*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini
Bayan seakan terlupakan atau dilupakan. Bayan kini seakan terpencil, sebab keramaian perkembangan timur-barat atau sebaliknya (Lombok Barat dan Lombok Timur), perkembangan lebih lanjut (pulau) Lombok justru mengarah ke selatan (Lombok Tengah). Wilayah Lombok Utara seakan berjalan di tempat. Wilayah Lombok Utara kalah cepat dibandingkan kawan-kawannya di barat, timur dan selatan. Wilayah Lombok Utara ingin mengembalikan marwah agar menjadi yang terdepan di pulau Lombok.
Bayan seakan terlupakan atau dilupakan. Bayan kini seakan terpencil, sebab keramaian perkembangan timur-barat atau sebaliknya (Lombok Barat dan Lombok Timur), perkembangan lebih lanjut (pulau) Lombok justru mengarah ke selatan (Lombok Tengah). Wilayah Lombok Utara seakan berjalan di tempat. Wilayah Lombok Utara kalah cepat dibandingkan kawan-kawannya di barat, timur dan selatan. Wilayah Lombok Utara ingin mengembalikan marwah agar menjadi yang terdepan di pulau Lombok.
Kecamatan Bayan, kabupaten Lombok Utara (Now) |
Sejarah Bajan [Bayan] di Lombok Utara adalah sejarah
yang sangat tua di pulau Lombok. Namun sejarah Bayan kurang terinformasikan.
Sejarah Lombok dipahami seakan-akan sejarah Lombok Barat, Lombok Timur dan
Lombok Tengah saja. Sejarah Lombok Utara sejatinya memiliki sejarahnya sendiri.
Lantas apa pentingnya menulis Sejarah Bayan di Lombok Utara? Yang jelas wilayah Lombok Utara telah menjadi wilayah
otonomi (kabupaten) sendiri. Karena itu, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Peak van Lombok (Cornelis de Houtman, 1597) |
Nama Bayan
Pencatatan sejarah Lombok sesungguhnya dimulai
dari puncak tertinggi di pulau. Orang Eropa menyebut pulau tersebut dengan nama
Lombok, merujuk pada nama sebuah kampong (Lombok) di suatu teluk di pantai
timur pulau (juga disebut teluk Lombok). Sementara orang Eropa menyebut gunung tertinggi
di pulau yang terlihat dari jauh di lautan sebagai puncak Lombok (peak van
Lombok). Nama kampong Lombok, nama teluk Lombok dan nama puncak Lombok adalah
penanda navigasi terpenting pulau yang disebut Lombok oleh orang Eropa dan gunungnya
disebut orang setempat Rindjani. Pemilik danau di gunung Rindjani adalah
penduduk Bajan.
Peta Portugis |
Lantas kapan nama Bajan disebut? Orang Portugis menyebut pulau dengan nama Ilhas
(pulau) Lomboc, nama pulau Penida disebut Ilhas Salombo. Nama-nama tempat di
pulau ditulis dengan lafal orang Portugis. Pada ekspedisi pertama Belanda yang
dipimpin Cornelis de Houtman pada tahun 1597 mereka hanya mencatat satu nama
kampong Lombok di teluk Lombok. Dalam catatan Cornelis de Houtman koloni (kerajaan)
Djapara di pulau Lombok bermula pada tahun 1593. Kerajaan Djapara saat itu adalah
salah satu kerajaan Islam terkuat di pantai utara Jawa. Orang-orang Djapara
[Jepara] diduga kuat adalah orang yang kali pertama menanamkan (pengaruh) Islam
di pulau Lombok.
Bajan
atau Baijan adalah nama generik tempo doeloe. Nama Bajan juga ditemukan di
Eropa sebagai nama klan (marga) dan juga nama pulau. Nama yang mirip dengan
Bajan di Hindia adalah nama kerajaan Bachan di Maluku (Utara). Di (pulau) Jawa
juga ditemukan nama Bajan di daerah bagian tengah Jawa. Pada masa ini nama
Bajan ditabalkan sebagai nama kecamatan di kabupaten Lombok Utara dan nama
kecamatan di kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Lantas mengapa Bayan tidak pernah diuntungkan
baik pada masa doeloe maupun pada masa kini? Tempo doeloe hanya terdapat tiga pelabuhan di
pulau Lombok diantaranya di Leboehan Tjarik dan Laboehan Lombok. Lalu kerajaan
yang berkembang hanya di Laboehan Lombok yakni kerajaan Selaparang (lihat Peta
1720). Namun pada tahun 1740 kerajaan Selaparang ditaklukkan kerajaan
Karangasem Bali. Laboehan Lombok meredup, lalu Laboehan Ampenan berkembang
pesat. Laboehan Tjarik, pelaboehan di Bajan terus sepi sendiri.
Laboehan Tjarik dan Lombok (Peta 1675) |
Nama Bajan kali pertama tidak diketahui secara
pasti. Pada peta tahun 1675 di pulau Lombok hanya diidentifikasi dua nama
tempat yakni Laboehan Tjarik dan Lombok. Jika mengacu pada pembuatan peta ini,
belum lama sebelumnya VOC menaklukkan kerajaan Gowa di Makassar. Sejak
kehadiran Belanda tahun 1597, wilayah perairan utara pulau Lombok adalah rute
pelayaran VOC dari Batavia ke Banda-Amboina melalui dua pelabuhan utama di
Djapara dan Bima (pulau Soembawa). Ini menunjukkan saat itu Djapara dan Bima
adalah sangat penting bagi VOC. Bima pada ekspedisi Belanda kedua tahun 1598 telah
dikunjungi (lihat Peta 1598).
Bima di teluk Bima (Cornelis de Houtman, 1598) |
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bayan dalam Perkembangannya
Pada tahun 1847 Heinrich Zollinger
mendeskripsikan tentang pelabuhan-pelabuhan perdagangan di pulau Lombok.
Seperti dinyatakannya bahwa tidak diragukan lagi adalah Ampanan, di pantai
barat pulau itu. Hampir seluruh perdagangan pulau dilakukan di sini. Tempat
lain, dimana ada sedikit perdagangan, berada di pantai barat Padang Rhea dan
Tandjong Karang, di pantai utara Baijan dan Soegian, di pantai timur Lombok,
Laboehan Hadjie dan terutama Pidjoe. Nama yang terakhir, setelah Ampenan,
adalah tempat utama perdagangan.
Peta 1894 |
Secara khusus Heinrich Zollinger menyatakan
pedakiannya ke gunung Rindjani menemukan danau Sagara. Disebutkannya hanya
berhasil mencapai mahkota gunung yang disebut gunung Sankarean. Beberapa ratus
kaki di atas danau, dimana hanya danau ini yang dapat didekati dari sisi utara gunung
yang keluar melalui tanah Baijan. Dalam
deskripsi ini, satu jalan termudah untuk mendekati danau Sagara hanya melalui
Bajan. Dengan kata lain, Bajan dan danau Sagara telah terhubung sejak lama.
Bajan adalah suatu district di pulau Lombok.
Topografi Bajan (Peta 1894) |
Seperti yang dinyatakan Zollinger pembagian
district pada era Bali Selaparang sama dengan pembagian wilayah di jaman kuno
(kerajaan Lombok Selaparang), pada permulaan pembentukan cabang Pemerintah
Hindia Belanda tahun 1895, pulau Lombok juga dibagi ke dala wilayah yang kurang
lebih sama dengan rezim sebelumnya (Bali Selaparang) yang terdiri dari 12
district. District Bajan dimasukkan ke wilayah Onderafdeeling West Lombok.
Peta 1896 |
Batas wilayah district Bayan di sebelah timur
adalah Onderafdeeling Oost Lombok yang dibatasi oleh sungai Poetik yang berhulu
di danau Sagara gunung Rindjani. Sedangkan batas wilayah district Bajan di
sebalah barat adalah district Tandjong yang dibatasi oleh sungai Segare. Berdasarkan
Peta 1896 kota Bajan terletak di pedalaman dimana kepala distrik berkedudukan.
Kota Bajan terhubung dengan jalan darat ke pelabuhan Laboehan Tjarik. Jenis jalan
yang serupa juga dari kota Bajan terhubung dengan kampong Sembaloen Lawang.
Seperti
disebutkan Zollinger (1847) danau Sagara terbuka ke pantai utara melalui sungai
Poetik. Juga seperti disebutkan Zollinger bahwa untuk mencapai Sembalun Lawang
dilalui dengan jalan yang agak sulit dari Priggabaja. Oleh karena wilayah
administrasi masih berdasarkan jaman kuno, maka antara ibu kota distrik Bajan
dan ibu kota distrik Priggabaja terhubung melalui darat via Sembalun Lawang.
Sebagaimana diketahui ibu kota kerajaan Selaparang tempo doeloe berada di
sekitar Priggabaja. Dengan kata lain kota Bajan sejak tempo doeloe terhubung ke
laut di Laboehan Tjarik dan juga terhubung ke pedalaman melalui Sembaloen
Lawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar