*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini
Satu fase dalam sejarah terbentuknya Negara (Kesatuan)
Republik Indonesia (NKRI) adalah situasi dan kondisi perang kemerdekaan. Perang
kemerdekaan adalah suatu upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Ini bermula setelah takluknya
kerajaan Jepang kepada Sekutu/Amerika Serikat. Pada saat Sekutu/Inggris melakukan
pelucutan dan evakuasi militer Jepang, orang-orang Belanda dengan nama NICA
membonceng (mendapat angin dari) Sekutu/Inggris, para revoluioner Indonesia
menolak kehadiran Belanda. Akibatnya perang kemerdekaan tidak hanya ditujukan kepada
Belanda/NICA juga kepada Sekutu/Inggris.
Sejarah Perang Kemerdekaan di Pamekasan. koranmadura.com. Pasca penyerahan kekuasaan Jepang di Madura pada tanggal 25 September 1945 dari Socokan (Residen) Brigjen Nasimora kepada Residen NKRI Madura RA Cakraningrat, keadaan Madura aman dan tentram dari penjajah Belanda. Ketenangan warga Madura mulai terganggu ketika para penjajah Belanda menguasai Surabaya pada tanggal 21 Juni 1947. Bahkan mereka meningkatkan kewaspadaannya, karena khawatir secara tiba-tiba diserang. Apalagi pada masa itu, terdapat sejumlah mata-mata Belanda yang ditangkap di Madura. Seperti dilansir dari naskah drama kolosal yang diabadikan Kodim 0826 Pamekasan, mata-mata Belanda yang tertangkap itu mengatakan bahwa Belanda telah mengirimkan orang-orangnya untuk menyerang Madura dalam kurun waktu satu hari. Penyerangan itu direncanakan 15 hari setelah tanggal 21 September 1947. Rencana awal penyerangan dari sekutu Belanda itu gagal dan dilakukan pada 4 Agustus 1947. Namun upaya mereka menyerang Madura tidak berjalan mulus, karena pendaratan terakhir di pantai Branta Pamekasan terhalang cuaca buruk (https://www.koranmadura.com/2017/)
Lantas bagaimana sejarah perang kemerdekaan Indonesia di pulau Madura? Seperti disebut di atas, perang kemerdekaan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia dengan intensitas yang berbeda-beda termasuk di (pulau) Madura. Perang kemerdekaan cukup alot di sejumlah wilayah di (pulau) Jawa dan di (pulau) Sumatra. Mengapa? Lalu bagaimana sejarah perang kemerdekaan Indonesia di pulau Madura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Perang Kemerdekaan Indonesia di Pulau Madura; Mengapa Perang Kemerdekaan Alot di Jawa dan di Sumatra?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Mengapa Perang Kemerdekaan Alot di Jawa dan di Sumatra? Republiken versis Federalis
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar