Selasa, 27 April 2021

Sejarah Sukabumi (44): [Breaking News] Sejarah Gempa Sukabumi; Kepala BMKG Darsono Umumkan Gempa Hari Ini 5.0

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Saat saya sedang menulis sejarah Bandara di Filipina, habis Asyar jelang buka puasa tiba-tiba istri saya teriak ada gempa. Saya lihat permukaan air kolam di depan saya terlihat ada gelombang. Saya segera sadar dan melakukan tindakan waspada bersama keluarga. Saya tidak perlu pastikan itu gempa dengan cari tahu info di internet. Namun saya teringat twit dari Kepala BMKG Bapak Darsono beberapa hari lalu yang mengutip sejarah gempa di Sukabumi dari artikel saya di blog ini berjudul: Sejarah Sukabumi (40): Sejarah Gempa Bumi dan Bencana Alam di Sukabumi; Sejarah Letusan Gunung Api di West Java. Pertanyaannya apakah BMKG sudah memprediksi kejadian gempa di Sukabumi sebelum terjadi sore ini?

Segera setelah kejadian gempa, lalu saya cek di internet via google dan ketemu twit baru dari Kepala BMKG Bapak Darsono sebagai berikut: ‘Pada Gempa tjd Selasa 27 April 2021 pkl 6.23.39 WIB dgn magnitudo update Mw 5,0. Episenter pada koordinat 7,74 LS dan 106,92 BT tepatnya di laut pd jarak 89 km arah Selatan Sukabumi pd kedalaman 58 km. Gempa ini bersumber di dlm Lempeng Indo-Australia (oceanic intra-slab earthquake). Twit ini seakan terhubung dengan twit Bapak Darsono beberapa hari lalu yang mengutip sejarah gempa bumi di Sukabumi.

Oleh karena adanya dua twit BMKG berselang lima hari, artikel Breaking News ini dibuat untuk tujuan dua hal, pertama bahwa sejarah gempa memang diperlukan. Saya sudah membuat beberapa artikel di kota yang berbeda  tantang sejarah gempa. Kedua, sosialisasi tentang gempa tentang kemungkinan yang akan terjadi perlu diadakan seperti yang telah dilakukan Bapak Darsono dari BMKG. Di luar itu semua, sebagai bagian dari sejarah Indonesia, sejarah gempa perlu lebih digali lagi, karena dapat berguna sebagai bahan informasi awal agar kita selalu tetap waspada terdahap dampak gempa dimana pun kita berada di wilayah Indonesia. Dalam hal ini untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional tentang kegempaan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe tentang sejarah gempa di Sukabumi.

Sejarah Filipina (24): Pelabuhan Port Manila Tempo Dulu Awalnya di Cavite; Pelabuhan Jakarta Pindah dari Kalapa ke Tanjung Priok

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini

Pelabuhan (Port) dapat dikatakan setua navigasi palayaran dalam perdagangan. Sejarah pelabuhan di berbagai tempat baru intens berlangsung sejak kehadiran orang-orang Eropa yang diikuti pembentukan koloni. Keberadaan pelabuhan yang dibangun atau yang ditingkatkan terus dijaga karena menjadi pusat perdagangan utama di kawasan dimana pelabuhan itu ditetapkan. Pelabuhan Manila terbilang salah satu pelabuhan tua di Asia Tenggara. Pelabuhan Manila ditetapkan Spanyol di muara sungai Pampanga (kini sungai Pasig) untuk menggantikan pelabuhan tradisional di Cabita (kini Cavite).

Jauh sebelum pelabuhan Manila eksis, sudah ada banyak pelabuhan yang sangat dikenal ketika pelaut-pelaut Eropa mengunjungi Hindia Timur. Pelabuha besar antara lain Malaka dan Ternate. Dalam perkembangannya sejumlah pelabuhan lain yang muncul adalah Atjeh, Banten, Amboina dan sebagainya. Sejak Belanda memindahkan pelabuhannya dari Amboina (awalnya dikuasai Portugis) ke muara sungai Tjiliwong, pelabuhan pelabuhan tradisional Sunda Kalapa digantikan pelabuhan Belanda (VOC) dengan nama Batavia (sebagaimana pelabuhan Cabita di teluk Manila digantikan pelabuhan baru Pelabuhan Manila.

Lantas bagaimana sejarah pelabuhan Manila diteluk Manila? Seperti disebut di atas, pelabuhan Manila adalah pelabuhan pengganti dari pelabuhan tradisonal di Cavite. Lalu mengapa pelabuhan Manila dibangun baru? Dalam perkembangannya idem dito Belanda membangun pelabuhan baru di Batavia (menggantikan pelabuhan tradisional Sunda Kalapa). Bagaimana pelabuhan Manila dan pelabuhan Batavia selanjutnya? Pelabuhan Manila adalah pelabuhan utama di Filipina dan kini telah direlokasi, tidak terlalu jauh dari origin, tetapi pelabuhan Batavia direlokasi ke tempat yang lebih jauh di Tanjung Priok. Mengapa begitu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 26 April 2021

Sejarah Filipina (23): Manuel Quezon Jadi Presiden Filipina Semasa Amerika Serikat; Ir. Soekarno, George Washington Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini

Dr. Jose Rizal di Filipina dan Sanusi Pane di Indonesia memiliki banyak kesamaan dalam berjuang melawan kolonialisne, dan demikian pula Manuel Quezon di Filipina dan Ir. Soekarno di Indonesia memiliki banyak kesamaan dalam berjuang melawan kolonialisme. Namun tentu saja ada perbedaan antara Manuel Quezon yang dianggap sebagai Presiden Filipina pertama dan Ir.Soekarno sebagai Presiden Indonesia pertama. Manuel Quezon menjadi Presiden dalam bingkai Persemakmuran Amerika Serikat, Ir. Soekarno sebagai Presiden Indonesia pertama pernah dijuluki sebagai  George Washington van Indonesia.

Seperti halnya pejuang Dr. Jose Rizal meninggal tahun 1896 sebelum lahirnya Sanusi Pane 1905. Manuel Luis Quezón y Molina lahir 19 Agustus 1878 dan pada tahun 1935 diangkat sebagai Presiden Filipina (dalam persemakmuran Amerika Serikat). Manuel Quezón adalah Presiden Senat pertama yang terpilih menjadi presiden, presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan nasional dan presiden pertama yang terpilih kembali (untuk masa jabatan kedua) dan kemudian jabatannya diperpanjang karea situasi Perang Pasifik. Manuel Luis Quezón meninggal 1 Agustus 1944 pada era Pendudukan Militer Jepang. Sebelum terjadi pendudukan militer Jepang, Manuel Luis Quezón melarikan diri dan mendirikan pemerintahan pengasingan di Amerika Serikat. Sementara itu pada saat Pendudukan Militer Jepang, Ir. Soekarno bekerjasama. Setahun meninggalnya Manuel Luis Quezón di Amerika Serikat, Ir. Soekarno kemudian pada bulan Agustus 1945 Ir. Soekarno menjadi Presiden Indonesia pertama. Pada tahun sebuah klub Indonesia di New York menjuluki Presiden Soekarno sebagai George Washington van Indonesia. Pada saat kunjungan Soekarno ke Amerika Serikat 1954, Presiden Soekarno kembali dijuluki sebagai George Washington van Indonesia. Di dalam negeri, Manuel Quezón dikenal sebagai Bapak Bahasa Nasional.

Lantas bagaimana sejarah Manuel Quezon di Filipina? Sudah barang tentu telah ditulis, tetapi sejauh data baru ditemukan narasinya tidak pernah berhenti. Yang jelas bahwa ada perbedaan bentuk perjuangan Dr. Jose Rizal dan bentuk perjuangan Manuel Quezon. Lalu bagaimana Manuel Quezon dan Soekarno berjuang pada tahun-tahun yang bersamaan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Filipina (22): Jose Rizal di Filipina dan Sanusi Pane di Indonesia; Sepak Terjang Para Pemuda Pintar Melawan Kolonialisme

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini

José Protacio Rizal Mercado yang disingkat Jose Rizal adalah seorang pejuang demokrasi di Filipina. Jose Rizal tewas ditembak 30 Desember 1896 di Manila di bawah kekejaman Spanyol. Pada tahun kematian Jose Rizal ini, seorang pemuda pribumi Indonesia (baca: Hindia Belanda) berangkat studi ke Belanda (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 20-07-1896). Pemuda tersebut adalah Raden Kartono (abang dari RA Kartini). Raden Kartono adalah mahasiswa pertama Indonesia (di Belanda). Jose Rizal adalah sarjana lulusan universitas di Spanyol.

Sanusi Pane (lahir di Muara Sipongi, Mandailing, 14 November 1905). Sanusi Pane adalah anak seorang guru dan seorang sastrawan lokal di Padang Sidempoan (ibu kota afdeeling Mandailing en Angkola). Setelah lulus AMS, Sanusi Pane yang sudah kuliah di sekolah kedokteran (STOVIA) di Batavia mengundurkan diri dan masuk sekolah guru. Sanusi Pane kemudian dikenal menjadi seorang Sastrawan. Pada tahun 1929 Sanusi Pane mengunjungi India dan sepulang dari kampong Rabinranat Tagore itu Sanusi Pane mulai berjuang melawan kolonialisme lewat pena dan orasi. Adiknya bernama Armijn Pane, juga sudah kuliah di STOVIA (dan juga NIAS), seperti ayah dan abangnya Sanusi Pane, Armijn Pane menjadi sastrawan. Armijn Pane juga dikenal sebagai seorang penulis handal, buku tentang RA Kartini berjudul Habis Gelap Timbullah Terang termasuk salah satu buku yang diterjemahkan oleh Armijn Pane. Pada saat Perang Kemerdekaan Indonesia, 1947 adiknya bernama Lafran Pane mendirikan organisasi mahasiswa Islam di Jogjakarta (HMI).

Lantas bagaimana sejarah Jose Rizal, pejuang muda Filipina? Seperti disebut di atas, Jose Rizal dieksekusi Gubernur Jenderal Blanco di Filipina tahun 1896. Lalu apa hubungannya dengan Sanusi Pane? Yang jelas saat Jose Rizal meninggal tahun 1896, Sanusi Pane belum lahir, tetapi nama Jose Rizal menjadi abadi. Sanusi Pane adalah Jose Rizal van Filipina. Sama-sama penuslis dan sastrawan. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.