Minggu, 22 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (94): Bahasa Menggala di Tulang Bawang di Timur Laut Lampung; Sungai Mesuji dan Sungai Tulang Bawang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Tulang Bawang terdapat di Provinsi Lampung, tersebar di wilayah adat Pepadun: Menggala, Mesuji, Panaragan dan Wiralaga. Pepadun adalah salah satu dari dua Suku Bangsa Lampung adat yang terdapat di Lampung. Menurut cerita asal usul suku Tulang Bawang, bahwa para leluhur suku Tulang Bawang berasal dari Suku Bangsa Lampung memasuki wilayah mereka sekarang ini melalui pinggiran Way Tulangbawang. Mego Pak. Maksud dari Mego Pak adalah suku Tulang Bawang ini memiliki empat mego (marga): Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan.


Bahasa Lampung Menggala merupakan subdialek bahasa Lampung dialek Abung (dialek Nyo). Bahasa Lampung Menggala sampai saat ini masih dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang meliputi kawasan Menggala, Tulang Bawang Udik, Tulang Bawang Tengah, Gunung Terang, dan Gunung Aji. bahasa ini termasuk kedalam rumpun bahasa Lampung berdialek O. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Menggala, bahasa Tulang Bawang di timur laut Lampung? Seperti disebut di atas bahasa Menggala juga disebut bahasa Tulang Bawang. Sungai Mesuji di utara dan sungai Tulang Bawang di selatan. Lalu bagaimana sejarah bahasa Menggala, bahasa Tulang Bawang di timur laut Lampung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (93):Bahasa Komering;Hulu Sungai Komering di Danau Ranau di Batas Lampung, Muara di Sungai Musi Palembang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kumoring atau Komering adalah salah satu suku bangsa pribumi Sumatera Selatan yang mendiami sepanjang aliran sungai Komering. Suku Komering banyak dijumpai di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ilir, dan Ogan Komering Ulu Selatan. Suku Komering merupakan salah satu suku terbesar di Sumatera Selatan, dimana suku ini merupakan salah satu rumpun suku Lampung yang sangat berbeda dengan suku-suku di Sumatera Selatan pada umumnya yang kebanyakan rumpun suku Melayu. Suku Komering berasal dari Kepaksian Sekala Brak kuno yang telah lama bermigrasi ke dataran Sumatera Selatan pada sekitar sebelum abad ke-7 dan telah menjadi beberapa kebuayan atau marga.


Bahasa Komering adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh Suku Komering. Beberapa linguis menyatakan bahwa bahasa Komering merupakan dialek dari bahasa Lampung. Sebagian besar linguis menggolongkan bahasa Komering dan bahasa Lampung ke dalam rumpun yang sama, yaitu kelompok keluarga dari Rumpun Bahasa Lampung atau Lampungik. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Komering? Seperti disebut di atas bahasa Komering dituturkan oleh orang Komering. Sungai Komering, berhulu di danau Ranau batas Lampung, bermuara di sungai Musi, Palembang. Sepanjang apakah sungai Komering masa ini dan seberapa panjang masa lampau di zaman kuno. Sungai Komering sejajar garis pantai di timur. Mengapa? Lalu bagaimana sejarah bahasa Komering? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 21 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (92):Bahasa Ogan di Daerah Aliran Sungai Ogan; Hulu Batas Bengkulu Barat Baturaja, Muara di S Musi, Palembang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Ogan (Hang Ugan, Jeme Ugan) adalah salah satu kelompok etnis bermukim di kabupaten Ogan Komering Ulu (Baturaja, Ulu Ogan, Semidang Aji, Lubuk Batang, Peninjauan, Pengandonan), Kabupaten Ogan Komering Ilir (Muara Baru, Anyar dan Banding Anyar), Kabupaten Ogan Ilir (Kecamatan Muara Kuang) di sepanjang aliran Sungai Ogan (Ayakh Ugan). Selain di Sumatera Selatan, Suku Ogan dapat dijumpai dalam jumlah yang sangat besar di Lampung meliputi Kabupaten Way Kanan.


Bahasa Ogan adalah bahasa yang dituturkan oleh Suku Ogan yang banyak mendiami daerah-daerah di kabupaten Ogan Komering Ulu (Baturaja, Pengandonan, Ulu Ogan, Muara Jaya, Semidang Aji, Lubuk Batang, Peninjauan, Sinar Peninjauan, Lubuk Raja, Kedaton Peninjauan Raya), Kabupaten Ogan Ilir (Kecamatan Muarakuang dan Lubuk Keliat), Ogan Komering Ilir (Desa Muara Baru, Banding Anyar dan Anyar), dan kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Mendah dan Tugu Harum). Bahasa Ogan yang dituturkan oleh masyarakat dari Suku Ogan (Uhang Ugan) yang sebagian masyarakat yang tinggal di pesisir atau tepian hulu Sungai Ogan. Sungai Ogan berasal dari beberapa aliran kecil mata air dari Bukit Nanti bersatu menjadi satu aliran besar Sungai Ogan, yang pada akhirnya bermuara di sungai Musi Palembang. Bahasa Ogan, mirip bahasa orang Malaysia. Semakin ke hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) Ogan, logat bahasa akan terdengar keras, makin ke hilir makin halus dan agak terdengar berlagu: ‘daerah hulu sungai Ogan, tepian sungai Ogan agak kecil arus airnya deras berbatu dan berbukit, daerah hilir tepian sungai Ogan lebar dan arus air tenang tidak berbatu. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Ogan di daerah aliran sungai Ogan? Seperti disebut di atas bahasa Ogan dituturkan orang Ogan di daerah aliran sungai Ogan. Hulu sungai di batas Bengkulu sebelah barat Baturaja, muara di aungai Musi di Palembang. Lalu bagaimana sejarah bahasa Ogan di daerah aliran sungai Ogan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (91): Bahasa Pedamaran di OganKomering Ilir;Degradasi Bahasa Kuno, Promosi Bahasa-Bahasa Baru Masa Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Pedamaran adalah salah satu bahasa dituturkan di desa Pedamaran 5, kecamatan Pedamaran, kabupaten Ogan Komering Ilir, provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Pedamaran merupakan bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81% - 100% jika dibandingkan dengan bahasa Komering, Lematang, Melayu, Ogan, dan Kayu Agung (https://petabahasa.kemdikbud.go.id/)

 

Pedamaran sebuah kecamatan di Ogan Komering Ilir suku Penesak marga Danau berbahasa Penesak. Pedamaran terdiri 14, antara laian Pedamaran 1-6. Pedamaran perkampungan tua telah ada sebelum masehi, terdapat tiga kerajaan: Kerajaan Dempo rajanya bergelar Raja Dempu Awang, di daerah Pagaralam di Gunung Dempo menguasai Sumatera Selatan bagian barat. Kedua, Kerajaan Ipuh rajanya bergelar Ranggo Laut (Penjaga Laut), di Bukit Batu Tulung Selapan, kabupaten Ogan Komering Ilir dan Gunung Manumbing di Pulau Bangka. Kerajaan Danau rajanya bergelar Tuan Tigo Tanah Danau di sebelah Selatan Sumatera bagian Selatan, daerah Lebak atau danau yang bernama Pedamaran. Pada abad ke-6 ketiga wilayah tergabung menjadi satu wilayah karena adanya perkawinan antara raja Dempo, yaitu bergelar Rana Dempu atau Dempu Awang dan raja Ipuh, yaitu bergelar Ronggo Laut, dengan putri-putri kerajaan Danau tersebut di atas. Dengan bersatunya ketiga kerajaan itu, menurut cerita, terbentuklah sebuah kerajaan baru yang disebut kerajaan Danau dan raja yang dipilih untuk memimpinnya adalah Ranggo Laut, yang bergelar Syailendra, keluarga menguasai di Jawa. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Pedamaran di Ogan Komering Ilir? Seperti disebut di atas, bahasa Pedamaran dituturkan di desa Pedamaran 5 kecamatan Pedamaran kabupaten Ogan Komering Ilir. Degradasi bahasa-bahasa kuno, promosi bahasa-bahasa baru era modern. Lalu bagaimana sejarah bahasa Pedamaran di Ogan Komering Ilir? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 20 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (90): Bahasa Kayuagung di Hilir Sungai Ogan dan Sungai Komering; Komering, Ogan, Lampung dan Palembang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kayuagung atau Komering Kayuagung adalah suku di kabupaten Ogan Komering Ilir, provinsi Sumatera Selatan. Komunitas suku ini umumnya terdapat di beberapa wilayah/kecamatan di kabupaten Ogan Komering Ilir. Budaya dan adat istiadat yang masih terjaga hingga kini ialah Adat Lamaran dan Tari Penguton Kayuagung. Suku Kayuagung adalah salah satu bagian dari kelompok subsuku Komering.


Bahasa Kayuagung atau Base Kiyagong adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh Suku Kayuagung yang sebagian besar bermukim di Kecamatan Kota Kayuagung, dan di sebagian perkampungan Lempuing dan Mesuji. Ciri khas dari bahasa ini adalah dengan akhiran "E Taling" yang juga telah dipengaruhi oleh Bahasa Ogan, Bahasa Lampung dan Melayu Palembang. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kayuagung di Hilir sungai Ogan dan sungai Komering? Seperti disebut di atas bahasa Kayuagung sebagai dialek bahasa Komering. Bahasa Ogan, bahasa Lampung dan bahasa Melayu Palembang. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kayuagung di Hilir sungai Ogan dan sungai Komering? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (89): Bahasa Palembang di Hilir Sungai Musi; Kerajaan Palembang dan Dialek BahasaMelayu Pantai Timur Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Palembang atau Melayu Palembang suku bangsa Melayu mendiami Palembang wilayah Sumatera Selatan. Suku Melayu Palembang pada dasarnya suku Melayu telah melebur dengan budaya bangsa Arab, Tiongkok, India dan Jawa. Bahasa Melayu Palembang sendiri memiliki dua ragam bahasa yaitu Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-Sari.


Bahasa Melayu Palembang atau Bahasa Palembang (Baso Pelémbang) bahasa rumpun Melayu Musi dituturkan, terutama di aliran Sungai Musi. Dialek bahasa Melayu Palembang merupakan dialek bahasa Melayu. Bahasa Palembang menjadi basantara antar percakapan secara poliglosia dengan Bahasa Indonesia dan dialek setempat dikarenakan penuturan di beberapa bagian Sumatera Selatan pernah menjadi kawasan penuturan orang Melayu dan Jawa. Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang merupakan bukti tertulis pertama dari rumpun bahasa Malayik yang dipertuturkan di daerah tersebut. Meski begitu, ahli bahasa masih memperdebatkan apakah benar ragam bahasa yang digunakan di prasasti tersebut merupakan leluhur langsung dari bahasa-bahasa Melayu (termasuk Palembang) modern. Pengaruh Jawa di Palembang dimulai setidaknya sejak abad ke-14. William Marsden mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek Jawa halus dan Melayu dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek Melayu, dengan ciri utama pengucapan vokal 'a' yang diganti menjadi 'o' dan 'e pepet' di posisi akhir kata (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa bahasa Palembang di hilir sungai Musi? Seperti disebut di atas bahasa Palembang berpusat di kota Palembang; Kerajaan Palembang dan dialek bahasa Melayu di pantai timur Sumatra. Lalu bagaimana sejarah bahasa bahasa Palembang di hilir sungai Musi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.