Minggu, 23 Juli 2023

Sejarah Sepak Bola Indonesia (2): Sepak Bola di Batavia,Kompetisi Pertama pada Era Hindia Belanda; Berita "Bola" dari Medan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Sepak Bola Indonesia di blog ini Klik Disini

Sepak bola di Batavia sangat penting dalam sejarah awal sepak bola di Indonesia. Mengapa? Kota Batavia adalah kota besar, banya warganya dari berbagai kelompok populasi (Eropa/Belanda. Cina dan pribumi). Di Batavia tersedia lapangan yang luas yang sesuai untuk sepak bola. Lapangan itu terdapat di Koningsplein (kini lapangan Monas). Bagaimana bermula? Dalam konteks inilah sepak bola terhubung dari masa ke masa hingga ke masa kini di Jakarta (klub yang popular dengan nama Persija).


Persija (Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta, dikenal nama Persija Pusat) adalah klub sepak bola Indonesia berbasis di Jakarta. Persija didirikan 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930. Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Saat masih bernama VIJ, markas Persija berada di Stadion VIJ. Sejumlah nama ikut membesarkan klub diantaranya tercatat dalam sejarah Persija Jakarta nama MH Thamrin. Selain itu ada juga nama Habib Ali Kwitang. Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch-Indische Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada. Seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sepak bola di Batavia, kompetisi pertama di Indonesia era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, sebelum ada sepak bola di Batavia sudah ada sepak bola di Medan. Bagaimana dengan kompetisi sepak bola? Berita dari Medan sepak bola bermula di Medan. Lalu bagaimana sejarah sepak bola di Batavia, kompetisi pertama di Indonesia era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Sepak Bola Indonesia (1): Asal Usul Sepak Bola di Indonesia Sejak Masa Hindia Belanda; Sepak Bola di Eropa Berkembang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Sepak Bola Indonesia di blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah sepak bola di Indonesia? Tentu saja ada. Hanya saja siapa yang telah menulis sejarah sepak bola di Indonesia? Okelah itu satu hal. Hal yang penting dalam hal ini adalah bagaimana sejarah sepak bola berlangsung di Indonesia? Jelas dalam hal ini baru bermula pada era Pemerintah Hindia Belanda. Dalam hal ini sepak bola di Indonesia, sejak era Pemerintah Hindia Belanda ada sepak bola Belanda, ada sepak bola Cina dan ada sepak bola pribumi (sepak bola Indonesia).


Sepak bola adalah salah satu olahraga paling populer di Indonesia. Olahraga ini dimainkan pada semua tingkatan, dari anak-anak, laki-laki, muda hingga setengah baya. Liga sepak bola Indonesia dimulai sekitar tahun 1930an. Pada tahun 1930 didirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta. Hingga tahun 1979, kompetisi sepak bola nasional di Indonesia diselenggarakan secara amatir "Perserikatan". Pada tahun 1979–80 diperkenalkan kompetisi Liga Sepak Bola Utama (Galatama). Perserikatan maupun Galatama tetap berjalan sendiri-sendiri. Galatama merupakan kompetisi sepak bola semi-profesional. Galatama merupakan salah satu pioner kompetisi semi-professional dan professional di Asia selain Liga Hong Kong. Pada tahun 1994, PSSI menggabungkan Perserikatan dan Galatama dan membentuk Liga Indonesia, memadukan fanatisme yang ada di Perserikatan dan profesionalisme yang dimiliki Galatama. Dengan tujuan meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Sebelum berdirinya PSSI, di Indonesia sudah ada Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebuah organisasi sepak bola yang didirikan oleh perkumpulan-perkumpulan sepak bola pada masa pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1927 NIVB berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah awal mula sepak bola di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, sepak bola di Indonesia ada sepak bola Eropa/Belanda, ada sepak bola Cina dan ada sepak bola pribumi. Bagaimana itu semua bermula? Yang jelas sepak bola di Eropa sudah berkembang, termasuk sepak bola Belanda. Lalu bagaimana sejarah awal mula sepak bola di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 22 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (44): Soekarno dan Para Insinyur Indonesia Berjuang; Tata Kota dan Tata Politik Bernegara (Merdeka)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Sebelum perguruan tinggi Teknik (THS) di Bandung dibuka tahun 1920, sudah ada sejumlah pribumi yang meraih gelar insinyur di perguruan tinggi teknik di Belanda. Dalam pembukaan THS, mahasiswa yang diterima adalah siswa-siswa pribumi. Cina dan Eropa/Belanda lulusan HBS/AMS. Salah satu lulusan pertama THS dari golongan pribumi adalah Ir Soekarno. Para lulusan pribumi ada yang berjuang lewat pembangunan fisik termasuk dalam bagian penataan kota juga ada yang berjuang melalui jalur politik (dalam hubungannya dengan tata politik bernegara). Ir Soekarno dan Ir Anwari dua diantara lulusan THS yang memilih jalur politik sejak awal karir.


Ir. Soekarno (6 Juni 1901 – 21 Juni 1970) adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada kurun waktu 1945–1967. Ia adalah seorang tokoh perjuangan yang berperan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari kolonialisme Belanda. Bersama Mohammad Hatta, ia memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921, bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan di HBS, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921, setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat pada tahun 1926. Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya. Prof. Jacob Clay selaku ketua fakultas pada saat itu menyatakan "Terutama penting peristiwa itu bagi kita karena ada di antaranya 3 orang insinyur orang Jawa". Mereka adalah Soekarno, Anwari, dan Soetedjo, selain itu ada seorang lagi dari Minahasa yaitu Johannes Alexander Henricus Ondang. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Soekarno dan para insinyur Indonesia juga berjuang? Seperti disebut di atas di Indonesia pada tahun 1920 dibuka perguruan tinggi teknik semasa Pemerintah Hindia Belanda. Ada yang berjuang untuk penataan kota dan juga da yang berjuang melalui jalur tata politik bernegara untuk mencapai kemerdekaan seperti Ir Soekarno. Lalu bagaimana sejarah Soekarno dan para insinyur Indonesia juga berjuang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Tata Kota Indonesia (43): Perguruan Tinggi Teknik - Tata Kota di Indonesia Sejak Pemerintah Hindia Belanda; THS Kini ITB


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Sebelum dikenal Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Technische Universiteit Delft (TU Delft) pada masa ini, pada masa lampau dikenal Polytechnische School di Delft dimana Raden Kartono diterima pada tahun 1896. Dalam perkembangannya politeknik ini diubah statusnya menjadi perguruan tinggi teknik (Technische Hoogeschool te Delft) yang menjadi cikal bakal TU Delft. Bagaimana dengan di Indonesia? Itu bermula di Bandoeng dengan didirikannya tahun 1920 Technische Hoogeschool te Bandoeng (yang menjadi cikal bakal ITB).


Technische Universiteit Delft (TU Delft) adalah sekolah sulit tapi prestisius. Salah satu pribumi yang studi di sekolah tinggi teknik ini di masa lalu adalah direktur pertama PT. PINDAD Bandung (1950-1954) Ir AFP Siregar gelar Mangaradja Onggang Parlindoengan. Sejak doeloe, selain TU Delft sebagai jalur mahasiswa asal Indonesia di bidang eksak adalah Fakultas Kedokteran Universiteit van Amsterdam, salah satu alumninya adalah perempuan Indonesia pertama bergelar Doktor (PhD) di bidang kedokteran tahun 1931 Dr Ida Loemongga Nasoetion, PhD. Satu lagi universitas yang sulit di Belanda adalah Fakultas Kedokteran Hewan Universiteit Utrecht yang mana salah satu alumninya adalah orang Indonesia pertama berlisensi Eropa sebagai Dokter Hewan tahun 1920 Dr Sorip Tagor Harahap, dokter hewan yang memulai karir di Istana Gubernur Jenderal yang kemudian dipromosikan menjadi Kepala Dinas Kedokteran Hewan Province West Java di Bandoeng (Dr Sorip Tagor Harahap kelak dikenal sebagai kakek Inez/Risty Tagor).

Lantas bagaimana sejarah perguruan tinggi teknik dan tata kota di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, perguruan tinggi teknik (Technische Hoogeschool) dobuka tahun 1920 di Bandoeng yang menjadi cikal bakal ITB sekarang. Lalu bagaimana sejarah perguruan tinggi teknik dan tata kota di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 21 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (42): Ahli Tata Kota dan Insinyur Teknik Sipil Pribumi Era Pemerintah Hindia Belanda; Apa Perannya?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Orang yang kompeten dalam urusan tata kota di Hindia Belanda (baca: Indonesia) adalah insinyur teknik. Kompetensi ini awalnya hanya diperoleh di perguruan tinggi teknik di Belanda (terutama di Universiteir te Delft). Di universitas ini ada berbagai bidang termasuk insinyur teknik sipil, insinyur teknik arsitektur dan sebagainya. Meski jauh di Belanda, tentu saja ada siswa pribumi di Hindia yang mampu meraihnya. Untuk kompetensi itu kemudian pada tahun 1920 dibuka sekolah tinggi teknik di Bandoeng.


Herman Thomas Karsten Perancang Tata Kota Semarang, Arsitek Belanda Sangat Hargai Budaya Jawa. Tribunjateng.com. Selasa, 3 Januari 2023. Herman Thomas Karsten, arsitek ditunjuk Pemerintahan Hindia Belanda menata Kota Semarang 914. Karsten sangat berkontribusi dalam pengembangan Kota Semarang. Pemerintah Hindia Belanda menyebutkan Karsten sebagai sebagai perancang modernisme Semarang. Guna menunjang perkembangan perekonomian Pemerintah Hindia Belanda, pembangunan infrastruktur hingga akses transportasi dilakukan secara masif di Kota Semarang. Minimnya pemukiman layak huni, pertumbuhan kampung urban secara organik, masalah sanitasi, kebersihan hingga estetika perkotaan jadi problematika yang dihadapi pemerintah Hindia Belanda saat itu. Karsten pun ditugaskan oleh pemerintah kolonial untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada 1919 ia menerapkan rencana kota yang merefleksikan teori desain kota Eropa modern dengan konsep garden city. Dalam penerapannya, Karsten lebih menekankan tata kota yang fungsional, harmonis dan organis. Konsep itu dianggap sebagai sebuah rencana kota pertama ekstensif dan komprehensif di Hindia Belanda. Rencana Karsten tersebut mencakup area selatan Kota Semarang, yang kemudian dinamai Candi Baru, serta kawasan menuju pusat kota. (https://jateng.tribunnews.com/)

Lantas bagaimana sejarah ahli tata kota dan insinyur teknik sipil pribumi semasa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, untuk urusan yang terkait tata kota ahli yang kompeten adalah insinyur teknik. Bagaimana orang pribumi mencapai kompetensi tersebut? Lalu bagaimana sejarah ahli tata kota dan insinyur teknik sipil pribumi semasa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Tata Kota Indonesia (41): Pekerjaan Umum (BOW) Dinas Sipil dan Tata Kota Era Pemerintah Hindia Belanda; Apa Peran?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Pada masa ini di setiap kabupaten/kota ada dinas terkait dengan tata kota. Meski ada penamaan umum sebagai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, namun ada juga kabupaten/kota yang mengintegrasikasikannya dengan bidang lain seperti Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, Dinas Tata Kota dan Pariwisata dan sebagainya. Di masa lampau semasa Pemerintah Hindia Belanda hanya satu nomenklatur: Dinas Pekerjaan Umum (BOW). Namun apa pun nama dinas yang berwenang untuk soal tata ruang ini pada intinya penting dalam dalam pembangunan dan pengembangan di dalam kota.


Pekerjaan Umum adalah Openbare Werken pada zaman Hindia Belanda disebut "Waterstaat swerken". Di Pusat Pemerintahan dibina oleh Dep.Van Verkeer & Waterstaat, sebelumnya terdiri 2 Dept: Van Guovernements Bedri jven dan Dept.Van Burgewrlijke Openbare Werken. Dep. VW dikepalai Direktur membawahi beberapa Afdelingen dan Diensten. Yang meliputi bidang PU (openbare werken) termasuk afdeling Waterstaat dengan onder afdelingen: 1. Lands gebouwen, 2. Wegen, 3. Irrigatie & Assainering, 4. Water Kracht, 5. Constructie burreau (untuk jembatan), plus afd. Havenwezen (Pelabuhan), afd. Electriciteitswezen (Kelistrikan) dan afd. Luchtvaart (Penerbangan Sipil). Organisasi PU di daerah adalah sebagai berikut: 1. Di Prov West Java, Midden Java dan Oost Java urusan Waterstaat/openbare werken diserahkan pada Pemerintahan Provinsi. 2. Di wilayah Gouv Yogyakarta dan Gouv. Soerakarta urusan Pekerjaan Umum/Waterstaat dijalankan oleh "Sultanas Werken" (Jogja) "Rijkswerken" (Soerakarta), Mangkunegaranwerken" plus di wilayah Vorstenlander terdapat 3 organisasi "Waterschap", "s" Lands gebouwendienst", Regentschap Werken" dan "Gremeente werken". 3. Untuk daerah luar Jawa Gouv. Sumatera, Borneo dan Grote Oost terdapat organisasi "Gewestelijke Inspectie v/d Waterstaat" dikepalai oleh seorang Inspektur. Di wilayah Residentie terdapat "Residentie Water Staatsdienst" yang sebelumnya dikenal "Dienst der BOW". (https://pu.go.id/) 

Lantas bagaimana sejarah Dinas Pekerjaan Umum (BOW) Sipil dan Tata Kota semasa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, dinas yang terkait dengan penataan kota berawal dari pembentukan Dinas Pekerjaan Umum (BOW). Bagaimana perannya? Lalu bagaimana sejarah Dinas Pekerjaan Umum (BOW) Sipil dan Tata Kota semasa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.