Minggu, 18 Februari 2024

Sejarah Bahasa (306):Bahasa Sentani Danau Sentan -- Bahasa di Jayapura Masa ke Masa; Teluk Humboldt Kota Hollandia TempoDulu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Sentani (Buyaka) adalah sebuah bahasa dari rumpun bahasa Papua yang dituturkan di sekitar Danau Sentani. Bahasa Sentani dituturkan oleh masyarakat kampung Nendali, distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Sentani merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 99,25%--100% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, yaitu Bahasa Tabla dan Bahasa Ormu.


Bahasa Daerah di Kota Jayapura Dikhawatirkan Punah.  Jumat, 5 Oktober 2018. Jayapura (Antara News) - Sejumlah bahasa di wilayah adat tanah Tabi, Provinsi Papua yakni di Kota Jayapura dikhawatirkan akan punah jika tidak segera dilestarikan. Demikian disampaikan oleh Suharyanto, dari Balai Bahasa Papua dan Papua Barat di Kota Jayapura. "Bahasa-bahasa asli di tanah Tabi diantaranya ada bahasa Sentani, bahasa Nafri, Tobati Enggros, Kayu Pulo dan bahasa Skouw, secara umum kecuali bahasa Sentani, kondisi vitalitas bahasa yang ada di tanah Tabi ini cukup memprihatinkan keberadaannya,". Terancam punahnya ketiga bahasa bisa disebabkan karena beberapa hal, diantaranya terkait jumlah penutur yang berkurang, lokasi suatu daerah, kebutuhan serta asimilasi yang terjadi. "Ketika berbicara soal kebutuhan hidup maka akan menggunakan bahasa pengantar yang dipahami bersama, mau tidak mau pasti para penuturnya akan menggunakan bahasa Indoensia sebagai bahasa pengantar, maka secara langsung atau tidak langsung bahasa seperti Kayu Pulo ini akan terdesak, tergerus oleh pemakaian bahasa Indonesia". (https://www.antaranews.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sentani di danau Sentani dan bahasa di Jayapura masa ke masa? Seperti disebut di atas bahasa di wilayah Jayapura yang sekarang terdapat sejumlah bahasa antara lain bahasa Sentani. Teluk Humboldt dan kota Hollandia tempo dulu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sentani di danau Sentani dan bahasa di Jayapura masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Sentani di Danau Sentani dan Bahasa di Jayapura Masa ke Masa; Teluk Humboldt Kota Hollandia Tempo Dulu 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Teluk Humboldt Kota Hollandia Tempo Dulu: Jaya Pura Tempo Doeloe, Bahasa Indonesia Masa Kini

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar