Minggu, 24 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (190): Gempa di Indonesia;Dampak Gunung Berapi Aktivitas Vulkanik dan Sesar Bumi Aktivitas Tektonik

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Gempa adalah tanda dalam alam bergoyang (berayun). Ayunan ini dapat orang yang berdiri terhutung atau terjungkal, gelas di atas meja bergeser jatuh serta bangunan berderak (berderik). Struktur bangunan yang tidak kuat dapat retak lalu kemudian rubuh. Permukaan air dapat terguncang lalu mengayung benda di atasnya yang bisa terhempas. Singkat kata gempa adalah bencana (ringan atau besar). Gempa yang berbahaya ini dapat terjadi karena aktivitas vulkanik (gunung berapi) atau aktivitas tektonik (geologi). Gempa yang juga sangat berbahaya adalah terjadinya tsunami akibat aktivitas tektonik tersebut. Gempa dan tsunami yang sangat besar  

Tentang tsunami sudah dideskripsikan pada artikel sebelumya. Pada artikel mendeskripsikan gempa dan dampak yang ditimbulkannya. Sebagaimana wilayah Indonesia merupakan jalur cincin api, maka gunung-gunung di Indonesia masih banyak yang aktif dari masa ke masa (bahkan sejak zaman kuno) yang aktivitasnya yang menimbulkan gempa telah menyebabkan banyak korban benda dan korban jiwa. Demikian juga wilayah Indonesia yang memiliki banyak sesar (patahan bumi) dapat sewaktu-waktu bergeser yang juga dapat menimbulkan gempa yang sangat membahayakan.

Lantas bagaimana sejarah gempa di Indonesia? Seperti disebut di atas, kejadian gempa di Indonesia di berbagai tempat tidak terhitun banyaknya, apakah yang tercatat atau tidak sejak masa lampau. Selain bahaya yang ditimbulkan gempa bagi penduduk, satu hal yang kurang mendapat perhatian adalah dampak pada perubahan permukaan bumi (topografi). Lalu bagaimana hal itu bisa terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 23 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (189): Peta Blok Minyak di Sumatera Utara, Seberapa Luas? Pangkalan Brandan, Kilang Tertua Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada tambang minyak di (provinsi) Sumatera Utara? Tidak begitu dikenal. Yang lebih dikenal secara umum adalah di Sumatra Selatan, Riau dan Aceh. Tentu saja tidak salah. Meski ada tambang minyak di Sumatra, itu terkesan lebih dekat ke Aceh di wilayah (kabupaten) Langkat. Lantas apakah ada ladang-ladang minyak di Sumatra Utara selain di Langkat? Nah, itu dia. Yang jelas pada masa ini disebutkan di wilayah (kabupaten) Labuhan Bartu  memiliki potensi minyak.

Satu hal yang penting tentang pertambangan minyak di (provinsi) Sumatra adalah pertambangan minyak di Langkat dengan kilang berada di Pangkalan Brandan. Minyak Langkat terbilang produksi pertama di Indonesia yang mulai produksi pada tahun 1892 era Hindia Belanda. lima tahun sebelum Blok Cepu (Blora, Jawa Tengah) menghasilkan. Kilang minyak Pangkalan Brandan bahkan sudah mengekspor ke (pulau) Jawa pafda tahun 1897, Namun persoalannya kawasan minyak Sumatra Utara selama ini hanya dikenal di (kabupaten) Langkat. Lantas bagaimana dengan di wilayah (kabupaten) Labuhan Batu? Lalu apakah masih adakah wilayah (blok) potensial lainnya di Sumatra Utara?

Kawasan dimana terdapat (blok) minyak umumnya terhubung dengan daerah aliran sungai (DAS) besar. Blok Cepu terhubung dengan daerah aliran sungai Bengawan Solo. Kawasan minyak (blok) Langkat terhubung dengan daerah aliran sungai Wampu. Dalam hal ini wilayah minyak (blok) Labuhan Batu di daerah aliran sungai Barumun. Okelah kalau begitu. Lalu bagaimana sejarah sebaran (peta) minyak di Sumatra Utara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.