Selasa, 27 Desember 2022

Sejarah Madura (62): Roeslan Tjakraningrat, Gubenur Nusa Tenggara Berkedudukan di Lombok; Dinasti dari Mataram di Mataram


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini  

Nama Roeslan Tjakraningrat terhubung dengan sejarah terbantuknya provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ini bermula ketika wilayah Nusa Tenggara menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur dalam konsepsi negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dan kemudian menjadi provinsi Sunda Ketjil setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (era RIS). Seiring dinamika zaman barulah terbentuk provinsi NTB tahun 1958 (bersamaan dengan pembentukan provinsi Bali dan provinsi NTT). Dalam hal ini Ruslan Tjakraningrat meneruskan kepemimpinan di Lombok sejak era Nusa Tenggara hingga era Nusa Tenggara Barat. Roeslan Tjakraningrat menjadi gubernur provinsi NTB pertama (1958-1968). Jelas cukup lama, dan itu biasanya mengindikasikan sukses. Namun bagaimana sejarah awal Ruslan Tjakraningrat kurang terinformasikan.


Dalam serial artikel Sejarah Madura, sudah banyak dideskripsikan anggota (keluarga) dinasti Tjakraningrat. Dalam blog ini juga nama Roeslan Tjakraningrat sudah pernah ditulis sebagai bagian dari serial Sejarah Menjadi Indonesia. Namun dalam hal ini tidak secara khusus membicarakan kiprahnya sebagai pejabat pemerintah pada awal era Republik Indonesia, tetapi mendeskripsikan dari awal, bagaimana sejarah Ruslan Tjakraningrat menjadi seorang tokoh yang penting di era Republik Indonesia yang mewakili wilayah Madoeran, khususnya dari trah Dinasti Tjakraningrat. Keutanaam nama Ruslan Tjakraningrat berada di belakang nama tokoh terkenal di Madoera yakni RAA Tjakraningrat yang pernah menjadi Wali Negara Madura.

Lantas bagaimana sejarah Roeslan Tjakraningrat, gubenur Nusa Tenggara berkedudukan di Lombok? Seperti disebut di atas, Roeslan Tjakraningrat berasal dari anggota keluarga dinasti Tjakraningrat di Madoera tetapi kurang terinformasikan. Lalu bagaimana sejarah Roeslan Tjakraningrat, gubenur Nusa Tenggara berkedudukan di Lombok? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Madura (61): Pangeran Adipati Ario Tjakraningrat (Wali Negara Moedora); Putra Terkenal Mohamad Roeslan - Mohamad Sis


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Siapa Pangeran Adipati Ario Tjakraningrat, secara umum sudah disebut dalam beberap artikel sebelumnya. Pada akhir masa hidupnya Pangeran Adipati Ario Tjakraningrat menjabat sebagai Wali Negara Madura pada era Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun bagaimana sejarah awalnya kurang terinformasikan. Untuk itu narasi sejarah Pangeran Adipati Ario Tjakraningrat perlu ditulis lagi.   


Dalam stambuk (Stamboom) Pangeran Adipati Ario Cakraningrat (Wali Negara Madura) berada dalam marga (saat dilahirkan) Cakraadiningrat II dengan nama kecil (saat dilahirkan)            Pangeran Adipati Ario Cakraningrat (tapi informasi ini kurang pas, red). Ayahnya adalah Pangeran Suryonegoro gelar Cakraadiningrat II (R. Hasim - bupati pertama di Bangkalan) dan ibu RA Mesri. Diantara anak-anak Pangeran Suryonegoro gelar Cakraadiningrat II yang terpenting adalah R. Ar. Pratanu Tjakraningrat, RAAM Sis Tjakraningrat (lahir 24 September 1992 (?)); R Ar Muhammad Roeslan Cakraningrat (Sekretaris Residen Madura); dan R. Ar. Muhammad Zainal Tjakraningrat (https://id.rodovid.org/)

Lantas bagaimana sejarah Pangeran Adipati Ario Tjakraningrat (Wali Negara Moedora)? Seperti disebut di atas, Pangeran Adipati Ario Tjakraningrat tidak hanya orang terkenal, juga memiliki putra-putra terkenal yakni Mohamad Roeslan dan Mohamad Sis. Lalu bagaimana sejarah Pangeran Adipati Ario Tjakraningrat (Wali Negara Moedora)? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 26 Desember 2022

Sejarah Madura (60): Negara Madura Era NICA/Belanda; Dinasti Tjakranegara dan Pejuang Revolusioner Asal Madura di Jawa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini  

Di Indonesia hanya ada dua negara yang berlangsung lama: negara Pemerintah Hindia Belanda (1800-1942) dan negara Republik Indonesia (1945-sekarang). Diantara dua negara terjadi sela yakni pendudukan Inggris (1811-1816) dan pendudukan Jepang (1942-1845). Pada saat permulaan negara Republik Indonesia, orang Belanda yang Kembali ingin membentuk negara Serikat Indonesia, yang akhirnya terbentuk negara-negara federal dimana negara Republik Indonesia hanya satu bagian dari negara yang dibentuk negara Repeublik Indonesia Serikat (RIS). Negara Madura adalah satu dari negara-negara federal yang sejatinya terbentuk/dibentuk oleh orang Belanda.


Negara Madura adalah negara dalam konteks Negara-Negara Federalis dibentuk 23 Januari 1948. Wilayah negara meliputi pulau Madura dan pulaul sekitar. Bulan Desember 1947 di Jakarta terbentuk komite serikat yang terdiri dari wakil-wakil negara bagian untuk membentuk negara Indonesia Serikat. Pada tanggal 14 Januari 1948 Residen Madura mengundang tokoh-tokoh masyarakat untuk membicarakan dan membentuk komite penentuan kedudukan Madura. Komite itu terdiri dari 11 orang dan RAA Tjakraningrat (eks Bupati Bangkalan) sebagai penasehat. Tugas komite adalah membentuk negara Indonesia Serikat dan perwakilan yang hadir setelah pertemuan merundingkan dengan rakyat di daerahnya. Pada 16 Januari 1948 didirikan Komite Penentuan Kedudukan Madura yang mengeluarkan resolusi isinya: Memenuhi, resolusi pada tanggal 23 Januari 1948; Negara Madura meliputi pulau Madura dan pulau sekitar; Mengakui RAT Tjakraningrat, Residen Madura sebagai Wali Negara Madura; Membentuk dewan Madura. Komite 11 orang menentukan pemungutan suara hanya menentukan setuju, tidak setuju, blanco. Tanggal 23 Januari 1948 diadakan pemungutan suara. Hasil sebagai berikut: Dari 305.546 orang, yang hadir: 219.660; Setuju: 90%; Tidak setuju: 4,51%; Blanco: 10.230 4,65%. Pada tanggal 20 Februari 1948 pemerintah Hindia Belanda mengakui berdirinya negara Madura. RAA Tjakraningrat terpilih sebagai wali negara Madura (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Negara Madura era NICA/Belanda? Seperti disebutkan di atas, terbentuknya negara-negara (federal) di Indonesia adalah inisiatif orang Belanda yang disetujui Ratu Belanda selepas perang (di Eropa dan di Asia). Pada fase ini pengaruh Dinasti Tjakranegara di pulau Madura dibangkitkan kembali sementara di luas sudah mengkristal pejuang revolusioner asal Madura di Jawa. Lalu bagaimana sejarah Negara Madura era NICA/Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Madura (59): Perang Kemerdekaan Indonesia di Madura; Mengapa Jadi Perang Kemerdekaan Alot di Jawa dan di Sumatra?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini  

Satu fase dalam sejarah terbentuknya Negara (Kesatuan) Republik Indonesia (NKRI) adalah situasi dan kondisi perang kemerdekaan. Perang kemerdekaan adalah suatu upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Ini bermula setelah takluknya kerajaan Jepang kepada Sekutu/Amerika Serikat. Pada saat Sekutu/Inggris melakukan pelucutan dan evakuasi militer Jepang, orang-orang Belanda dengan nama NICA membonceng (mendapat angin dari) Sekutu/Inggris, para revoluioner Indonesia menolak kehadiran Belanda. Akibatnya perang kemerdekaan tidak hanya ditujukan kepada Belanda/NICA juga kepada Sekutu/Inggris.


Sejarah Perang Kemerdekaan di Pamekasan. koranmadura.com. Pasca penyerahan kekuasaan Jepang di Madura pada tanggal 25 September 1945 dari Socokan (Residen) Brigjen Nasimora kepada Residen NKRI Madura RA Cakraningrat, keadaan Madura aman dan tentram dari penjajah Belanda. Ketenangan warga Madura mulai terganggu ketika para penjajah Belanda menguasai Surabaya pada tanggal 21 Juni 1947. Bahkan mereka meningkatkan kewaspadaannya, karena khawatir secara tiba-tiba diserang. Apalagi pada masa itu, terdapat sejumlah mata-mata Belanda yang ditangkap di Madura. Seperti dilansir dari naskah drama kolosal yang diabadikan Kodim 0826 Pamekasan, mata-mata Belanda yang tertangkap itu mengatakan bahwa Belanda telah mengirimkan orang-orangnya untuk menyerang Madura dalam kurun waktu satu hari. Penyerangan itu direncanakan 15 hari setelah tanggal 21 September 1947. Rencana awal penyerangan dari sekutu Belanda itu gagal dan dilakukan pada 4 Agustus 1947. Namun upaya mereka menyerang Madura tidak berjalan mulus, karena pendaratan terakhir di pantai Branta Pamekasan terhalang cuaca buruk (https://www.koranmadura.com/2017/)

