Rabu, 16 Desember 2020

Sejarah Aceh (3): Sejarah Singkil, Antara Tapanuli dan Atjeh di Pantai Barat Sumatra; Riwayat Sungai Singkil Sungai Singkuang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini

Singkil tidak hanya dekat dengan batas Sumatra Utara (Batak), secara geografis Singkil lebih dekat dengan Barus (Tapanoeli) dari Kota Atjeh (kini Banda Aceh). Pada era Pemerintah Hindia Belanda wilayah Singkil dimasukkan ke wilayah administratif Resedientie Tapanoeli. Bahkan sejak era VOC, Singkil masuk dalam wilayah perdagangan pantai barat Sumatra (Sumatra’s Westkust). Namun mengapa kemudian wilayah Singkil dimasukkan ke wilayah administratif (residentie/province) Atjeh? Itu satu hal.

Secara sosial budaya, penduduk wilayah Singkil lebih dekat dengan penduduk pengguna bahasa Pakpak dari pengguna bahasa lainnya. Pengguna bahasa Pakpak kini berada di kabupaten Dairi dan kabupaten Pakpak Bharat. Secara historis Singkil dimasukkan ke dalam perdagangan pantai barat Sumatra karena keberadaan kota pelabuhan kuno di Baroes dan Tapanoeli di era kehadiran Eropa. Atas dasar inilah sejak era VOC menjalin hubungan dagang dengan Singkil yang kemudian dilanjutkan dengan kesediaan bergabung dengan Pemerintah Hindia Belanda. Sejauh ini tidak tentangan dari wilayah independen (kesultanan) Atjeh. Ini mengindikasikan bahwa wilayah Singkil secara tradisional berada di wilayah pantai barat Sumatra.

Lantas bagaimana sejarah Singkil sendiri? Tentu saja sudah ditulis. Namun sejauh data dan fakta baru ditemukan, penulisan narasi sejarah tidak pernah berhenti. Sebab sejarah adalah sejarah, suiatu narasi fakta dan data. Sejarah melihat dari ujung ke pangkal, tetapi dalam berpiir sejarah haruslah dimulai dari pangkal hingga ke ujung. Pangkalnya dimana Singkuang, Baroes atau Atjeh? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.