Senin, 14 Desember 2020

Sejarah Singapura (31): Burma Myanmar di Sungai Irawadi, Ibu Kota Ranggon Yangon; Batas Thailand Malaysia di Tanah Genting

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini 

Nama Burma terkait dengan Inggris, seperti halnya nama Hindia Belanda terkait dengan Belanda. Burma beribukota di Ranggoon (Yangon) dan Hindia Belanda beribukota di Batavia. Seperti halnya Hindia Belanda berganti menjadi Indonesia dengan ibu kota Jakarta, Kiini Burma telah berganti nama menjadi Myanmar. Ibu kota juga telah direlokasi dari Yangon ke Naypyidaw.

Pada masa ini negara Burma atau Myanmar berbatasan langsung dengan negara Thailand dan negara Malaysia. Negara Myanmar terbilang negara yang cukup luas, melebihi luas negara Thailand dan Malaysia. Begitu luas, negara Myanmar hingga ke Tanah Genting Kra. Wilayah Tanah Genting Kra adalah daratan sempit yang menghubungkan Semenanjung Melaya dengan daratan Asia. Bagian barat Tanah Genting Kra ini masuk Myanmar dan bagian timur masuk Thailand. Di barat tanah genting ini adalah Laut Andaman dan di timur adalah Teluk Thailand. Bagian paling sempit Tanah Genting Kra lebar 44 Km (antara estuary sungai Kra dan teluk Sawi dekat kota Chumpon) dan ketinggian maksimum  75 M di atas permukaan laut. Tanah Genting ini dinamakan Kta merujuk pada nama kota Kra Buri (provinsi Ranong, Thailand).

Sejarah panjang Myanmar, bagian terpentingnya adalah sejak kehadiran Inggris (1826) hingga pendudukan (militer) Jepang (1842-1945). Lantas apakah perubahan nama Burma menjadi Myanmar dan Ranggon menjadi Yangon terkait dengan dendam kepada Inggris? Yang jelas Burma (Myanar) tidak pernah menjadi bagian dari Negara Persemakmuran Inggris. Mengapa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 13 Desember 2020

Sejarah Riau (25): Sejarah Kota Pekanbaru Sebenarnya; Seperti Dibilang Ahli Sejarah Tempo Doeloe, Semuanya Ada Permulaan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini 

Disebutkan hari jadi Kota Pekanbaru pada tanggal 23 Juni 1784. Apakah itu sudah tua atau masih muda, sebab Kota Malaka ditaklukkan Portugis pada tahun 1511. Kota Pekanbaru sendiri berada di sisi sungai Siak jauh di pedalaman (pulau) Sumatra. Posisi GPS Kota Pekanbaru mirip dengan kota Jambi dan kota Palembang, sama-sama di sisi sungai nan jauh di pedalaman. Itu satu hal. Hal yang terpenting adalah sejak kapan sesungguhnya terbentuk Kota Pekanbaru yang sekarang? Apakah bermula sejak 1784?

Setiap kota di Indonesia menentukan sendiri kapan hari jadinya (Hari Ulang Tahun). Kota Pekanbaru sudah ditetapkan surat kenal lahirnya tanggal 23 Juni tahun 1784. Oleh karena itu sesuai akta lahirnya tidak diketahui secara pasti. Kota (Provinsi DKI) Jakarta menetapkan hari lahirnya tanggal 22 Juni 1527. Kota Bogor pada tanggal 3 Juni 1482. Entah bagaimana semuanya secara metodologis dan secara historis ditetapkan. Apakah ada buktinya. Sangat membingungkan, bukan? Makin tua makin membingungkan. Lantas apakah masih ada yang yang lebih tua? Kota Banda Aceh pada tanggal 22 April 1205. Okelah. Lalu apakah ada yang lebih tua lagi? Kota Barus di Tapanuli lahir sebelum bahasa Melayu ada, Nah, lho!

Jika Kota Pekanbaru disebutkan lahir tahun 1784, itu berarti belum tua jika dibandingkan klaim kota-kota lainnya. Namun yang menjadi persoalannya adalah bagaimana cara mentetapkannya? Apakah hari jadi itu penting-penting amat? Dari perspektif sejarah hari jadi menjadi penting karena setiap kota telah menabalkannya dalam narasi sejarah kota. Lantas sejak kapan kota Pekanbaru lahir dan bagaimana membuktikannya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.