*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disini
Sejak kapan nama Buitenzorg dikenal? Kapan nama Bogor
dicatat? Dua pertanyaan ini mungkin sebagian orang tidak terlalu menganggap penting-penting
amat. Namun pertanyaan ini menjadi penting ketika pada tahun 1950 Pemerintah
Indonesia (RIS) secara resmi mengganti nama Buitenzorg menjadi Bogor. Lantas
muncul pertanyaan baru, apakah sebelum disebut Buitenzorg namanya sudah disebut
Bogor? Pertanyaan yang tidak penting menjadi pertanyaan penting, bukan? Untuk sekadar catatan
awal nama Buitenzorg sejatinya sudah ada sejak lama, tetapi secara resmi nama
Buitenzorg baru diberlakukan pada tahun 1810 (lihat Bataviasche koloniale
courant, 05-01-1810). Meski demikian, nama lain (Bogor) juga tetap
dipertahankan, nama Buitenzorg ditujukan kepada orang-orang Eropa/Belanda dan
nama Bogor ditujukan dan untuk menjaga eksistensi pribumi.
Amsterdamse courant, 18-12-1759 |
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah barang tentu
memerlukan jawaban. Sejauh ini tidak ada yang memikirkannya apalagi menulisnya. Boleh jadi karena soal
asal-usul nama tempat tidak dianggap penting [(lihat Sejarah Bogor (1)]. Namun begitu, untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari
kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan
sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil
kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini
tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang
lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah
disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih
menekankan saja*.
Nama
Buitenzorg
Dalam laporan-laporan ekspedisi pertama ke hulu sungai
Tjiliwong (sejak 1687) tidak pernah teridentifikasi nama (tempat) Bogor.
Nama-nama tempat yang telah diidentifikasi antara lain Katoelampa, Paroeng
Benteng, Bantar Kemang, Baranang Siang, Babakan, Sempoer, Kampong Baroe,
Tjiloear, Kedong Halang, Kedong Waringin (Tjiwaringin) dan Kedong Waringin. Nama
Buitenzorg justru lebih dahulu muncul daripada nama Bogor. Nama Buitenzorg
paling tidak sudah dicatat pada tahun 1749 (lihat catatan Kasteel Batavia, Daghregister
3 Dessember 1749). Disebutkab para pejabat tinggi (VOC) berangkat ke
Buitenzorg.
Nama
Buitenzorg diduga terkait dengan upaya Gubenur Jenderal Gustaaf Willem baron
van Imhoff membangun villa di dekat benteng Fort Padjadjaran (di titik singgung
terdekat antara sungai Tjiliwong dan sungai Tjisadane). Area benteng dan villa
ini kini menjadi posisi GPS Istana Bogor. Gustaaf Willem baron van Imhoff
menjabat sebagai Gubernur Jenderal VOC antara tahun Mei 1743 hingga November 1750.
Sebelum berakhir masa jabatan van Imhoff, disebutkan dalam Daghregister ke
Buitenzorg pada tangga 19 April 1750 dan kembali ke Batavia pada tanggal 19 Mei
1750.
Pada tanggal 19 Mei 1752 diterima surat dari Luytenant Jan Andries Duurkoop dari Buitenzorg. Surat ini diduga suatu indikasi bahwa Buitenzorg, tempat dimana villa mantan Gubernur Jenderla van Imhoff berada telah diserang (dari Banten). Sebagaimana ditulis di berbagai sumber villa ini telah terbakar. Luytenant Jan Andries Duurkoop adalah komandan di benteng Padjadjaran. Kelak diketahui Majoor Jan Andries Duurkoop adalah pemilik land West Tandjoeng.
Pada
tanggal 17 November 1753 Gubernur Jenderal [Jacob Mossel] berkunjung ke
Buitenzorg. Besar dugaan kunjungan Mossel ini, villa Buitenzorg telah dibangun
kembali. Villa ini menjadi villa kedua Mossel setelah villa di land Antonij
yang dibelinya dari Jusninus Vinke (kini menjadi RSPAD). Land ini kemudian
disebut Weltevreden. Catatan: pemilik land ini pertama kali adalah Cornelis
Chastelein (pemilik land Depok). Mansion Weltevreden dan villa Buitenzorg
kemudian dibeli oleh Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra (1761-1775).
Lambat laun nama Buitenzorg menjadi populer. Tidak hanya
nama sebuah tempat di pegunungan (hulu sungai Tjiliwong), tetapi juga nama
Buitenzorg sudah ditabalkan sebagai nama kapal (communiter) antara
Amsterdam-Batavia (lihat Amsterdamse courant, 18-12-1759). Nama kapal ini
diduga ditabalkan oleh Gubernur Jenderal [Jacob Mossel. Nama Buitenzorg juga
ditemukan di dekat Amsterdam (lihat Amsterdamse courant, 15-04-1760). Tidak
begitu jelas mana yang lebih ada Buitenzorg di dekat Amsterdam atau Buitenzorg
di dekat Batavia. Seperti disebut di atas, nama tempat Buitenzog di dekat
Batavia paling tidak sudah eksis sejak tahun 1749.
Petrus
Albertus van der Parra meninggal selagi menjabat Gubernur Jenderal pada tahun
1775. Petrus Albertus van der Parra digantikan oleh Jeremias Riemsdijk. Hanya
sekali saja Riemsdijk ke Buitenzorg selama beberapa hari antara tanggal 7 Agustus
1776 hingga 21 Agustus 1776. Jeremias Riemsdijk meninggal 3 Oktober 1777.
Selama era VOC tidak ada indikasi di Buitenzorg terdapat
nama (kampong) Buitenzorg. Juga tidak ditemukan pada lukisan-lukisan yang
dibuat oleh Josh Rach (1772) maupun laporan ekspedisi Radermacher (1777).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Nama Bogor
Nama Bogor di Buitenzorg kali pertama muncul pada tahun
1823 (lihat Opregte Haarlemsche Courant, 09-12-1823). Disebutkan nama suatu
tempat di Jawa, Buitenzorg atau Bogor (Buitemzorg of Bogor). Keterangan ini
mengindikasikan bahwa Buitenzorg juga disebut Bogor. Keterangan serupa juga
ditemukan adalam buku, Johannes Olivier, Eerste handleiding tot de aardrijkskunde
van Nederlandsch Indie, 1830).
Surinaamsche courant, 01-05-1832 |
Penjelasan nama Bogor muncul dari seorang pelancong yang
pernah datang ke Buitenzorg. Pelancong tersebut menulis hasil perjalanannya
tersebut yang kemudian dimuat di surat kabar dan dilansir oleh Surinaamsche
courant, 01-05-1832. Di dalam tulisan ini disebutkannya bahwa wilayah (district)
Buitenzorg penduduk menyebutnya Bogor setelah van Imhoff membangun villa. Bogor
adalah sebutan penduduk untuk Buitenzorg.
Keterangan
tersebut menjelaskan bahwa penduduk menyebut Buitenzorg sebagai Bogor. Ini
dapat diartikan bahwa Bogor tidak mengacu pada suatu nama kampong, tetapi
merujuk pada pelafalan (pengucapan) oleh penduduk dari nama Buitenzorg. Hal ini
diperkuat bahwa sejak era VOC tidak ada indikasi suatu kampong dinamai Bogor.
Lantas sejak kapan nama Buitenzorg disebut penduduk
dengan Bogor? Dalam hal ini dapat
dihubungkan dengan penamaan land Bogor di daerah aliran sungai Bekasi pada era
Gubernur Jenderal Jeremias van Riemsdijk. Penyebutan Bogor untuk Buitenzorg
diduga muncul antara tahun 1745 (sejak van Imhoff membangun villa) dan tahun 1775
(sejak van Riemsdijk menamai landnya dengan Bogor). Dengan demikian, usia nama
Buitenzorg dan nama Bogor relatif bersamaan (seumur).
Bataviaasch handelsblad, 19-02-1859 |
Kasus nama Soekaboemi berbeda dengan nama Batavia
(Jacatra) dan Buitenzorg (Bogor). Nama Soekaboemi diintroduksi pada suatu
kawasan tanah partikelir yang notabene luas lahan tersebut seluas district
Goenoeng Parang. Lambat-laun nama Soekaboemi menggantikan nama Goenoeng Parang
(seperti kasus Batavia menggantikan Jacatra). Dalam kasus Bogor, nama Buitenzorg
diintroduksi tetapi kemudian nama tersebut dinamai penduduk dengan nama Bogor.
Apakah nama Bogor sebagai pelafalatan penduduk untuk Buitenzorg? Boleh jadi. Ini mirip pelafalan Batavia oleh penduduk
menjadi Betawi.
Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van NI, 1869 |
Adanya pendapat bahwa Bogor berasal dari pohon aren yang
mati (bokor) dan Baghar (Arab) kurang realistik karena bokor hanya berdasarkan
(analisis) toponimi. Analisis toponimi ini terdapat dalam buku yang disebut di
atas (Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie, 1869).
Sementara Baghar diduga dihubungkan dengan nama tempat Baghar di wilayah
jajahan Prancis di Afrika (lihat Algiers en Tunis in 1845). Dalam hal ini, nama
Bogor menyebar ke berbagai wilayah dari Buitenzor of Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar