Selasa, 20 Februari 2024

Sejarah Bahasa (311):Bahasa Permainan dan Musik di Nusantara; Peradaban Nusantara versus Sejarah India-Tiongkok di Nusantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Apakah kebudayaan nusantara (baca: Indonesia) dipengaruhi India dan Tiongkok? Mungkin iya mungkin tidak. Lalu apakah kebudayaan nusantara mempengaruhi kebudayaan Tiongkok dan India? Mungkin tidak mungkin iya. Fakta bahwa awalnya bahasa-bahasa Austronesia tidak terkait dengan baha-bahasa di India dan Tiongkok. Bagiamana dengan music dan berbagai bentuk permainan? Yang jelas music gamelan disahkan Unesco sebagai warisan nusantara dari Jawa. Bagaimana dengan permainan catur? Link buku baru terbit: https://deepublishstore.com/shop/buku-sejarah-mahasiswa/


Gamelan adalah musik ansambel tradisional Jawa dan Bali memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada (laras) slendro dan pelog. Terdiri dari perkusi yang digunakan pada seni musik karawitan. Instrumen yang paling umum digunakan adalah metalofon antara lain gangsa, gender, bonang, gong, saron, slenthem dimainkan oleh wiyaga menggunakan palu (pemukul) dan membranofon berupa kendang yang dimainkan dengan tangan. Juga idiofon berupa kemanak dan metalofon lain adalah beberapa di antara instrumen gamelan yang umum digunakan. Instrumen lain termasuk xilofon berupa gambang, aerofon berupa seruling, kordofon berupa rebab, dan kelompok vokal disebut sinden. Seperangkat gamelan dikelompokkan menjadi dua, yakni gangsa pakurmatan dan gangsa ageng. Gangsa pakurmatan dimainkan untuk mengiringi hajad dalem (upacara adat karaton). Gangsa ageng dimainkan sebagai pengiring pergelaran seni budaya umumnya seni tari, wayang. Kata gamelan berasal dari bahasa Jawa gamĂȘl berarti 'memukul' atau 'menabuh'. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah bahasa permainan dan nahasa musik di Nusantara? Seperti disebut di atas bahasa-bahasa di nusantara (bahasa Austronesia dan bahasa Melanesia) berbeda dengan bahasa-bahasa di Tiongkok dan di India. Sejarah peradaban nusantara versus sejarah India-Tiongkok di nusantara. Lalu bagaimana sejarah bahasa permainan dan nahasa musik di Nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (310): Bahasa di Kabupaten Keerom dan Bahasa Daikat di Distrik Arso; Keragaman Populasi dan Bahasa di Keerom


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Daikat (Taikat) dituturkan di oleh suku Brotian di kampong kampong Arso Kota di distrik Arso provinsi Papua. Bahasa Daikat juga ditururkan di kampong Kwimi, Wor, Bate dan Bagia. Di sebelah timur kampong Arso ditururtkan bahasa Manem (di kampong Wambes) dan disebelah barat dituturkan bahasa Beyaboa (di kampong Ubiyau), di sebelah utara dituturkan bahasa Melwap (di kampong Koya). Bahasa Daikat berbeda dengan bahasa Marap, bahasa Mnanggi, dan bahasa Abrap. Link buku baru terbit: https://deepublishstore.com/shop/buku-sejarah-mahasiswa/


Arso (atau Arso Kota) adalah sebuah distrik sekaligus menjadi ibu kota kabupaten Keerom, provinsi Papua. Kantor pemerintahan Kabupaten Keerom berada di Kampung Arso Kota. Distrik ini berada di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. Penduduk distrik ini berjumlah 16.030 (2021), dengan luas wilayah 1.431,82 km², dengan kepadatan penduduk 11 jiwa/km². Di distrik ini terdapat bermacam-macam kantor pemerintahan, dan juga berbagai fasilitas umum lainnnya, seperti kantor Bupati, kantor Kecamatan, Rumah Sakit, dan lainnya. Sementara itu, keberagaman agama dan budaya menjadi bagian dari masyarakat Arso. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, penduduk menurut agama yang dianut yakni Kekristenan sebanyak 58,41%, dimana Protestan 32,95% dan Katolik 25,30% serta agama Islam berjumlah 41,59%, Hindu 0,12% dan Buddha 0,04%. (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah bahasa-bahasa di kabupaten Keerom, bahasa Daikat di distrik Arso? Seperti disebut di atas bahasa Daikat dituturkan di kabupaten Keerom. Keragaman populasi di Keerom. Lalu bagaimana sejarah bahasa-bahasa di kabupaten Keerom, bahasa Daikat di distrik Arso? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Senin, 19 Februari 2024

Sejarah Bahasa (309): Lambang Geometri Bilangan dan Waktu di Nusantara; Sejarah Aksara Batak Versus Evolusi Aksara Eropa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Sejauh ini tidak ada yang membahas asal usul lambang bilangan dalam aksara Batak. Tidak ada, sama sekali tidak ada. Yang ada adalah India, Tiongkok, Arab dan Eropa. Bagaimana dengan lambang bilangan Mesir dan lambang bilangan Batak. Di nusantara juga ada lambang bilangan lainnya seperti lambang bilangan Jawa. Sejarah asal usul aksara dan lambang bilangan Batak tidak


Aksara Latin, dikenal sebagai Aksara Romawi, sistem penulisan alfabet berdasarkan huruf-huruf alfabet Latin klasik, berasal dari bentuk alfabet Yunani yang digunakan di kota Cumae, Yunani kuno, di Italia selatan (Magna Graecia). Alfabet Yunani diubah bangsa Etruria, dan selanjutnya diubah lagi bangsa Romawi. Ada beberapa alfabet aksara Latin, yang berbeda dalam grafem, susunan, dan nilai fonetik dari alfabet Latin klasik. Aksara Latin merupakan sistem penulisan yang paling banyak diadopsi di dunia, sebagai metode penulisan standar bahasa-bahasa di Eropa Barat dan Tengah, serta banyak bahasa di belahan dunia lain. Disebut aksara Latin atau Romawi, mengacu pada asal usulnya di Roma kuno (meskipun beberapa huruf kapital berasal dari bahasa Yunani). Dalam konteks transliterasi, istilah "romanisasi" sering ditemukan. Sistem bilangan disebut sistem bilangan romawi, dan kumpulan unsur-unsurnya disebut dengan bilangan romawi. Angka 1, 2, 3 ... adalah angka aksara Latin/Romawi untuk sistem angka Hindu–Arab. (Wikipedia)

Lantas bagamaimana sejarah lambang geometri, bilangan dan waktu di Nusantara? Seperti disebut di atas aksara yang banyak digunakan adalah aksara Latin. Bagaimana dengan bahasanya sendiri dan lambanga bilangan? Sejarah aksara Batak versus evolusi aksara di Eropa. Lalu bagamaimana sejarah bahasa geometri dan bahasa waktu di Nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (308): Bahasa Eipumek di Kabupaten Pegunungan Bintang; Bahasa-Bahasa Batas Papua - Negara Papua Nugini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Eipumek dituturkan oleh mayoritas etnik Eipumek di kampung Eipumek, distrik Eipumek, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Bahasa ini juga dituturkan di kampong Marigia, Inde, Lumdagna dan Baric. Bahasa tetatangga adalah bahasa Telepe dan bahasa Perub. Bahasa Eipumek berbedan dengan bahasa Afiaup, bahasa Tangko dan bahasa Jelako.

 

Kabupaten Pegunungan Bintang adalah sebuah kabupaten yang terletak di kawasan Pegunungan Tengah, provinsi Papua Pegunungan berbatasan langsung negara Papua Nugini. Nama kabupaten ini diambil dari kata Steren Geberte berarti Gunung Bintang, merujuk pada kumpulan salju abadi di Puncak Mandala yang jika diamati berbentuk seperti bintang. Secara adat, berada di wilayah adat La Pago berbatasan kabupaten Jayapura dan kabupaten Keerom, di sebelah utara, Kabupaten Boven Digoel, di sebelah selatan, kabupaten Yahukimo di sebelah barat dan Negara Papua Nugini di sebelah timur. Kondisi geografis khas, sebagian besar wilayahnya pegunungan terutama di bagian barat, penduduk bermukim di lereng gunung terjal dan lembah-lembah kecil dalam kelompok-kelompok kecil, terpencar dan terisolir; dataran rendah hanya terdapat di bagian utara dan selatan sulit dijangkau bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di tanah Papua. Hingga saat ini seluruh pelayanan di wilayah ini hanya dilakukan dengan transportasi udara. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Eipumek di kabupaten Pegunungan Bintang?  Seperti disebut di atas bahasa Eipumek adalah salah satu bahasa di kabupaten Pegunungan Bintang. Bahasa-bahasa di perbatasan Papua dan negara Papua Nugini. Lalu bagaimana sejarah bahasa Eipumek di kabupaten Pegunungan Bintang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Minggu, 18 Februari 2024

Sejarah Bahasa (307): Bahasa, Penyelidikan Sejarah di Pulau Papua;Sejarah di Nusantara Antara Sejarah Mitos dan Bukti Sejarah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Sebagaimana dikatakan berulang-ulang, sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Demikian juga dalam penyelidikan sejarah bahasa. Di nusantara (baca: Indonesia) mulai dari Sumatra hingga Papua sejarah bahasa penuh dengan mitos. Satu-satunya bukti sejarah yang ada bahasa itu sendiri yang masih dituturkan.


Sastra dan Sejarah Abad Pertengahan Dipenuhi dengan Mitos dan Takhayul. Ricky Jenihansen - Jumat, 13 Oktober 2023. Nationalgeographic.co.id—Abad Pertengahan sering kali dicitrakan sebagai periode zaman kegelapan di Eropa yang ditandai dengan kemunduran peradaban. Citra tersebut tentu bukan tanpa alasan, seperti misalnya sastra dan sejarah Abad Pertengahan yang dipenuhi dengan mitos, dongeng dan takhayul yang sulit dibedakan. Cerita-cerita yang ditulis awalnya merupakan cerita rakyat (floklore) abad pertengahan. Itu adalah cerita-cerita yang disampaikan secara lisan, dan karena sebagian besar penduduknya buta huruf, buku-buku terus dibacakan dengan suara keras kepada penonton. Tingkat melek huruf meningkat pada abad ke-15, dan seiring dengan berkembangnya mesin cetak, semakin banyak buku yang tersedia. Tindakan membaca sendiri untuk kesenangan pribadi menjadi lebih umum dan ini mengubah cara penulis menulis. Awalnya, penulis dalam sejarah abad pertengahan adalah juru tulis anonim yang menuliskan cerita yang mereka dengar. Tulisan mereka sering kali dianggap sebagai sejarah Abad Pertengahan, meski cerita tersebut bisa jadi hanya mitos atau dongeng. (https://nationalgeographic.grid.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa dan penyelidikan sejarah di pulau Papua? Seperti disebut di atas; ada hubungan bahasa di satu sisi dan mitos dalam sejarah di sisi lain. Namun sejarah bahasa haruslah mencerminkan bahasa yang benar-benar terjadi. Sejarah di Nusantara antara sejarah mitos dan bukti sejarah. Lalu bagaimana sejarah bahasa dan penyelidikan sejarah di pulau Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (306):Bahasa Sentani Danau Sentan -- Bahasa di Jayapura Masa ke Masa; Teluk Humboldt Kota Hollandia TempoDulu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Sentani (Buyaka) adalah sebuah bahasa dari rumpun bahasa Papua yang dituturkan di sekitar Danau Sentani. Bahasa Sentani dituturkan oleh masyarakat kampung Nendali, distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Sentani merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 99,25%--100% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, yaitu Bahasa Tabla dan Bahasa Ormu.


Bahasa Daerah di Kota Jayapura Dikhawatirkan Punah.  Jumat, 5 Oktober 2018. Jayapura (Antara News) - Sejumlah bahasa di wilayah adat tanah Tabi, Provinsi Papua yakni di Kota Jayapura dikhawatirkan akan punah jika tidak segera dilestarikan. Demikian disampaikan oleh Suharyanto, dari Balai Bahasa Papua dan Papua Barat di Kota Jayapura. "Bahasa-bahasa asli di tanah Tabi diantaranya ada bahasa Sentani, bahasa Nafri, Tobati Enggros, Kayu Pulo dan bahasa Skouw, secara umum kecuali bahasa Sentani, kondisi vitalitas bahasa yang ada di tanah Tabi ini cukup memprihatinkan keberadaannya,". Terancam punahnya ketiga bahasa bisa disebabkan karena beberapa hal, diantaranya terkait jumlah penutur yang berkurang, lokasi suatu daerah, kebutuhan serta asimilasi yang terjadi. "Ketika berbicara soal kebutuhan hidup maka akan menggunakan bahasa pengantar yang dipahami bersama, mau tidak mau pasti para penuturnya akan menggunakan bahasa Indoensia sebagai bahasa pengantar, maka secara langsung atau tidak langsung bahasa seperti Kayu Pulo ini akan terdesak, tergerus oleh pemakaian bahasa Indonesia". (https://www.antaranews.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sentani di danau Sentani dan bahasa di Jayapura masa ke masa? Seperti disebut di atas bahasa di wilayah Jayapura yang sekarang terdapat sejumlah bahasa antara lain bahasa Sentani. Teluk Humboldt dan kota Hollandia tempo dulu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sentani di danau Sentani dan bahasa di Jayapura masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982