*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini
Jelang pendudukan militer Jepang,
1942, ada tiga revolusioner Indonesia yang berada di pengasingan, yakni:
Soekarno, Mohamad Hatta dan Soetan Sjahrir. Saat Belanda mulai panik,
orang-orang Belanda diinstruksikan untuk memusat di sejumlah tempat yang
mengarah ke julur evakuasi di barat (pulau) Sumatra dan di selatan (pulau)
Jawa. Dua diantara titik escape yang dipersiapkan adalah pelabuhan Padang (di
Sumatra) dan pelabuhan Pelaboehan Ratoe di Soekaboemi.
|
Mohamd Jamin, Amir Sjarifoeddin Harahap dan Sjamsoedun |
Saat mana Ir. Soekarno berada di tahanan dan akan
diadili, saat yang mana semua surat kabar dan majalah yang berhaluan nasionalis
dibreidel Pemerintah Hindia Belanda, Parada Harahap, pemilik surat kabar
Bintang Timoer di Batavia memimpin tujuh revolusioner Indonesia berangkat ke
Jepang. Tiga diantara revolusioner dalam rombongan ini adalah wartawan Abdullah
Lubis (pemimpin surat kabar Pewarta Deli di Medan), guru di Bandoeng Dr. Samsi
Widagda dan Drs. Mohamad Hatta (yang baru kembali ke tanah air setelah selesai
studi di Belanda). Setelah selama sebulan di Jepang (termasuk pelayaran pp)
rombongan tiba di pelabuhan Tandjoeng Perak Soerabaja pada tagga 13 Januari
1934. Pada hari ini juga Ir. Soekarno diberangkat ke tempat pengasingan di
Flores dari pelabuhan Tandjong Priok. Di Soerabaja, tujuh revolusioner ini
disambut oleh dua revolusioner Dr. Soetomo (Ketua PBI) dan Dr. Radjamin
Nasution (anggota dewan kota Soerabaja dari PBI). Setelah seminggu, Parada
Harahap dan Mohamad Hatta kembali ke Batavia, lalu kemudian ditangkap. Atas
kesaksian konsul Jepang di Batavia keduanya dibebaskan. Namun seminggu kemudian
Mohamad Hatta (sebagai pemimpin PNI) ditangkap lagi karena tuduhan tulisan yang
dimuat enam bulan sebelumnya di majalah Daoelat Ra’jat. Semua pemimpin PNI
ditangkap termasuk editor Daoelat Ra’jat, organ PNI Dr. Abdoel Moerad Lubis.
Setelah melalui proses pengadilan, Mohamad Hatta dan Soetan Sjahrir diinternir
tahun 1934 ke Digoel. Dalam perkembangannya atas inisiatif para revolusioner
Indonesia Ir. Soekarno dipindahkan ke Bengkoeloe; Hatta dan Sjahrir dipindahkan
ke Bandaneira.
Dalam
proses evakuasi orang-orang Belanda di Sumatra, termasuk Ir. Soekarno yang
dievakuasi ke Padang. Hatta dan Sjahrir awalnya dievakuasi ke Batavia lalu ke
Soekaboemi. Ketika orang-orang Belanda semakin panik, Ir. Soekarno di Padang ‘diamankan’
revolusioner Mr. Egon Hakim Nasution (anak Wali Kota Padang); sementara Drs.
Mohamad Hatta dan Soetan Sjahrir di Soekaboemi ‘diamankan’ oleh tiga serangkai
eks Partai Indonesia: Mr. Mohamad Jamin, Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap dan Mr.
Sjamsoedin (asli Soekaboemi).