Minggu, 26 Februari 2023

Sejarah Malang (10): Tata Kota Malang Era Pemerintah Hindia Belanda Merujuk Sungai Brantas; Kota Lama Dulu - Kota Baru Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Apa itu tata kota? Yang jelas bukan tata buku di dalam system library atau dalam system akuntansi. Meski begitu, semuanya menggunakan gagasan tata, menata atau tertata. Kata lain untuk tata adalah kelola. Ilmu yang mempelajari tata/Kelola ini adalah manajemen (PIE: planning, implementation, evaluation). Okelah. Bagaimana dengan tata kota Malang dari masa ke masa? Boleh jadi tidak ada yang peduli. Mari kita telusuri.


Menilik Tata Kota Malang yang Terbaik di Hindia Belanda. Republika. Jumat 07 Aug 2020. Perencanaan Kota Malang masa Hindia Belanda sempat dipuji. Tata kota menghabiskan waktu bertahun-tahun. "Kota Malang bersama Semarang diajukan ke Paris sebagai kota yang perencanaan sangat bagus" kata Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Kristen Petra Surabaya, Handinoto. Perencanaan tata Kota Malang peranan arsitek Herman Thomas Karsten. Sebagian besar tata kota di Hindia Belanda merupakan hasil dari jerih payahnya. Karsten selalu pergi dari kota ke kota lain untuk komandai hampir seluruh kota termasuk Kota Malang," jelas penulis buku Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Malang. Karsten mengembangkan Malang dari wilayah Klojen Lor (sekarang area RS Saiful Anwar), sebelumnya terdapat benteng sejak zaman VOC. Kemudian daerah ini berkembang menjadi pemukiman Belanda Tahapan selanjutnya, Karsten fokus mengembangkan pembangunan di alun-alun Kota Malang dan sekitarnya. Setelah abad 20, banyak warga Eropa berpindah di Kota Malang. Karsten mengubah tata kota Malang lebih baru lagi. Ia ingin mendirikan pusat kota baru yang kemudian dibangun alun-alun bundar di dekat gedung Balai Kota Malang. Karsten meletakan perumahan modern khusus masyarakat Eropa dengan gaya arsitektur tinggi di jalan utama, Ijen Boulevard. Saat ini wilayah tersebut masih menjadi kawasan elit di Kota Malang. Perkembangan perencanaan kota Malang dari tahap satu sampai delapan sudah lengkap 1937. Semuanya telah direncanakan dengan standarisasi yang tinggi. Bahkan, peraturan tata Kota Malang disebut menjadi yang terbaik di Hindia Belanda. (https://news.republika.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota Malang era pemerintah Hindia Belanda merujuk sungai Brantas? Seperti disebut di atas, kota Malang disebut pernah menjadi kota tertata baik pada era Pemerintah Hindia Belanda. Bagaimana bisa? Kota lama dan kota baru. Lalu bagaimana sejarah tata kota Malang era pemerintah Hindia Belanda merujuk sungai Brantas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (9): Pembangunan Jalan di Malang dan Jalan Antar Kota; Munculnya Gagasan Pembangunan Jalur Kereta Api


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Jaringan jalan kota di Kota Malang yang sekarang adalah satu hal. Sedangkan jaringan jalan antar kota dari dan ke Malang adalah hal yang lain. Kota Malang yang sekarang diduga pada masa lampau bermula dari lalu lintas air yang berpusat di sungai Brantas. Dalam perkembangannya, jaringan jalan darat terhubung dengan lalu lintas sungai, yang kemudian jaringan jalan darat menggantikan lalu lintas transportasi air.


Sejarah Jalan Ijen Boulevard, Kawasan Elit dan Heritage. Tugumalang.id. Jalan Ijen menjadi salah satu jalan utama di Kota Malang. Jalan ini menjadi salah satu sebab Kota Malang sebagai kota yang indah dan cantik. Selain itu, jalan Ijen juga menjadi ikon bersejarah di Kota Malang. Terdapat bangunan-bangunan kuno peninggalan masa Hindia Belanda seperti perumahan berbentuk vila dan gereja. Sebagian bangunan masih ada mempertahankan bentuk aslinya. Kawasan Jalan Ijen dibangun oleh seorang arsitek Belanda yang cukup ternama, Ir Herman Thomas Karsten. Pembangunan wilayah ini dilakukan oleh Karsten tahun 1935 dengan perencanaan tata kota yang sesuai sampai tahun 1960. Jalan Ijen merupakan tahapan pembangunan yang ke-5. Pembangunan dimulai dari perempatan Bareng (jalan Kawi hingga ke Gereja Katedral). Pada pembangunan tahap ke-7, jalan Ijen dikembangkan mulai dari Gereja Katedral hingga ke perempatan Lonceng di Jalan Bandung. Sejak saat itu, dua tahapan pembangunan itu menjadi satu kesatuan. Dengan memperhatikan keindahan serta konektivitas dengan bagian yang lain di kota, Karsten merancang jalan Ijen sebagai daerah perumahan mewah. Bentuk jalannya dibuat boulevard, jalan kembar dengan pembatas berupa taman di bagian tengah. Di sebelah kanan dan kiri juga diberi pohon palem untuk mempercantik penampilan jalan. Selain itu terdapat berbagai peninggalan yang menunjukkan bahwa Ijen merupakan kawasan elit dan menjadi kota mandiri di masanya. Salah satunya adalah adanya bekas rumah listrik milik perusahaan Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatchappij (Aniem) yang berada di ujung selatan Jalan Ijen. (https://tugumalang.id/)

Lantas bagaimana sejarah pembangunan jalan di Malang dan jalan antar kota? Seperti disebut di atas, jaringan jalan kota di Malang bermula dari lalu lintas air/sungai. Pembangunan jalan menjadi fungsi pengganti transportasi air. Bagaimana pun pembangunan jalan antar kota menjadi pemicu munculnya gagasan pembangunan jalur kereta api. Lalu bagaimana sejarah pembangunan jalan di Malang dan jalan antar kota? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 25 Februari 2023

Sejarah Malang (8): Nama-Nama Kampong Tua di Malang; Ada Nama Berasal Zaman Kuno,Ada Nama Baru Masa Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Apalah arti sebuah nama bagi William, Shakespeare. Namun untuk nama suatu kampong dapat memiliki arti apakah sudah tua atau baru. Nama tempat, dalam hal ini nama kampong bersifat diwariskan. Diantara nama-nama tempat, khususnya suatu kampong tempo doeloe ada yang berasal dari zaman kuno. Nama-nama kampong mana di kota Malang yang berasal dari masa lampau tentu saja menjadi menarik perhatian.


Menguak Kisah Desa Gadang Berusia 638 Tahun di Kota Malang. Travel.detik.com. 29 Januari 2023. Jakarta - Penelitian mengungkap riwayat desa Gadang di Kota Malang. Desa ini rupanya sudah eksis sejak zaman kerajaan. Desa Gadang bagian kecamatan Sukun. Sebelum 1987, wilayah Gadang merupakan 'kelurahan' dari kecamatan Kedung Kandang. Dalam Staatblad No. 120 April 1883, desa Gadang masuk district Malang Afdeeling Malang, Residenti Pasuruan. Tahun 1911, desa Gadang tercatat sebagai onderdistrict di district Malang. Nama Gadang sendiri tertulis dalam Prasasti Pamotoh (1198). Pada waktu itu desa Gadang masuk dalam 'wisaya' (wilayah semacam kadipaten) Kanuruhan. Menurut Suwardono, desa Gadang dari prasasti Gadang tahun 1307 Saka. Isi Prasasti Gadang berkenaan dengan penganugerahan tanah sīma di desa Gadang. Anugerah tanah sīma di Gadang diberikan kepada tokoh bernama Dhapunta Bulanawijaya guna kelangsungan bangunan suci candi. Peristiwa itu dinyatakan dalam prasasti Gadang bertarih 3 kresnapaksa hari Was Kaliwuan Soma wuku Wuyai bintang yoga Wrdhi tahun 1307 Śaka (Senin Kliwon 24 Juli 1385). Bukti ini didukung laporan Maurenbrecher yang dimuat dalam Oudheidkundig Verslag tahun 1923 dan laporan Crucq dalam Oudheidkundig Verslag tahun 1929 tentang batu-batu candi di punden makam 'Mbah Djosari' yang kini terdapat di makam lama Jl Gadang Gg VI (https://travel.detik.com/travel-news/)

Lantas bagaimana sejarah nama-nama kampong tua di Malang? Seperti disebut di atas, sebagaimana di tempat lain, di kota Malang sudah tentu ada nama kampong lama. Hanya saja seberapa tua. Dalam hal ini nama kmpong tua di Malang boleh jadi ada yang memiliki hubungan dengan nama-nama kampong tua di tempat lain, tidak hanya di Jawa, tetapi juga di pulau lain nun jauh di Sumatra. Lalu bagaimana sejarah nama-nama kampong tua di Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (7): Populasi Penduduk di Malang Doeloe, Melting Pot; Orang Madura dan Orang Jawa di Malang pada Masa Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Populasi penduduk Kota Malang masa ini berdasarkan SP-2020 sebanyak 843.810 Jiwa. Banyak memang. Akan tetapi itu bermula dar jumlah yang sedikit. Populasi penduduk kota Malang telah meningkat dari masa ke masa, bahkan telah dimulai sebelum era Pemerintah Hindia Belanda. Salah satu elemen populasi dari awal di wilayah Malang berasal dari pulau Madura atau wilayah pantai dimana komunitas penduduk Madura berada.


Sebagian besar penduduk Kota Malang berasal dari suku Jawa. Namun, jika dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, suku Jawa di Malang memiliki temperamen yang sedikit lebih keras dan egaliter. Terdapat pula sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, Tionghoa, dan lain-lain. Agama mayoritas di Kota Malang adalah Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman dahulu antara lain Masjid Agung Jami' Kota Malang, Gereja Hati Kudus Yesus, Katedral Ijen (Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel), Klenteng Eng An Kiong di Kotalama dan sebuah pura di Puncak Buring. Meskipun Islam adalah agama mayoritas, Kota Malang menjadi salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk Kristen terbesar di Jawa Timur. Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan karena memiliki banyak pesantren dan pusat pendidikan Kristen. Salah satu pesantren yang terkenal ialah Pondok Pesantren Al Hikam. Ada pula pusat pendidikan Kristen berupa Seminari Alkitab, Seminari Alkitab Asia Tenggara yang berdiri di Malang pada 1954. Kota Malang dikenal sebagai kota yang toleransi antaragamanya tinggi. Keberadaan Masjid Jami' dan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel di Kota Malang menarik. Dua tempat ibadah itu bersebelahan dan seolah menjadi simbol toleransi masyarakat di Kota Malang. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi di Kota Malang, seperti Indonesia. Namun, bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran merupakan bahasa sehari-hari masyarakat Malang. Kalangan minoritas suku Madura menuturkan bahasa Madura. Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut boso Walikan (osob Kiwalan), yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya Malang menjadi Ngalam (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah populasi penduduk Malang, melting pot masa lalu hingga Malang masa kini? Seperti disebut di atas, keberadaan orang Madura sudah diketahui sejak lama di Malang. Dalam perkembangannya kota Malang menjadi kota melting pot, tidak hanya orang Madura dan orang Jawa. Lalu bagaimana sejarah populasi penduduk Malang, melting pot masa lalu hingga Malang masa kini? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 24 Februari 2023

Sejarah Malang (6): Dr Sjoeib Proehoeman PhD di Malang dan Pentingnya Persatuan di Malang; Radjamin Nasoetion di Soerabaja


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Siapa Sjoeib Proehoeman? Sejarahnya nyaris terlupakan. Apa hubungan Dr Sjoeib Proehoeman PhD dengan wilayah Malang dan kota Malang? Nyaris tidak ditemukan dalam narasi sejarah Malang. Sangat malang. Sjoeib Proehoeman bukanlah orang biasa, tetapi orang yang sederhana namun memiliki semangat luar biasa. Pada usia tinggi Sjoeib Proehoeman masih bermain sepak bola. Nama Sjoeib Proehoeman disebut dalam buku ‘Orang Indonesia jang Terkemoeka di Djawa (1943) dan buku ‘Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda, 1600-1950 (terbit 2008). Namun itu tetap tidak cukup. Okelah. Mari kita deskripsikan.


Rumah Sakit Lavalette Malang Pada Masa Hindia-Belanda Hingga Kini. Dioramalang.com, 12 September 2020. Kota Malang yang memiliki sejuta sejarah ini tidak hanya terdapat pada sebuah peninggalan milik Kerajaan Singasari maupun Majapahit. Namun di Kota Malang juga terdapat berbagai bangunan yang juga memiliki sejuta kisah dan sejarah di dalamnya. Bangunan milik kolonial Belanda pada masa itu, hingga kini masih berfungsi dengan baik. Bangunan yang dulu hingga kini tetap berdiri dan berfungsi tersebut digunakan untuk rumah sakit. Rumah sakit yang dikenal oleh masyarakat Malang dengan nama Lavalette tersebut sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Bahkan pendiri rumah sakit tersebut juga merupakan seorang dokter dari Belanda. Keberadaannya pun hingga saat ini masih tetap bertahan dan tidak dialihfungsikan. Namun dalam sejarahnya, Rumah Sakit Lavalette ini pernah mengalami keterpurukan yang mengharuskan sebagian bangunannya dialihfungsikan. Terlepas dari hal tersebut Rumah Sakit Lavalette mampu melewati masa keterpurukan tersebut, hingga saat ini masih digunakan sebagai layanan kesehatan masyarakat yang terpercaya (https://dioramalang.com/2020/09/12/)

Lantas bagaimana sejarah Dr Sjoeib Proehoeman PhD di Malang dan pentingnya persatuan di wilayah Malang? Seperti disebut di atas, nama Sjoeib Proehoeman nyaris tidak mendapat tempat dalam narasi sejarah Indonesia masa kini. Mengapa? Boleh jadi karena juga Namanya tidak terinformasikan di Malang. Setali tiga uang dengan Radjamin Nasoetion di Soerabaja. Hanya nama Ucok AKA yang dikenal. Lalu bagaimana sejarah Dr Sjoeib Proehoeman PhD di Malang dan pentingnya persatuan di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (5): Gemeente Kota Malang dan Gemeenteraad; Peta Dewan di Hindia Belanda dan Burgemeester MCH Anderman


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Wilayah Malang, dalam sejarah berpusat di kota (gemeente) Malang. Ini mirip wilayah Soerabaja berpusat di kota (gemeente) Soerabaja. Seiring dengan pembentukan provinsi di (pulau) Jawa pada tahun 1921 yang terdiri dari provice West Java, Midden Java dan Oost Java. Ibu kota province ditetapkan di Batavia, province Midden Java di Semarang dan provinsi Oost Java di Soerabaja. Dalam konteks ini gubernur province Oost Java di Soerabaja. Sementara di berbagai kota terdapat Residen, Asisten Residen dan wali kota (Burgemeester), dimana dalam hal ini burgemeester Malang di Malang yang didukung dewan kota (gemeenteraad).


Daftar wali kota masa ke masa di Kota Malang. 1919-1929 HI Bussemaker; 1929-1933 Ir. Voorneman; 1933-1936 Ir. Lakemar; 1936-1942 JH Boerstra; 1942-1945; caretaker IRAA. Sam dan Mr. Soewarso Tirtowijogo; 1945-1958 M. Sardjono Wiryohardjono; 1958-1966 Koesno Soeroatmodjo; 1966-1968 Kol. M. Ng Soedarto (caretaker); 1968-1973 Kol. R. Indra Soedarmadji; 1973-1983 Kol. Soegiyono; 1983-1983; Drs. Soeprapto; 1983-1988 dr. H Tom Uripan N, SH; 1988-1998 H. M. Soesamto; 1998-2003 Kol. Inf. H Suyitno; 2003-2013 Drs. Peni Suparto, MAP; 2013-2018 H. Moch. Anton; 2018-sekarang Drs H Sutiaji (https://malangkota.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah gemeente (kota) Malang dan dewan kota (Gemeenteraad) Malang? Seperti disebut di atas, kota Malang menjadi tempat paling penting dan paling strategis di wilayah Malang. Dalam hal ini posisi wali kota (burgemeester) dan dewan kota (gemeenteraad) menjadi penting. Lalu bagaimana sejarah gemeente (kota) Malang dan dewan kota (Gemeenteraad) Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.