Minggu, 22 November 2020

Sejarah Riau (9) Karimun di Selat Malaka, Pulau Aru Kerajaan Aru; Jembatan Antara Pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini

Nama Karimun dan nama Karimata adalah nama-nama kuno. Pulau Karimun berada di antara pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya. Sementara pulau Karimata berada di antara pulau Sumatra dan pulau Borneo. Seperti halnya nama Sumatra, nama Malaya juga nama kuno (merujuk pada nama Himalaya; Malaya menurunkan nama Malay, Malaysia dan Melayu). Akan tetapi nama Borneo adalah nama baru yang diberikan oleh orang Portugis pada tahun 1524 (merujuk pada nama pelabuhan di pantai utara pulau Kalimantan yakni Boernai; kini Brunai). Nama Kalimantan juga merujuk pada nama Karimata.

Pulau Karimun juga ditemukan di pantai utara Jawa. Untuk membedakan Karimun di selat Malaka maka disebut Karimun Jawa. Identifikasi nama Karimun Jawa ini diduga dimulai sejak orang Portugis berada di (pelabuhan) Malaka pada tahun 1511. Nama Karimun Jawa kini dijadikan nama kecamatan di kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sedangkan nama Karimun di selat Malaka dijadikan nama kabupaten. Salah satu nama kecamatan di kabupaten Karimun, provinsi Kepulauan Riau adalah kecamatan Moro. Nama Moro merujuk pada orang-orang Moor beragama Islam yang berasal dari Afrika Utara di laut Mediterania. Orang-orang Moor adalah pendahulu (predecessor) sebelum kedatangan orang-orang Portugis. Orang-orang Moor adalah pelaut-pelaut yang memperkuat Kerajaan Aroe dan kerajaan-kerajaan di Atjeh. Kerajaan Aru berada di pantai timur pulau Sumatra di daerah aliran sungai Barumun yang berseberangan dengan kerajaan Malaka di pantai barat Semenanjung Malaya. Di antara dua kerajaan ini di selat terdapat pulau Aru.

Bagaimana sejarah Karimun? Seperti disebut di atas, nama Karimun adalah nama kuno dan di kepulauan Karimun terdapat nama pulau Moro. Lantas bagaimana sejarah Karimun? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 21 November 2020

Sejarah Riau (8) Sejarah Natuna, Pulau Terdepan di Laut Cina Dikenal di Borneo Sejak Dulu; Pulau Pertama Diserang Jepang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini 

Apakah ke(pulau)an Natuna wilayah Riau? Bukankah secara defacto lebih dekat dengan provinsi Kalimantan Barat di (kabupaten) Sambas? Bukan di situ persoalannya. Yang menentukan satu pulau (atau kepulauan) masuk wilayah mana, pada era Pemerintah Hndia Belanda, ditentukan atas dasar pertimbangan populasi dan atas dasar arah kebijakan pemerintah dalam dua hal: ekonomi perdagangan dan keamanan pertahanan.

Pada masa ini nama Natuna dijadikan nama kabupaten: Kabupaten Kepulauan Natuna. Ini bermula pada awal Republik Indonesia, kepulauan Riau dijadikan sebagai satu kabupaten di residentie Riau yang beribukota di Tanjungpinang (di provinsi Sumatera Tengah). Saat itu Natuna sebagai suatu desa terpencil di Kewedanaan Tanjungpinang. Pada tahun 1957 provinsi Sumatera Tengah dilikuidasi dan kemudian dibentuk provinsi: Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Sejak saat ini ibu kota (provinsi) direlokasi ke daratan di Pekanbaru. Pada tahun 1999 kabupaten kepulauan Riau dimekarkan dengan membentuk kabupaten Kepulauan Natuna (ibu kota di Ranai). Pada tahun 2002 semua kabupaten-kabupaten kepulauan dipisahkan dari provinsi Riau dan dibentuk menjadi satu provinsi dengan nama provinsi Kepulauan Riau (ibu kota di Tanjung Pinang, pulau Bintan). Pada tahun 2006 nama kabupaten Kepulauan Riau di provinsi Kepulauan Riau diubah menjadi kabupaten Bintan.

Bagaimana sejarah Natuna? Sejarahnya setua ke(pulau)an Karimata. Natuna sebagai pulau terdepan, Karimata dijadikan menjadi nama selat (straat Carimata). Lantas mengapa Natuna masuk wilayah Riouw dan bukan Westkust van Borneo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.