Rabu, 21 Februari 2024

Sejarah Bahasa (312): Bahasa Kenyam di Kabupaten Nduga di Papua Pegunungan; Bahasa di Papua Terbanyak di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Nduga adalah sebuah bahasa yang termasuk ke dalam rumpun bahasa-bahasa Papua dari Pegunungan Tengah. Bahasa Nduga Niknene dituturkan di kampong Taima distrik Kenyam kabupaten Nduga. Jugu dituturkan di kampong Kenyam, kampong Mamufu 2. Bahasa Nduga berbeda dengan bahasa Dani dan bahasa Lani.


Kabupaten Nduga adalah sebuah kabupaten berada di provinsi Papua Pegunungan, ibu kota kabupaten berada di distrik Kenyam. Pemekaran wilayah Kabupaten Jayawijaya 2008. Pada tanggal 31 Desember 2015 Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Desa Kenyam, Kabupaten Nduga untuk meninjau pembangunan jalan yang akan menghubungkan Nduga dan Wamena. Perjalanan Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama rombongan dari Wamena menuju Desa Kenyam, ditempuh selama 2 jam dengan berganti moda transportasi udara. Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga menyampaikan, selain dibangun jalan tembus menuju Wamena, di wilayah Nduga juga akan dibuka pelabuhan besar Mumugu. Dengan dibukanya pelabuhan besar ini, maka logistik dan material dari dan ke Mumugu ini dapat didistribusikan menggunakan jalur darat yang telah menembus semua kabupaten di Papua. Bentang alam Kabupaten Nduga berada di hamparan Lembah Baliem, dikelilingi oleh Pegunungan Jayawijaya. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kenyam di kabupaten Nduga di Papua Pegunungan? Seperti disebut di atas bahasa Karnyam di kabupaten Nduga.Bahasa di Papua terbanyak di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kenyam di kabupaten Nduga di Papua Pegunungan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Selasa, 20 Februari 2024

Sejarah Bahasa (311):Bahasa Permainan dan Musik di Nusantara; Peradaban Nusantara versus Sejarah India-Tiongkok di Nusantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Apakah kebudayaan nusantara (baca: Indonesia) dipengaruhi India dan Tiongkok? Mungkin iya mungkin tidak. Lalu apakah kebudayaan nusantara mempengaruhi kebudayaan Tiongkok dan India? Mungkin tidak mungkin iya. Fakta bahwa awalnya bahasa-bahasa Austronesia tidak terkait dengan baha-bahasa di India dan Tiongkok. Bagiamana dengan music dan berbagai bentuk permainan? Yang jelas music gamelan disahkan Unesco sebagai warisan nusantara dari Jawa. Bagaimana dengan permainan catur? Link buku baru terbit: https://deepublishstore.com/shop/buku-sejarah-mahasiswa/


Gamelan adalah musik ansambel tradisional Jawa dan Bali memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada (laras) slendro dan pelog. Terdiri dari perkusi yang digunakan pada seni musik karawitan. Instrumen yang paling umum digunakan adalah metalofon antara lain gangsa, gender, bonang, gong, saron, slenthem dimainkan oleh wiyaga menggunakan palu (pemukul) dan membranofon berupa kendang yang dimainkan dengan tangan. Juga idiofon berupa kemanak dan metalofon lain adalah beberapa di antara instrumen gamelan yang umum digunakan. Instrumen lain termasuk xilofon berupa gambang, aerofon berupa seruling, kordofon berupa rebab, dan kelompok vokal disebut sinden. Seperangkat gamelan dikelompokkan menjadi dua, yakni gangsa pakurmatan dan gangsa ageng. Gangsa pakurmatan dimainkan untuk mengiringi hajad dalem (upacara adat karaton). Gangsa ageng dimainkan sebagai pengiring pergelaran seni budaya umumnya seni tari, wayang. Kata gamelan berasal dari bahasa Jawa gamĂȘl berarti 'memukul' atau 'menabuh'. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah bahasa permainan dan nahasa musik di Nusantara? Seperti disebut di atas bahasa-bahasa di nusantara (bahasa Austronesia dan bahasa Melanesia) berbeda dengan bahasa-bahasa di Tiongkok dan di India. Sejarah peradaban nusantara versus sejarah India-Tiongkok di nusantara. Lalu bagaimana sejarah bahasa permainan dan nahasa musik di Nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (310): Bahasa di Kabupaten Keerom dan Bahasa Daikat di Distrik Arso; Keragaman Populasi dan Bahasa di Keerom


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Daikat (Taikat) dituturkan di oleh suku Brotian di kampong kampong Arso Kota di distrik Arso provinsi Papua. Bahasa Daikat juga ditururkan di kampong Kwimi, Wor, Bate dan Bagia. Di sebelah timur kampong Arso ditururtkan bahasa Manem (di kampong Wambes) dan disebelah barat dituturkan bahasa Beyaboa (di kampong Ubiyau), di sebelah utara dituturkan bahasa Melwap (di kampong Koya). Bahasa Daikat berbeda dengan bahasa Marap, bahasa Mnanggi, dan bahasa Abrap. Link buku baru terbit: https://deepublishstore.com/shop/buku-sejarah-mahasiswa/


Arso (atau Arso Kota) adalah sebuah distrik sekaligus menjadi ibu kota kabupaten Keerom, provinsi Papua. Kantor pemerintahan Kabupaten Keerom berada di Kampung Arso Kota. Distrik ini berada di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. Penduduk distrik ini berjumlah 16.030 (2021), dengan luas wilayah 1.431,82 km², dengan kepadatan penduduk 11 jiwa/km². Di distrik ini terdapat bermacam-macam kantor pemerintahan, dan juga berbagai fasilitas umum lainnnya, seperti kantor Bupati, kantor Kecamatan, Rumah Sakit, dan lainnya. Sementara itu, keberagaman agama dan budaya menjadi bagian dari masyarakat Arso. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, penduduk menurut agama yang dianut yakni Kekristenan sebanyak 58,41%, dimana Protestan 32,95% dan Katolik 25,30% serta agama Islam berjumlah 41,59%, Hindu 0,12% dan Buddha 0,04%. (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah bahasa-bahasa di kabupaten Keerom, bahasa Daikat di distrik Arso? Seperti disebut di atas bahasa Daikat dituturkan di kabupaten Keerom. Keragaman populasi di Keerom. Lalu bagaimana sejarah bahasa-bahasa di kabupaten Keerom, bahasa Daikat di distrik Arso? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Senin, 19 Februari 2024

Sejarah Bahasa (309): Lambang Geometri Bilangan dan Waktu di Nusantara; Sejarah Aksara Batak Versus Evolusi Aksara Eropa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Sejauh ini tidak ada yang membahas asal usul lambang bilangan dalam aksara Batak. Tidak ada, sama sekali tidak ada. Yang ada adalah India, Tiongkok, Arab dan Eropa. Bagaimana dengan lambang bilangan Mesir dan lambang bilangan Batak. Di nusantara juga ada lambang bilangan lainnya seperti lambang bilangan Jawa. Sejarah asal usul aksara dan lambang bilangan Batak tidak


Aksara Latin, dikenal sebagai Aksara Romawi, sistem penulisan alfabet berdasarkan huruf-huruf alfabet Latin klasik, berasal dari bentuk alfabet Yunani yang digunakan di kota Cumae, Yunani kuno, di Italia selatan (Magna Graecia). Alfabet Yunani diubah bangsa Etruria, dan selanjutnya diubah lagi bangsa Romawi. Ada beberapa alfabet aksara Latin, yang berbeda dalam grafem, susunan, dan nilai fonetik dari alfabet Latin klasik. Aksara Latin merupakan sistem penulisan yang paling banyak diadopsi di dunia, sebagai metode penulisan standar bahasa-bahasa di Eropa Barat dan Tengah, serta banyak bahasa di belahan dunia lain. Disebut aksara Latin atau Romawi, mengacu pada asal usulnya di Roma kuno (meskipun beberapa huruf kapital berasal dari bahasa Yunani). Dalam konteks transliterasi, istilah "romanisasi" sering ditemukan. Sistem bilangan disebut sistem bilangan romawi, dan kumpulan unsur-unsurnya disebut dengan bilangan romawi. Angka 1, 2, 3 ... adalah angka aksara Latin/Romawi untuk sistem angka Hindu–Arab. (Wikipedia)

Lantas bagamaimana sejarah lambang geometri, bilangan dan waktu di Nusantara? Seperti disebut di atas aksara yang banyak digunakan adalah aksara Latin. Bagaimana dengan bahasanya sendiri dan lambanga bilangan? Sejarah aksara Batak versus evolusi aksara di Eropa. Lalu bagamaimana sejarah bahasa geometri dan bahasa waktu di Nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (308): Bahasa Eipumek di Kabupaten Pegunungan Bintang; Bahasa-Bahasa Batas Papua - Negara Papua Nugini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Eipumek dituturkan oleh mayoritas etnik Eipumek di kampung Eipumek, distrik Eipumek, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Bahasa ini juga dituturkan di kampong Marigia, Inde, Lumdagna dan Baric. Bahasa tetatangga adalah bahasa Telepe dan bahasa Perub. Bahasa Eipumek berbedan dengan bahasa Afiaup, bahasa Tangko dan bahasa Jelako.

 

Kabupaten Pegunungan Bintang adalah sebuah kabupaten yang terletak di kawasan Pegunungan Tengah, provinsi Papua Pegunungan berbatasan langsung negara Papua Nugini. Nama kabupaten ini diambil dari kata Steren Geberte berarti Gunung Bintang, merujuk pada kumpulan salju abadi di Puncak Mandala yang jika diamati berbentuk seperti bintang. Secara adat, berada di wilayah adat La Pago berbatasan kabupaten Jayapura dan kabupaten Keerom, di sebelah utara, Kabupaten Boven Digoel, di sebelah selatan, kabupaten Yahukimo di sebelah barat dan Negara Papua Nugini di sebelah timur. Kondisi geografis khas, sebagian besar wilayahnya pegunungan terutama di bagian barat, penduduk bermukim di lereng gunung terjal dan lembah-lembah kecil dalam kelompok-kelompok kecil, terpencar dan terisolir; dataran rendah hanya terdapat di bagian utara dan selatan sulit dijangkau bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di tanah Papua. Hingga saat ini seluruh pelayanan di wilayah ini hanya dilakukan dengan transportasi udara. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Eipumek di kabupaten Pegunungan Bintang?  Seperti disebut di atas bahasa Eipumek adalah salah satu bahasa di kabupaten Pegunungan Bintang. Bahasa-bahasa di perbatasan Papua dan negara Papua Nugini. Lalu bagaimana sejarah bahasa Eipumek di kabupaten Pegunungan Bintang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Minggu, 18 Februari 2024

Sejarah Bahasa (307): Bahasa, Penyelidikan Sejarah di Pulau Papua;Sejarah di Nusantara Antara Sejarah Mitos dan Bukti Sejarah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Sebagaimana dikatakan berulang-ulang, sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Demikian juga dalam penyelidikan sejarah bahasa. Di nusantara (baca: Indonesia) mulai dari Sumatra hingga Papua sejarah bahasa penuh dengan mitos. Satu-satunya bukti sejarah yang ada bahasa itu sendiri yang masih dituturkan.


Sastra dan Sejarah Abad Pertengahan Dipenuhi dengan Mitos dan Takhayul. Ricky Jenihansen - Jumat, 13 Oktober 2023. Nationalgeographic.co.id—Abad Pertengahan sering kali dicitrakan sebagai periode zaman kegelapan di Eropa yang ditandai dengan kemunduran peradaban. Citra tersebut tentu bukan tanpa alasan, seperti misalnya sastra dan sejarah Abad Pertengahan yang dipenuhi dengan mitos, dongeng dan takhayul yang sulit dibedakan. Cerita-cerita yang ditulis awalnya merupakan cerita rakyat (floklore) abad pertengahan. Itu adalah cerita-cerita yang disampaikan secara lisan, dan karena sebagian besar penduduknya buta huruf, buku-buku terus dibacakan dengan suara keras kepada penonton. Tingkat melek huruf meningkat pada abad ke-15, dan seiring dengan berkembangnya mesin cetak, semakin banyak buku yang tersedia. Tindakan membaca sendiri untuk kesenangan pribadi menjadi lebih umum dan ini mengubah cara penulis menulis. Awalnya, penulis dalam sejarah abad pertengahan adalah juru tulis anonim yang menuliskan cerita yang mereka dengar. Tulisan mereka sering kali dianggap sebagai sejarah Abad Pertengahan, meski cerita tersebut bisa jadi hanya mitos atau dongeng. (https://nationalgeographic.grid.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa dan penyelidikan sejarah di pulau Papua? Seperti disebut di atas; ada hubungan bahasa di satu sisi dan mitos dalam sejarah di sisi lain. Namun sejarah bahasa haruslah mencerminkan bahasa yang benar-benar terjadi. Sejarah di Nusantara antara sejarah mitos dan bukti sejarah. Lalu bagaimana sejarah bahasa dan penyelidikan sejarah di pulau Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982