Sabtu, 11 September 2021

Sejarah Makassar (75): Wilayah Kolaka Bagian Utara, Perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara; Ada Sejarahnya?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini 

Wilayah perbatasan selalu kurang dipwerhatikan termasuk wilayah Kolaka bagian utara provinsi Sulawesi Tenggara dengan provinsi Sulawesi Selatan. Mengapa? Wilayah pinggiran selalu tidak penting, dianggap tidak penting dan hanya dipandang sebagai pintu belakang. Padahal dalam sejarah awal, sejarah wilayah perbatasan juga sangat dinamis. Dalam kerangka itulah narasi sejarah wilayah perbatasan perlu ditulis.

Pada masa ini wilayah perbatasan provinsi Sulawesi Tenggara dan provinsi Sulawesi Selatan berada diantara kabupaten Kolaka Utara dan kabupaten Konawe dengan kabupaten Luwu Timur (provinsi Sulawesi Tengah). Namun yang unik pada masa ini wilayah kabupaten Kolaka Utara tidak sepenuhnya berbatasaan dengan provinsi Sulawesi Selatan tetapi juga kabupaten Konawe. Mengapa bisa begitu? Kabupaten Konawe tidak hanya berbatasan dengan provinsi Sulawesi Selatan tetapi juga berbatasan dengan provinsi Sulawesi Tengah. Persoalan ini terkesan rumit dari sudut pandang nasional (provinsi) tetapi mungkin menjadi lebih mudah dari sudut pandang lokal (kabupaten). Penarikan batas-batas wilayah sejak zaman kuno tidak ada rumusnya.

Lantas bagaimana sejarah wilayah perbatasan Kolaka bagian utara dengan provinsi Sulawesi Selatan? Seperti disebut di atas wilayah paling utara provinsi Sulawesi Tenggara ini kurang terinformasikan. Lalu apa pentingnya sejarah perbatasan di wilayah Kolaka bagian utara? Wilayah itu memiliki sejarahnya sendiri. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Makassar (74): Wilayah Konawe Bagian Utara, Perbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara; Ada Sejarahnya?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini  

Wilayah perbatasan selalu kurang dipwerhatikan termasuk wilayah Konawe bagian utara provinsi Sulawesi Tenggara dengan provinsi Sulawesi Tengah. Mengapa? Wilayah pinggiran selalu tidak penting, dianggap tidak penting dan hanya dipandang sebagai pintu belakang. Padahal dalam sejarah awal, sejarah wilayah perbatasan juga sangat dinamis. Dalam kerangka itulah narasi sejarah wilayah perbatasan perlu ditulis.

Pada masa ini wilayah perbatasan provinsi Sulawesi Tenggara dan provinsi Sulawesi Tengah berada diantara kabupaten Konawe Utara dan kabupaten Konawe dengan kabupaten Morowali (provinsi Sulawesi Tengah). Namun yang unik pada masa ini wilayah kabupaten Konawe Utara menyela wilayah kabupaten Konawe. Mengapa bisa begitu? Kabupaten Konawe tidak hanya berbatasan dengan provinsi Sulawesi Tengah tetapi juga berbatasan dengan provinsi Sulawesi Selatan. Persoalan ini terkesan rumit dari sudut pandang nasional (provinsi) tetapi mungkin menjadi lebih mudah dari sudut pandang lokal (kabupaten). Penarikan batas-batas wilayah sejak zaman kuno tidak ada rumusnya.

Lantas bagaimana sejarah wilayah perbatasan Konawe bagian utara dengan provinsi Sulawesi Tengah? Seperti disebut di atas wilayah paling utara provinsi Sulawesi Tenggara ini kurang terinformasikan. Lalu apa pentingnya sejarah perbatasan di wilayah Konawe bagian utara? Wilayah itu memiliki sejarahnya sendiri. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 10 September 2021

Sejarah Makassar (73): Rumbia di Ujung Daratan Semenanjung Tenggara Sulawesi; Kota Tempo Dulu, Kini Ibu Kota Bombana

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini 

Rumbia, bukan nama baru tetapi nama yang sudah tua. Nama Rumbi juga ada di wilayah lain. Nama kampong Rumbia di semenanjung tenggara Sulawesi tempo doeloe adalah pelabuhan terpenting yang berada di ujung daratan. Rumbia menjadi ‘hub’ antara pelabuhan Buton dengan pelabuhan di Kolaka (teluk Mekongga). Posisi GPS Rumbia yang strategis tidak hanya hub perdagangan utama, pelabuhan Rumbia juga terhubung dengan pulau Kabaena, pulau Muna dan pulau Wawoni. Rumbia pada era Hindia Belanda dapat dikatakan kota kedua terpenting di wilayah selatan semenanjung tenggara pulau Sulawesi.

Pada dasarnya nama Buton sudah dikenal sejak zaman kuno. Paling tidak sudah diidentifikasi pada teks Negarakertagama (1365). Kapan Kerajaan Buton terbentuk tidak diketahui secara pasti. Namun secara historis Kerajaan Buton merupakan suatu federasi kerajaan yang beribukota di Buton (kini Kota Baubau). Penduduk terbentuknya (federasi) kerajaan ini adalah Buton, Muna, Kabaena, Wawoni plus dua kerajaan di daratan (Polejang dan Roembia). Penduduk Roembia dan Polejang adalah penduduk berbahasa Maronene (yang berbeda dengan bahasa Tolaki, Muna dan Buton serta Wowoni). Penduduk berbahasa Maronene kini telah disatukan dengan pembentukan kabupaten Bombana (pulau Kabaena, Rumbia dan Poleang)

Lantas bagaimana sejarah kota Rumbia? Seperti disebut di atas Rumbia kini menjadi ibu kota kabupaten Bombana, provinsi Sulawesi Tenggara. Tentu saja sejarah Rumbia menjadi penting. Namun bagaimana sejarah Rumbia kurang terinformasikan. Lalu darimana dimulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.