Lantas bagaimana sejarah perang kemerdekaan Indonesia di pulau Madura? Seperti disebut di atas, perang kemerdekaan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia dengan intensitas yang berbeda-beda termasuk di (pulau) Madura. Perang kemerdekaan cukup alot di sejumlah wilayah di (pulau) Jawa dan di (pulau) Sumatra. Mengapa? Lalu bagaimana sejarah perang kemerdekaan Indonesia di pulau Madura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 25 Desember 2022

Sejarah Madura (58): Seputar Proklamasi Kemerdekaan di Pulau Madura; Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Jakarta 17-08-1945


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini 

Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Djakarta 17 Agustus 1945 adalah satu titik waktu jika dibandingkan satu titik waktu lain di masa lampau ketika Radja Arosbaja berhasil mengusir pelaut ekspedisi Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman tahun 1596. Itu sudah berlalu tiga setengah abad (349 tahun). Banyak yang telah terjadi pada rentang waktu itu. Tentulah sangat menarik diketahui situasi dan kondisi di Madura seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.


Madura dan Proklamasi Kemerdekaan RI; Sejarah dan Awal Kiprah. Media Center, Selasa (17/08/21) Tujuh puluh enam tahun silam, saat gema proklamasi Madura masih berstatus karesidenan. Sesuai hasil sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 19 Agustus 1945, Karesidenan Madura berada di provinsi Jawa Timur. Warga pribumi yang sebelumnya tergabung dalam PETA dan barisan KNIL segera melucuti pasukan Jepang. Inisiatif seperti mantan Chundaco Chandra Hassan dan kawan-kawannya menurunkan bendera Jepang dan mengibarkan Merah Putih. Pawai pun sebagai show of force rakyat Madura digelar 25 Agustus 1945. Sebagai markas komando digunakan bekas gedung kamar bola di tengah-tengah Kota Pamekasan. Struktur pemerintahan Madura segera ditetapkan pemerintah pusat. Sebagai residen ditunjuk Raden Adipati Ario (RAA) Cakraningrat, yang sebelumnya merupakan Bupati Bangkalan sekaligus Wakil Residen Madura di masa pemerintahan Jepang. Lalu sebagai Bupati Bangkalan sejak Agustus 1945 itu, diangkat putra RAA Cakraningrat, yakni Raden Tumenggung Ario (RTA) Sis Cakraningrat. Sedang sebagai Bupati Pamekasan ditunjuk RTA Zainalfattah Notoadikusumo (Bupati Pamekasan), dan di Sumenep ditunjuk RTA Samadikun (Bupati Sumenep) (https://www.sumenepkab.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah sputar proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Madura? Seperti disebut di atas, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Djakarta 17-08-1945 juga disambut di Madura. Bagaimana selanjutnya? Lalu bagaimana sejarah sputar proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Madura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Madura (57):Ruslan Wongsokusumo - Parada Harahap; Badan Penyelidik Usaha - Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini  

Di dalam berbagai tulisan disebut Roeslan Wongsokoesoemo. lahir pada 15 Oktober 1901 di Madura. Setelah lulus sekolah dasar berbahasa Belanda HIS mengikuti ujian pegawai negeri sipil Kleinambteaar Examen pada 1918. Roeslan Wongsokoesoemo pernah bekerja di Post Teleegraf en Telefoondienst di Soerabaja. Kelak, tahun 1945 Roeslan Wongsokoesoemo dan Parada Harahap menjadi anggota BPUPKI. Namun sejarah Roeslan Wongsokoesoemo kurang terinformasikan.

 

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan disingkat BPUPK adalah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang. pada 1 Maret 1945. Akan tetapi badan ini baru benar-benar diresmikan pada tanggal 29 April 1945. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yoshio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso. Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang). Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan anggota berjumlah 21 orang, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah Hindia-Belanda, terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatra, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal etnis Tionghoa (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Roeslan Wongsokoesoemo dan Parada Harahap? Seperti disebut di atas keduanya adalah anggota BPUPKI, namun Roeslan Wongsokoesoemo sejarahnya kurang terinformasikan. Setali tiga uang dengan Parada Harahap, tetapi di dalam blog ini telah ditulis narasi sejarah Parada Harahap secara lengkap. Lalu bagaimana sejarah Roeslan Wongsokoesoemo dan Parada Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.