalah putra pertama dari PAA Tjakraningrat (Wali Negara Madura), dia merupakan mantan anggota Badan Pemerintah Harian dan Staff Residen pemerintah daerah Riau dan pernah pula menjabat Bupati Bangkalan. Ia menikah dengan putri dari Raja Pakubuwono X dan permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Hemas, yaitu Goesti Kandjeng Ratoe Pembajoen dan dikaruniai 4 (empat) anak, yaitu: BR Ay Koes Siti Marlia, BR Ay Koes Sistiyah Siti Mariana, KPHM. Munnir Tjakraningrat dan KPH. Malikul Adil Tjakraningrat. Mr RA M Sis Tjakraningrat juga merupakan kakak dari mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) pertama, RA M Ruslan Tjakraningrat. Pada akhir hayatnya Mr RA M Sis Tjakraningrat bekerja sebagai Sekjen Departemen Agama dan meninggal dunia tahun 1962 pada saat bertugas di Jeddah dan di makamkan di Arab Saudi. Putra Madura ini ikut serta dalam perundingan Linggarjati tahun1946 (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Mohamad Sis Tjakraningrat, sarjana hukum? Seperti disebut di atas, Mohamad Sis Tjakraningrat adalah anak seorang terkenal dari Madura. Sejarahnya sudah ditulis tetapi masih perlu dilengkapi. Lalu bagaimana sejarah Mohamad Sis Tjakraningrat, sarjana hukum? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Madura (45): Rd Ario Soerjowinoto gelar Rd Adipati Ario Tjakraningrat; Dinasti Tjakraningrat hingga (Wali) Negara Madura


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini  

Raden Ario Soerjowinoto bukan orang biasa. Raden Ario Soerjowinoto memiliki gelar tinggi di Madura, Raden Adipati Ario Tjakraningrat. Namun bagaimana perjalanan sejarahnya kurang terinformasikan. Mengapa? Apakah tidak ada yang tertarik menulisnya? Okelah itu satu hal. Dalam hal ini mari kita telusuri riwayat Raden Ario Soerjowinoto..


Cakraningrat (dulu Tjakraningrat) adalah nama gelar bangsawan di pulau Madura, yang disandang oleh satu garis keluarga pangeran, sultan, dan regent pada masa Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1678. Garis tersebut dimulai dengan diangkatnya seorang pangeran Madura oleh Sultan Agung untuk memerintah keseluruhan pulau atas nama Mataram, berkedudukan di Sampang. Di awal abad ke-19, Daendels, kemudian Raffles, "menganak emaskan" wangsa Cakraningrat dengan memberi mereka gelar "Sultan", serta nama wangsa mendapat sisipan kata 'adi' (artinya unggul, besar) menjadi Cakraadiningrat. Namun, di paruh kedua abad ke-19, Belanda tidak memberi gelar tersebut lagi. Anggota keluarga Cakraningrat yang paling terkenal adalah: Adipati Cakraningrat I (bertahta 1624-1647); Vassal Mataram; Panembahan Cakraningrat II (bertahta 1647-1707); Panembahan Cakraningrat III (bertahta 1707-1718); Panembahan Cakraningrat IV (bertahta 1718-1746); Panembahan Cakraadiningrat V (bertahta 1745-1770); Panembahan Cakraadiningrat VI (bertahta 1770-1779); Sultan Cakraadiningrat I (atau Sultan Tjakraadiningrat I, bertahta 1780-1815); Sultan Cakraadiningrat II (atau Sultan Tjakraadiningrat II, bertahta 1815-1847); Panembahan Cakraadiningrat VII (bertahta 1847-1862); Panembahan Cakraadiningrat VIII (bertahta 1862-1882). Kemudian Kerajaan dibubarkan. Selanjutnya, Sampang dan Bangkalan dipisah masing-masing menjadi afdeeling tersendiri (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Raden Ario Soerjowinoto gelar Raden Adipati Ario Tjakraningrat? Seperti disebutkan di atas, meski sangat dikenal dan terkenal, narasi sejarahnya kurang terinformasikan. Raden Ario Soerjowinoto adalah berasal dari dinasti Tjakraningrat. Lalu bagaimana sejarah Raden Ario Soerjowinoto gelar Raden Adipati Ario Tjakraningrat? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 18 Desember 2022

Sejarah Madura (44): Pulau Mandangin di Sampang, Madura; Bagaimana Pulau Pasir Putih di Pantai Selatan Pulau Madura?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini  

Wilayah geografis pulau Madura masa kini berbeda dengan masa lampau. Dari empat penjuru mata angin seakan pulau Madura hanya memiliki pulau-pulau di pantai timur (wilayah kabupaten Sumenep). Dalam sejarahnya, dulu ada pulau di pantai barat tetapi telah menyatu dengan daratan, konon di pantai utara juga pernah ada pulau. Bagaimana dengan pantai selatan? Mengapa kini dikenal pulau Mandangin? 


Pulau Mandangin adalah nama desa dan juga nama pulau yang berada di kecamatan Sampang, kabupaten Sampang. Pulau Mandangin adalah salah satu tempat wisata di Sampang, dan dapat dijangkau dengan perahu bermotor dari pelabuhan Tanglok. Pulau Mandangin dikenal akan keindahan pasir putih, terumbu karang, dan kehidupan masyarakatnya yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan. Ada cerita dahulu seseorang yang bernama Bangsacara dibunuh di pulau ini oleh Bangsapati suruhan Raja Bidarba yang ingin merebut kembali Ragapatmi (mantan istrinya) yang sudah sembuh dari penyakit kulitnya yang mengerikan (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pulau Mandangin di wilayah Sampang, Madura? Seperti disebut pulau Mandangi sangat dikenal dan terkenal masa ini sebagai pulau pasir putih di pantai selatan pulau Madura. Akan tetapi mengapa pulau ini tidak dikenal? Lalu bagaimana sejarah pulau Mandangin di wilayah Sampang, Madura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Madura (43): Nama Pulau Poteran di Madura; Nama-Nama Pulau di Sumenep Poteran versus Talango, Sapudi dan Raas


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Ada nama desa di pulau (wilayah kecamatan) Raas, kabupaten Sumenep. Akan kita hanya berbicara tentang pulau Poteran di kabupaten Sumenep. Pulau Poteran yang dekat dengan kota Sumanep di Kalianget menjadi satu kecamatan (kecamataan Talango). Disebutkan pada masa ini di pulau Poteran, yang dihuni pepolasi penduduk Madura terdapat makam ulama asal Sulawesi Syekh Yusuf al-Makassari yang juga ditemukan di Afrika Selatan. Bagaimana bisa?


Poteran adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah tenggara pulau Madura. Secara administratif, pulau ini merupakan sebuah kecamatan tersendiri (yakni kecamatan Talango) dalam wilayah kabupaten Sumenep. Populasi penduduk pulau merupakan suku Madura. Pulau Puteran merupakan pulau yang secara geografis paling dekat dengan daratan pulau Madura dibandingkan dengan pulau-pulau lain dalam wilayah kabupaten Sumenep. Kecamatan Talango terdiri dari desa-desa Talango, Padike, Gapurana, Cabbiya, Essang, Palasa, Kombang, dan Poteran. Kantor kecamatan Talangi di desa Talango
(Wikipedia)..

Lantas bagaimana sejarah pulau Poteran di wilayah Sumenep, Madura? Seperti disebut di atas, ada nama desa Poetaran di pulau Raas dan ada nama desa Talango di pulau Poetaran. Pulau-pulau yang masuk wilayah Sumenep antara lain pulau Poteran, pulau Sapudi dan pulau Raas, tetapi di masa lampau yang ada adalah pulau Talangoe, pulau Sapoedi dan pulau Raas. Mengapa nama pulau Talangoe menjadi nama pulau Poteran? Lalu bagaimana sejarah pulau Poteran di wilayah Sumenep, Madura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 17 Desember 2022

Sejarah Madura (42): Ambunten di Pantai Utara Pulau Madura, Bagaimana Kisahnya? Geomorfologi Ambunten Antara Dua Sungai


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Apakah ada sejarah Ambunten? Tentu saja ada, tetapi kurang terinformasikan. Bagaimana sejarahnya? Itu dia. Seperti halnya Sepulu, kota Ambunten berada di pantai utara Madura. Sejarah Ambunten boleh jadi sangat menarik. Bukan karena ada gugusan karang Karang Tangis dan goa Gambar. Yang kurang terperhatikan antara lain sungai Ambunten sendiri, Sungai Ambenten ini diduga yang menggarmabarkan geomorfologis wilayah dimana kemudian terbentuk kampong Ambunten (tidak jauh dari Karang Tangis).    


Ambunten adalah sebuah kecamatan di kabupaten Sumenep. Dahulu, dua desa di kecamatan Ambunten merupakan tempat kraton Sumenep yaitu di desa Kelesa dusun Mandaraja (Panembahan Mandaraja) dan di Desa Bukabu (Pangeran Bukabu). Di sebelah barat Pantai Ambunten tedapat gugusan karang yang berderet di sepanjang tepi pantai bersama pohon-pohon kelapa, gugusan karang ini oleh penduduk setempat dinamai Karang Tangis. Sementara Sungai Ambunten sering dijadikan sebagai pelabuhan perahu-perahu nelayan. Perahu-perahu nelayan diikatkan pada pohon-pohon kelapa yang berderat di tepi sungai, pada masing-maing pohon kelapa terdapat dermaga untuk jalan meniti yang terbuat dari sebilah atau dua bilah bambu yang diikat melintang di batang kelapa. Goa Gambar yang terletak di Desa Tambaagung Barat yang berbatasan dengan Desa Tambaagung Tengah. Ambunten dikenal sebagai sentra pembuatan terasi yang terletak di Kampung Pandeman Desa Ambunten Timur dan Desa Campor Barat. Kecamatan Ambunten sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa; sebelah selatan kecamatan Rubaru; sebelah timur dibatasi oleh kecamatan Dasuk; sebelah barat dibatasi kecamatan Pasongsongan. Kecamatan Ambunten terdiri dari desa-desa: Ambunten Barat, Ambunten Tengah, Ambunten Timur, Belluk Ares, Belluk Kenek, Belluk Raja, Bukabu, Campor Barat, Campor Timur, Keles, Sogian, Tambaagung Ares, Tambaagung Barat, Tambaagung Tengah, Tambaagung Timur (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Ambunten di pantai utara pulau Madura, bagaimana kisahnya? Seperti disebut di atas, Ambunten pada masa ini menjadi nama kecamatan di pantai utara Madura. Sejarahnya mungkin sangat menarik karena wilayah Ambunen secare geomorfologis berada diantara dua sungai. Lalu bagaimana sejarah Ambunten di pantai utara pulau Madura, bagaimana kisahnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Madura (41): Sepulu di Pantai Utara Madura; Sepoeloeh (1878) Sapoeloe (1885), Sapolo(1883) Sapoelo(1903) Sepoelo(1906)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini

Tempo doeloe nama tempat adakalanya ditemukan dengan nama bilangan seperti pulau Dua (Bangka), pulau Seribu (Banten), pulau Sambilan (pantai timur Sumatra). Apakah dalam hal ini nama tempat Sepulu di pulau Madura (kini nama kecamatan) juga adalah nama bilangan? Yang jelas di dekat kota Bangkalan ada nama tempat disebut Sambilangan. Dalam bahasa Jawa, 'sapoelo' berarti (angka bilangan) 'sepuluh' (lihat Verhandelingen van het Bataviaasch genootschap, der konsten en weetenschappen, 1784). 


Sepulu, Bangkalan. Sepulu sebuah kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Daerah ini terletak di Pulau Madura. Dari sejarahnya nama Sepulu ada dua versi, (1) Sepulu berasal dari 1 pulau kecil (se pulau) yang konon daerah ini jika air laut pasang maka membentuk pulau kecil sehingga masyarakat memberi nama Sepulau (Sepulu). (2) Sepulu berasal dari jumlah sumur-sumur yang dulunya dikeramatkan dan biasa dijadikan sumber air minum oleh masyarakat, rasanya enak dibandingkan sumber air lainnya, sepanjang tahun airnya takpernah kering. Sumur-sumur itu berjumlah 10 Sepuluh (Sepulu) sumur (sumber) sehingga kerena air merupakan sumber kehidupan manusia maka dinamakanlah desa tersebut Sepulu. Sampai saat ini sumur-sumur yang masih dijadikan sumber air minum sebagian masih ada dan difungsikan dengan baik. Kecamatan Sepulu terdiri dari desa-desa: Bangsereh, Banyior, Gangseyan, Genelap, Kelbung, Klabetan, Klapayan, Labuhan, Lembung Paseser, Maneron, Prancak, Saplasah, Sepulu, Tanagura Barat, Tanagura Timur (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Sepulu di pantai utara pulau Madura? Seperti disebut di atas nama tempat Sepulu adalah nama kecamatan pada masa kini di kabupaten Bangkalan. Namun kini namanya dipertanyakan apakah sepuluh atau sepulau. Soal nama dan pergeserannya ada sejarahnya: Sepoeloeh (1878); Sapolo (1883), Sapoeloe (1885), Sapoelo (1903), Sepoelo (1906). Lalu bagaimana sejarah Sepulu di pantai utara pulau Madura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.