*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini
Dalam penulisan sejarah (pelabuhan) Lembar di (pulau) Lombok adakalanya ditulis kurang akurat dan justru membuat bingung, misal ‘awalnya pelabuhan Lembar ini berada di Ampenan’ (lihat Wikipedia) dan ‘Lembar, pelabuhan tertua di Nusantara (lihat Tempo.co). Sebaiknya penulisan dibuat menjadi: ‘awalnya pelabuhan Lombok di Ampenan, kemudian dipindahkan ke Lembar’ dan ‘Lembar, kini menjadi pelabuhan terbesar di Lombok’. Dengan penulisan yang tepat akan memancing minat pembaca untuk memahami sejarah (pulau) Lombok khususnya sejarah pelabuhan-pelabuhan di Lombok.
Dalam penulisan sejarah (pelabuhan) Lembar di (pulau) Lombok adakalanya ditulis kurang akurat dan justru membuat bingung, misal ‘awalnya pelabuhan Lembar ini berada di Ampenan’ (lihat Wikipedia) dan ‘Lembar, pelabuhan tertua di Nusantara (lihat Tempo.co). Sebaiknya penulisan dibuat menjadi: ‘awalnya pelabuhan Lombok di Ampenan, kemudian dipindahkan ke Lembar’ dan ‘Lembar, kini menjadi pelabuhan terbesar di Lombok’. Dengan penulisan yang tepat akan memancing minat pembaca untuk memahami sejarah (pulau) Lombok khususnya sejarah pelabuhan-pelabuhan di Lombok.
Laboehan Tring (Peta 1850) |
Lantas bagaimana sejarah Pelabuhan Lembar? Nah, itu dia. Yang jelas tempo doeloe di area
pelabuhan Lembar yang sekarang, pelabuhan terkenal adalah Laboehan Tring. Suatu
pelabuhan yang ditempati orang-orang Bugis. Baru pada era Republik Indonesia,
Lamboehan Tring yang telah bermetamorfosi menjadi Pelabuhan Lembar ditingkatkan
menjadi pelabuhan utama di Lombok (untuk menggantikan pelabuhan Ampenan).
Okelah. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional,
mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Pelabuhan Lembar (Now) |
Sejarah Awal Pelabuhan di Lombok
Departemen Koloni di Belanda menerima telegram dari
Gubernur Jenderal kemarin, 14 Oktober 1894. Pada paragraf pertama isi telegram
tersebut berbunyi sebagai berikut: ‘Pendudukan Mataram, termasuk bagian utara,
terus berlanjut, tanpa perlawanan. Dua ratus orang Bali, termasuk wanita dan
anak-anak, menyerahkan diri dengan selusin pemimpin. Mereka dilucuti dan
dikirim ke Lembar di teluk Laboean Tring. Diantara mereka yang terluka pada
umumnya tidak terlalu menkhawatirkan’ (lihat De standaard, 16-10-1894). Berita
ini merupakan informasi yang pertama tentang keberadaan (kampong) Lembar sejak
Heinrich Zollinger pada tahun 1847 berkunjung ke teluk ini.
Ekspedisi
militer Pemerintah Hindia Belanda di Lombok dimulai 5 Juli 1894 di pelabuhan
Ampenan. Penduduk Bali yang tidak ingin berperang menyerahkan diri. Mereka
inilah yang kemudian di evakuasi ke kampong Lembar di teluk Laboehan Tring.
Lembar menjadi kamp untuk penduduk Bali di Lombok selama berlangsungnya perang.
Sementara sebagain kapal-kapal Pemerintah Hindia Belanda yang sudah
melaksanakan tugas mengambil posisi aman untuk parkir di teluk Laboehan Tring.
Dalam laporan Heinrich Zollinger tidak
menyebutkan nama Lembar ketika membandingkan sejumlah pelabuhan penting di
pantai-pantai Lombok. Heinrich Zollinger hanya mengidentifikasi pelabuhan
Laboehan Hadji di teluk yang sama namanya, suatu pelabuhan yang tenang tetapi
daratan di pantai tidak sehat. Ada tiga perkampongan di LaboehanTring yakni perkampongan
yang dihuni orang-orang Bugis, Sasak dan Bali.
Teluk Laboehan Tring (peta Cornelis de Houtan, 1597) |
Deskripsi Heinrich Zollinger tentang Laboehan
Tring terbilang cukup lengkap. Sebagai suatu pelabuhan sangat sesuai untuk
navigasi dan semua yang dibutuhkan tersedia, seperti air segar kayu dan bahan-bahan
lainbya. Namun, sayangnya seperti disebut Heinrich Zollinger areanya terbilang
kurang sehat untuk para pendatang. Oleh karena Heinrich Zollinger hanya
mendeskripsikan tentang pelabuhan (Laboehan Tring), tidak mencatat keberadaan nama kampong Lembar.
Teluk Labiehan Tring (Peta 1720) |
Teluk yang disebut teluk Laboehan Tring dari
tempo doeloe sudah kerap dikunjungi oleh kapal-kapal Belanda. Paling tidak hal
ini dapat diperhatikan peta yang dibuat pada tahun 1720. Dalam peta ini teluk
(yang kelak disebut teluk Laboehan Tring) telah didentifikasi perihal navigasi
tentang hasil pengukuran kedalaman laut di teluk. Kedalaman laut yang dicatat
dalam peta dekat pantai sedala 20 meter. Pencatatan kedalaman laut di teluk
tidak terlalu beberda dengan hasil pencatatan yang dilakukan seabda sebelumnya
yang dilakukan oleh ekspedisi pertama Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de
Houtman pada tahun 1597.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Lamboehan Tring dan Lembar (Pelabuhan Lembar)
Seperti diberitakan pada tahun 1894 yang menjadi
kamp orang Bali (dalam Perang Lombok) besar kemungkinan kampong Lembar telah
berkembang, paling tidak menjadi nama kampong yang penting. Nama kampong
Laboehan Tring tampaknya sudah meredup, yang menjadi populer adalah kampong
Lembar. Dalam peta tahun 1908 nama kampong Laboehan Tring tetap menjadi nama teluk, sedangkan penanda geografis nama
kampong Laboehan Tring diidentifikasi dengan nama Telokwaroe. Kampong Laboehan
Tring/Telokwaroe masih tampak lebih penting/lebih besar dari kampong Lembar.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar