Senin, 31 Mei 2021

Sejarah Kalimantan (84): Sejarah Candi di Kalimantan Barat; Candi Negeri di Muara Sungai Pawan, Benua Kayong, Ketapang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Barat di blog ini Klik Disini 

Di provinsi Kalimantan Selatan pada masa ini ditemukan dua candi yakni candi Agung di Amuntai dan candi Laras di Tapin. Di provinsi Kalimantan Barat juga ditemukan candi yakni candi Negeri Baru di muara sungai Pawan, kecamatan Benua Kayong, kabupaten Ketapang. Pada zaman kuno, apakah ada hubungan candi di muara sungai Negara, Amuntai dengan candi di muara sungai Pawan, Benua Kayong? Kita lihat nanti.

Candi di provinsi Kalimantan Barat barada di desa Negeri Baru, kecamatan Benua Kayong, kabupaten Ketapang. Kecamatan Benua Kayong dibentuk tahun 2003. Kabupaten Ketapang dibentuk sejak 1956 dengan ibu kota Ketapang (Delta Pawan). Kabupaten Ketapang berada di daerah aliran sungai Pawan yang meliputi bagian hului dan bagian hilir (pesisir dengan titik tengah di delta Pawan) dengan banyak pulau-pulau. Sungai Pawan termasuk sungai penting di wilayah Kalimantan Barat dengan sungai utama sungai Kapuas (yang bermuara ke Pontianak).

Lantas bagaimana sejarah candi di Benua Kayong, Ketapang? Tentu saja sudah ada yang menulis seperti yang dikutip di atas. Lalu apa apakah ada hubungan dengan candi lainnya di Kalimantan? Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa tidak ada diteukan candi di Sukadana maupun di Pontionak? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 30 Mei 2021

Sejarah Kalimantan (83): Sejarah Candi di Kalimantan Selatan; Candi Agung di Sungai Malang, Kota Amuntai, Hulu Sungai Utara

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Selatan di blog ini Klik Disini 

Sebaran candi tidak hanya di Sumatra dan Jawa, candi juga ditemukan di pulau Kalimantan. Salah satu candi yang sudah diidentifikasi berada di provinsi Kalimantan Selatan. Candi tersebut disebut Candi Agung yang berada di daerah aliran sungai Negara yang masuk wilayah kelurahan Sungai Malang, kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Seberapa besar candi Agung iini? Yang jelas candi berada di kota Amuntai.

Dalam berbagai tulisan candi di Amuntai ini diperkirakan sebagai peninggalan Kerajaan Negara Dipa yang keberadaannya sezaman dengan Kerajaan Majapahit. Juga disebutkan candi dibangun oleh Empu Jatmika abad ke-14. Kerajaan awal ini melahirkan Kerajaan Negara Daha di Negara, Ada yang berpendapat bahwa kerajaan Hindu Negara Dipa dibangun pada tahun 1438 di persimpangan tiga daerah aliran sungai yaitu sungai Tabalong, sungai Balangan dan sungai Negara. Candi ini ditemukan pada tahun 1967 dan waktu dilakukan eskavasi pada dasar candi ditemukan benda-benda kepurbakalaan. Tempat yang digali itu disebut penduduk Gunung Candi dan dasar candi disebut Candi Agung. Luas bangunan candi Agung berukuran 40 M x 50 M. Bahan material Candi Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah tetapi lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa. Batu bata yang ditemukan berukuran besar mirip dengan batu bata yang juga ditemukan pada situs candi Kayen di dusun Buloh, desa Kayen di Jawa Tengah.

Lantas bagaimana sejarah candi Agung di Amuntai kabupaten Hulu sungai Utara, provinsi Kalimantan Selatan? Tentu saja sudah ada yang menulis seperti yang dikutip di atas. Lalu apa keutaman candi di Amuntai ini? Nah itu dia. Itulah pertanyaannya. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 29 Mei 2021

Sejarah Kota Surabaya (27): Zaman Kuno Bagian Timur Pulau Jawa, Prasasti Dinoyo; Kerajaan Pegunungan hingga Raja Maritim

 

*Semua artikel Sejarah Kota Surabaya dalam blog ini Klik Disini

Wilayah Malang dan Mojokerto pada zaman kuno begitu dekat ke laut. Tentu saja wilayah  Sidoarjo-Subaya masih perairan (lau). Demikian juga wilayah-wilayah Pasuruan, Gresik, Lamongan dan Tuban sebagian besar masih wilayah perairan. Pada era inilah di wilayah Mojokerto dan Malang terdapat kerajaan hebat pernah didirikan Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit yang sangat kuasa di  bidang maritim. Di wilayah belakang dua wilayah tersebut terdapat Kediri.

Sebelum terbentuk kerajaan Singhasari di wilayah Malang, Kerajaan Kadiri (Kediri) eksis (1042-1222) yang salah satu rajanya yang terkenal Airlangga. Nun jauh di Sumatra, ketika Kerajaan Chola dari India selatan melakukan invasi ke berbagai wilayah sejak 1022, Kerajaan Panai (baca: Kerajaan Aru) di daerah aliran sungai Barumun dan Kerajaan Sriwijaya di daerah aliran sungai Batanghari termasuk yang ditaklukkan (lihat prasasti Tanjore 1030). Kerajaan Aru dengan pelabuhan kampernya din pantai barat Sumatra sudah eksis sejak abad ke-5. Kerajaan Sriwijaya mulai sangat kuat pada abad ke-7 di Bangka (prasasti Kedukan Bukit). Pasca pendudukan Chola, Kerajaan Aru dan Kerajaan Sriwijaya yang sudah relokasi ke daerah aliran sungai Musi bangkit kembali bersamaan dengan munurunnya Kerajaan Kediri pada era Kertajaya dan munculnya Kerajaan Singhasari di Malang (pengganti kerajaan Tumapel). Kerajaan Singhasari dapat dikatakan suksesi Kerajaan Kediri (sebelumnya Tumapel bawahan Kediri, kini Kerajaan Kediri menjadi bawahan Singhasari). Pada saat Singhasari di bawah raja Kertanegara, keturunan Kediri memberontak (Kertanegara terbunuh 1292). Kertanegara adalah pendukung fanatik agama Boedha Batak (sekte Bhairawa). Menantu Kertangera yakni Raden Wijaya yang didukung Kerajaan Mongol berhasil mengalahkan Kediri. Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit di muara sungai Brantas (kini Mojokerto).

Lantas bagaimana sejarah zaman kuno di bagian timur pulau Jawa? Sebelum terbentuk Kerajaan Kediri, di masa lampau pernah eksis kerajaan Kanjuruhan di wilayah Malang (Prasasti Dinoyo 760 M). Salah satu raja Kanjuruhan yang terkenal adalah Gajayana. Kerajaan Kanjuruhan diduga ditaklukkan Kerajaan Mataram Kuno yang memberi jalan munculnya Kerajaan Kediri. Seperti disebut di atas Kerajaan Kadiri runtuh dan kemudian muncul kerajaan kuat di Malang (Singhasari). Itulah siklus kerajaan-kerajaan zaman kuno di bagian timur pulau Jawa. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 28 Mei 2021

Sejarah Semarang (24): Situs Zaman Kuno Bagian Tengah Pulau Jawa; Situs Kendal, Borobudur, Prambanan hingga Situs Demak

 

* Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini

Peradaban awal zaman kuno diduga kuat di mulai di (pulau) Sumatra. Peradaban awal kemudian meluas ke (pulau) Jawa yang bermula di bagian barat. Peradaban awal di bagian tengah pulau Jawa diduga kuat bermula di pantai utara sebelum memasuki wilayah pedalaman. Peradaban selanjutnya berkembang pesat di pedalaman di wilayah dimana kini ditemukan situs candi Borobudur. Tentu saja perkembang yang pesat terjadi di pedalaman dengan ditemukannya berbagai candi yang lebih muda seperti candi Prambanan.

Belum lama ini ditemukan situs tua di wilayah Jawa Tengah. Situs kuno tersebut ditemukan di dusun Boto Tumpang, desa Karangsari, kecamatan Rowosari, kabupaten Kendal. Situs ini sudah mulai diteliti. Situs Kendal tentu saja akan memperkaya pengetahuan kita tentang zaman kuno. Pembuktian awal, bata yang ditemukan di situs Kendal diduga terbentuk pada tahun 630 M (tahun Hijrah Islam dimulai tahun 622 M). Sementara itu, awal era Hindoe-Boedha di Indonesia selama ini disebuit bermula pada abad ke-4, pada saat mana pedagang-pedagang India mencapai Hindia Timur di Sumatra, Semenanjung dan Jawa. Candi Jiwa di Karawang dan Prasasti Tugu di Cilincing  diperkirakan dibangun pada abad ke-5 (era Tarumanagara). Prasasti tertua di Sumatra dibuat pada abad ke-7 (prasasti Kedukan Bukit Palembang). Satu yang penting dari catatan pada situs Palembang ini adalah nama Minana yang diduga nama Binanga yang sekarang di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (suatu kawasan percandian paling luas di Indonesia). Minana atau Binanga tidak jauh dari pelabuhan kuno di pantai barat Sumatra di Baroes yang pada abad ke-2 sudah dicatat di Eropa sebagai sentra kamper.

Lantas bagaimana sejarah zaman kuno di bagian tengah pulau Jawa? Seperti disebut di atas, selama ini peradaban awal di Jawa bagian tengah seakan tidak pernah bergerak dari posisi penting situs candi Borobudur (dan kemudian situs Prambanan). Penemuan situs yang lebih tua diharapkan akan lebih memperkaya pengetahuan tentang zaman kuno, era yang lebih awal dari peradaban di candi Borobudur dan candi Prambanan. Situs Kendal ini menjadi penting, karena peradaban di Jawa (terutama bagian tengah pulau Jawa) bermula di Demak pada era Islam. Lalu mengapa dua era yang berbeda (Hindoe Bodha dan Islam) sama-sama dimulai dari wilayah pantai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.