Senin, 20 Maret 2023

Sejarah Malang (54): Perang Kemerdekaan di Malang; Walikota Soerabaja Radjamin Nasoetion, Pegawai Mengungsi ke Malang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Perang kemerdekaan adalah perang yang dilancarkan untuk menghalangi dan mengusir pihak asing untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun dalam perkembangannya hanya sebagai rakyat Indonesia yang benar-benar tetap ingin mempertahankan kemerdekaan. Sebagian masyarakat Indonesia sebaliknya justru menerima/mendukung kehadiran asing, termasuk orang Belanda untuk kembali. Hal itu juga termasuk di wilayah Malang. Para republiken di Soerabaja harus menmgungsi ke pedalaman termasuk ke wilayah Malang.


Revolusi fisik di kota Malang tahun 1945-1949. Skripsi Helmi Wicaksono. Abstract. Kota Malang tempat penting yang baik bagi orang Eropa Timur Asing dan Orang Indonesia sendiri. Kota Malang pernah menjadi ibukota Propinsi Jawa Timur pada bulan Februari 1947 sampai bulan Juli 1947. Perpindahan Ibukota Propinsi Jawa Timur ke Kota Malang menjadikan Kota Malang sebagai tempat penampungan bagi warga korban perang dari daerah Surabaya dan daerah lain yang dikuasai Belanda. Agresi Militer Belanda pertama pada tanggal 31 Juli 1947 membuat Kota Malang sudah tidak aman lagi sebagai Ibukota Propinsi Jawa Timur. Langkah yang dilakukan oleh penduduk Kota Malang dalam mengantisipasi kedatangan Belanda ke Kota Malang adalah dengan bumi hangus bangunan yang dianggap penting. Keadaan Kota Malang setelah Agresi Militer Belanda I sampai tahun 1949 belum banyak yang menulisnya. Hasil dari penelitian ini antara lain Belanda menyerang Kota Malang dari arah Lawang Singasari hingga masuk daerah Blimbing. Kota Malang diduduki Belanda pada tanggal 31 Juli 1947. Penduduk Kota Malang ikut mengadakan perlawanan selama bulan Januari 1949 sampai bulan Maret 1949 (http://repository.um.ac.id/91437/)

Lantas bagaimana sejarah perang kemerdekaan di wilayah Malang? Seperti disebut di atas diantara penduduk Indonesia ada yang tetap ingin mempertahankan kemerdekaan tetapi juga ada yang menerima dan bekerjasama dengan asing terutama orang-orang Belanda yang jelas mengabaikan kemerdekaan Indonesia. Situasi dan kondisi ini juga terjadi di wilayah Malang. Walikota Soerabaja Radjamin Nasoetion dan para pegawainya yang republiken harus mengungsi ke pedalaman termasuk di wilayah Malang. Lalu bagaimana sejarah perang kemerdekaan di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (53): Indonesia Merdeka, Proklamasi, Situasi dan Kondisi di Malang; Sekutu/Inggris Evakuasi Militer Jepang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah satu hal. Situasi dan kondisi di Malang pada saat proklamasi kemerdekaan adalah hal lain. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di Djakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Bagaimana situasi dan kondisi di Malang saat proklamasi atau sesudahnya. Yang jelas pasukan Sekutu/Inggris memasuki wilayah Indonesia termasuk di wilayah Malang dalam rangka melucuti dan mengevakuasi militer Jepang. Namun situasi ini dimanfaatkan Belanda/NICA untuk ‘berkuasa’ kembali di Indonesia termasuk di Malang.


Mengenang Sejarah Tugu di Kota Malang: Tugu kebanggaan warga Malang ini baru berdiri sekitar 17 Agustus 1946. Republika.co.id. 8 Maret 2018. Ada banyak jejak sejarah di tanah Kota Malang. Di antara peninggalan, menara tugu berada di depan Balaikota. Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), Ronal Ridho'i menjelaskan, menara tugu sebenarnya belum berdiri di masa kolonial Belanda maupun Jepang. Tugu kebanggaan warga Malang ini baru berdiri sekitar 17 Agustus 1946 oleh warga setempat. "Itu menandai setahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945". Mengenai diresmikannya tugu oleh Bung Karno, Ronal menilai, ini tak terlepas dari kegiatan presiden pertama di kota tersebut. Saat itu, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mengadakan rapat sidang di salah satu lokasi Kota Malang. Oleh sebab itu, wajar peresmian tugu pun bisa dilakukan oleh Presiden Soekarno. Adapun perbedaan tugu pada 1946 dan 1950, sebagai momen peringatan peristiwa penting. "1946 momen peringatan proklamasi kemerdekaan sedangkan 1950 peringatan momen setelah agresi militer. Indonesia saat itu bisa dikatakan benar-benar merdeka," jelas dia. "Lalu kok bisa ada pendapat kalau tugu sempat ada emas? Kan di masa itu Indonesia berada di masa yang sangat krisis. Bangunan saat itu bentuknya kontinuitas dari peninggalan Belanda," tambahnya. (https://news.republika.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan situasi dan kondisi di Malang? Seperti disebut di atas, proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di Djakarta tanggal 17 Agustus 1945 lalu setelah itu terjadi banyak peristiwa termasuk di wilayah Malang yang dimulai Sekutu/Inggris melakukan evakuasi militer Jepang di wilayah Malang. Lalu bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan situasi dan kondisi di Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 19 Maret 2023

Sejarah Malang (52): Penjara Kota Malang Semasa Pendudukan Jepang dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap; Situasi Kota Malang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Orang Jepang sangat piawai berperang. Satu kebiasaan militer Jepang membangun benteng alam atau benteng bawah tanah. Berbeda dengan orang Eropa tempo doeloe membangun benteng di atas permukaan tanah dengan tembok dan barrier yang dilengkapi dengan bastion. Benteng alam bagi orang Jepang selain fungsi pertahanan dan gudang senjata juga digunakan sebagai penjara. Sementara itu sesame pendudukan Jepang, salah satu tokoh revolusioner Indonesia Mr Amir Sjarifoeddin Harahap ditahan di salah satu penjara terketat Jepang di Malang.


Sejumlah Gua Peninggalan Jepang Ditemukan di Malang. Kompas.com 12/10/2017. Sejumlah gua diperkirakan peninggalan Jepang 1942 sampai 1945 ditemukan di kelurahan Songgokerto, Kota Batu. Ada 6 lubang gua. Mulut keenam gua itu berjejer dalam satu kontur tanah di salah satu perbukitan, mulut gua sudah tidak tampak, hanya ada bebatuan besar dan semak belukar. Arkeolog pada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Nugroho Harjo Lukito mengatakan, harus ada upaya pembersihan di mulut gua supaya terlihat lubangnya. Gua itu diperkirakan merupakan tempat tentara Jepang menyembunyikan senjatanya. Selain itu, gua itu juga menjadi tempat persembunyian dan pelarian tentara Jepang dari kejaran musuh. Salah seorang warga yang pernah memasuki gua itu menyebutkan bahwa rongga gua bercabang - cabang. Ada gua yang terhubung satu sama lain dan ada rongga gua yang tembus ke balik bukit. Gua - gua itu diperkirakan sengaja di bangun oleh tentara Jepang sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh. Seger Sukijo (78) warga setempat mengaku pada tahun 1951 masih kelihatan nampak betul. Truk saja masuk ke dalam gua. Dari enam gua, dua lainnya sudah tertutup. Sukijo mengatakan, gua itu merupakan gua peninggalan Jepang. Menurut dia mulut gua itu tertutup karena terkena longsor. (https://regional.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah penjara Kota Malang semasa pendudukan Jepang dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap? Seperti disebut di atas, salah satu tokoh revolusioner Mr Amir Sjarifoeddin Harahap ditahan di penjara terketat di Malang. Namun sejauh ini dimana itu belum terinformasikan. Apakah tempat tahanan itu di penjara kota atau di penjara bawah tanah? Dalam hubungan ini menarik memperhatikan situasi kondisi Malang saat itu. Lalu bagaimana sejarah penjara Kota Malang semasa pendudukan Jepang dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (51): Pendudukan Jepang di Malang; Diantara Rezim Pemerintah Hindia Belanda dan Pemerintah Republik Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda terjadi dua kali pendudukan: Pendudukan Inggris dan Pendudukan Jepang. Pada artikel terdahulu telah dideskripsikan masa Pendudukan Inggris (1811-1816). Masa Pendudukan Jepang (1942-1945) adalah pembeda era Pemerintah Kolonial Belanda dengan era Pemerintah Republik Indonesia Merdeka. Pendudukan Jepang, termasuk di Malang ada baiknya dan ada buruknya.


Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakatdi Karesidenan Malang tahun 1942-1945. Skripsi Najmah Fairus. 2013. Masa penjajahan Jepang salah satu periode yang paling menentukan sejarah Indonesia. Jepang menduduki Indonesia 3.5 tahun membawa perubahan besar membagi Indonesia menjadi tiga wilayah. Sumatra di bawah Angkatan Darat ke-25, Jawa dan Madura di bawah Angkatan Darat ke-16, dan Kalimantan serta Indonesia bagian Timur di bawah Angkatan Laut. Jepang mengubah di Jawa dan Madura membagi wilayah 17 Syuu (Karesidenan), diantaranya Karesidenan Malang dengan Minoru Tanaka sebagai Residen. Jepang mulai melaksanakan kebijakan meningkatkan produksi pangan. Cara dilakukan untuk mencapai tujuannnya mengenalkan varietasi padi dan tanaman baru, inovasi pertanian dari tradisional dengan sistem larikan, mengadakan perlombaan pertanian tanaman padi serta mendirikan sekolah pertanian, penggunaan pupuk kompos, melakukan pengurangan areal perkebenunan dan dialihkan tanaman pangan dan tanaman kapas. Dengan berbagai kebijakan berdampak pada kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat:  kemerosotan kemakmuran rakyat mengalami kekurangan sandang dan pangan, rakyat mengkonsumsi makanan alternatif, rakyat memakai pelindung tubuh dari bahan goni. Daya tahan tubuh rakyat menurun sehingga terserang penyakit yang berujung kematian. (http://repository.unej.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah pendudukan Jepang di Malang? Seperti disebut di atas, selama pendudukan Jepang, bagi bangsa Indonesia ada baiknya dan juga ada buruknya. Pendudukan Jepang adalah masa kritis diantara rezim Pemerintah ‘kolonial’ Hindia Belanda dan Pemerintah ‘merdeka’ Republik Indonesia. La;u bagaimana sejarah pendudukan Jepang di Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 18 Maret 2023

Sejarah Malang (50):Detik Berakhir Belanda di Wilayah Malang; Setelah Ratusan Tahun Orang Belanda Harus Jadi Terusir ke Eropa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Wilayah Malang, dalam sejarah berpusat di kota Malang. Malang dari suatu kampong pada era VOC telah bertransformasi menjadi suatu kota (gemeente) yang dipimpin langsung burgemeester Malang di Malang yang didukung dewan kota (gemeenteraad). Pembangunan kota dan pengembangan wilayah juga di afdeeling (residentie) Malang sudah mencapai puncak era colonial. Namun semua itu harus berakhir, orang-orang Belanda harus kembali ke Eropa, di Malang digantikan sepenuhnya warga Malang.


Wilayah Malang tentu saja sudah dikenal sejak lampau di zaman kuno. Bukti hal itu ditunjukkan dengan keberadaan candi-candi dan prasasti, Namun sejak kapan muncul nama Malang di wilayah tidak ada bukti-bukti terawal. Bukti kuat baru muncul pada era VOC ketika pasukan Trunojoyo yang dibantu pasukan eks Gowa dipimpin Galesong berhadapat dengan kkeuatan Mataram (Soesoehoenan) yang didukung Pemerintah VOC di Batavia. Perang yang berakhir 1680 inilah awal dikenal nama (kampong) Malang, di suatu lembah subur diantara gunung-gunung tinggi. Sejak itu pedagang-pedagang Eropa/Belanda mengambil bagian dalam perdagangan di wilayah pedalaman di Malang. Lalu pada permulaan Pemerintah Hindia Belanda (setelah VOC dibubarkan), cabang pemerintahan dibentuk sebagai residentie di Pasoeroean dimana terdiri dari tiga afdeeling, salah satu di afdeeling Malang. Pasa pendudukan Inggris, setelah Pemerintah Hindia Belanda dipulihkan pada tahun 1816, pada tahun 1817 diangkat seorang Asisten Residen yang berkedudukan di Malang. Sejak ini pula kampong Malang cepat tumbuh dan berkembang menjadi kota (hingga menjadi Gemeente) dan wilayah (afdeeling) Malang di luar kota terus berkembang ke segala penjuru.

Lantas bagaimana sejarah detik berakhirnya Belanda di wilayah Malang? Seperti disebut di atas Kota Malang yang sekarang bermula sejak era VOC dimana kehadiran orang-orang Eropa/Belanda yang kemudian secara perlahan terbentuk kota, pembangunan kota dan pengembangan wilayah di Malang sehingga kota Malang menjadi status kota (Gemeente). Semua itu, setelah ratusan tahun orang-orang Belanda harus hengkang dari Malang kembali ke Eropa. Tragis memang, tetapi roda sejarah tetap berputar. Lalu bagaimana sejarah detik berakhirnya Belanda di wilayah Malang?  Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (49): Radio di Malang Sejak Kapan Bermula? Gelombang SW Era RRI, Kini Radio Kota FM dan Radio Streaming


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Dalam artikel-artikel sebelum ini, telah dideskripsikan bagaimana aksara Latin diintroduksi termasuk di wilayah Malang. Dengan pendidikan populasi penduduk dengan penggunaan aksara Latin lalu terbentuknya pers (produk cetakan, brosur, majalah dan surat kabar) di Malang yang menjadi dunia baru dalam dunia komunikasi (massa). Sementara itu, teknologi telegraf segera diintegraskan dengan penemuan teknologi radio yang kemudian terbentuk komunitas pendengar radio yang melahirkan siaran radio sebagai substitusi atau komplemen majalah/surat kabar.


Mengulik Perkembangan Sejarah Berdirinya RRI Malang pada Momen Hari Radio 11 September. Suryo Eko Prasetyo. Sabtu, 11 September 2021. Mengutip laman resmi RRI, pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya RRI pada 11 September 1945. Berdirinya RRI tidak dapat dilepaskan dari keberadaan stasiun-stasiun radio di era itu. Generasi pertama stasiun radio ada di Malabar, Jawa Tengah, sejak 1925. Lima tahun setelah itu, terbentuk Nederland Indische Vereniging Radio Amateur. Stasiun radio pertama berdiri bernama BRV di Batavia. Selanjutnya stasiun radio Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) di Batavia. Pada masa pendudukan, Jepang mengakuisisi stasion radio milik Belanda. Selain untuk memberikan informasi, siaran radio juga berfungsi sebagai propaganda Jepang ke masyarakat Indonesia. Jawatan radio swasta akhirnya dibekukan dan disatukan dalam satu komando Hoso Kanri Kyoku, pusat radio siaran dan berkedudukan di Djakarta. Cabang-cabangnya yang dinamakan Hoso Kyoku terdapat di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Bom Hiroshima dan Nagasaki dan berkat informasi radio, Indonesia segera merealisasikan kemerdekaanya 17 Agutus 1945. Hoso Kyoku akhirnya dihentikan siarannya pada 19 Agustus 1945. Masyarakat Indonesia yang aktif di radio menyadari radio alat diperlukan pemerintah Republik Indonesia. Perwakilan stasiun radio eks Hosu Kyoku berkumpul di gedung Raad Van Indje Pejambon dan muncul nota kesepahaman, salah satunya untuk mendirikan stasiun radio. RRI akhirnya disepakati berdiri dan akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di Jawa. Sementara itu, berdirinya RRI di Malang berawal dari stasiun pemancar milik Belanda yang berada di gedung sekolah terletak di pertigaan Oro-oro Dowo dan Jalan Bandung sekitar 1940-an. (https://www.ayomalang.com/)

Lantas bagaimana sejarah radio di Malang sejak kapan bermula? Seperti disebut di atas, radio sudah lama ada di Malang, yang terhubungan masa era Pemerintah Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang dan era kemerdekaan Indonesia. Semuanya bermula dari perkembangan teknologi radi dari gelombang SW hingga era RRI yang kemudian muncul radio dalam kota dengan frekuensi FM. Lalu bagaimana sejarah radio di Malang sejak kapan bermula?  Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.