Minggu, 03 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (149): Bahasa Melayu di Vietnam Sejak Zaman Kuno;Kini, Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Kedua

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Melayu tidak hanya di Tanah Melayu (Semenanjung Malaya). Bahasa Melayu tidak hanya di (wilayah) nusantara. Bahasa Melayu juga ada di (wilayah) Vietnam, bahkan sejak zaman kuno. Nusantara sering diasosiasikan pulau-pulau antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Hindia dan Pasifik). Pulau-pulau itu yang terbilang pulau besar adalah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Mengapa bahasa Melayu kerap diasosiasikan dengan Malaysia (Semenanjung Malaya) dan mengapa bahasa Melayu di Vietnam kurang terinformasikan?

 

Pada zaman kuno, setiap pulau di nusantara sudah ada penduduk dengan bahasa-bahasa asli. Bahasa-bahasa asli ini juga terdapat di Semeanjung Malaya dan Indochina (seperti Vietnam). Kehadiran pedagang-pedagang India membuat wilayah penduduk berbahasa asli terhubung dengan lingua franca bahasa Sanskerta (dengan aksara Pallawa). Dalam perkembangannya bahasa Sanskerta ini di kota-kota pantai bercampur dengan berbagai bahasa asli yang kemudian terbentuk bahasa Melayu. Bahasa Melayu inilah kemudian yang menggantikan bahasa Sanskerta sebagai lingua franca di nusantara. Saat bahasa Melayu ini terus berkembang, bahasa Sanskerta di India tetap eksis. Pada era kolonial, bahasa Melayu terus berkembang di wilayah Hindia Belanda yang oleh para pemuda penduduk asli (pribumi) mendeklarasikan bahasa Indonesia pada tahun 1928 (Kongres Pemuda) sebagai bahasa persatuan dari satu nusa dan satu bangsa. Bahasa Indonesia yang dimaksud adalah bahasa Melayu (yang berkembang) di Hindia Belanda (bukan di Malaya, Inggris dan bukan di Filipina, Amerika Serikat). Bahasa Melayu di Malaysia kurang lebih mirip dengan bahasa Melayu di pantai timur Sumatra dan kepulauan Riau). Bahasa Melayu Riau dan bahasa Melayu di pantai timur Sumatra diposisikan sebagai bahasa daerah, sedangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (lingua franca dan bahasa resmi).

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu di Vietnem? Seperti disebut di atas, bahasa Melayu di Vietnam sudah eksis sejak zaman kuno. Bahasa Viet (Indochina) bahkan sejak Kerajaan Champa, pengaruhnya yang besar menyebabkan bahasa Melayu di Vietnam menjadi minoritas. Namun bahasa Melayu tetap eksis di Vietnam bahkan hingga ini hari. Lalu mengapa kini bahasa Indonesia penting di Vietnam? Mengapa bukan bahasa Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (148): Ibu Kota Republik Indonesia Pindah ke Jogjakarta 1946; Kini, Ibu Kota Pindah ke Jakarta Baru

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Beberapa hari yang lalu, pemerintah mulai merencanakan secara bertahap pemindahan aparatur negara dari Jakarta ke ibu kota baru negara di Kalimantan Timur (Jakarta Baru). Tahap awal yang dipindahkan adalah aparatur militer dan polisi. Mengapa? Hal itu karena polisi dan militer akan menjadi pondasi dalam bidang pertahanan dan keamanan. Lantas bagaimana dengan proses pemindahan ibu kota Republik Indonesia dari Djakarta ke Jogjakarta.

Soal pemindahan ibu kota negara, juga terjadi di negara lain. Yang pertama adalah Amerika Serikat dari New York ke Washington. Negara Brazil juga telah melakukan pemindahan ibu kota, tentu saja di Malaysia dari Kualalumpur ke Putrajaya. Dalam hal ini, negara Republik Indonesia pertama kali melakukan pemindahan ibu kota tahun 1946 dari Jakarta ke Jogjakarta dan yang kedua sedang proses yang mana persiapannya sedang berlangsung dalam pembangunan infrastruktur. Pemindahan ibu kota Republik Indonesia pada tahun 1946 karena terpaksa dimana Dajakarta telah diduduki oleh NICA/Belanda. Pemindahan ibu kota yang sekarang ke Kalimantan Timur (Jakarta Baru) dilakukan secara sukarela (berdasarkan perencanaan pemerintah).

Lantas bagaimana sejarah pemindahan ibu kota Republik Indonesia pada tahun 1946? Nah, itu dia. Sejauh ini tidak ada yang memperhatikan. Lalu apa pentingnya sejarah pemindahan ibu kota tahun 1946? Itu tadi. Bagaimana pemindahan ibu kota pada masa lalu dan bagaimana pemindahan ibu kota pada masa kini. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 02 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (147): Papua Sejak Era Zaman Kuno; Perjalanan Bangsa, Kerajaan Tidore hingga Republik Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Papua hari ini mantap. PON, Pekan Olah Raga Nasional dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini tanggal 2 Oktober 2021. Suatu penyelenggaraan `perttemuan berbagai cabang olah raga untuk meraih prestasi daerah pada cabang olah raga. Penyelenggaraannya tidak hanya di Jayapura, juga di Merauke. Lantas apa arti penting Jayapura dan Merauke dalam sejarah (wilayah). Sejak zaman kuno sidah ada hubungan yang intens antara (kerajaan) Tidore dengan wilayah Papua.

 

Pada abad ke-2 Ptolemaeus menyebut pulau Papua dengan Labadios. Sekitar 500 M, catatan Tiongkok menyebut Tungki, sebagai asal rempah-rempah. Pada tahun 600 M, Sriwijaya menyebut nama nama Janggi. Di awal tahun 700 M, pedagang Persia dan Gujarat mulai berdatangan ke Papua, juga termasuk pedagang dari India. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan Dwi Panta dan Samudranta, yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan. Pada akhir tahun 1300 M, Majapahit menyebut dua nama di Papua yakni Wanin dan Sram. Nama Wanin, diduga Onin di daerah Fak-Fak dan nama Sram ialah pulau Seram di Maluku. Pada abad ke-14, kepulauan Papua dikuasai oleh Kerajaan Tidore, dan baru pada abad ke-16, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore memiliki wilayah dari Sulawesi dan Papua. Nama Papua sendiri berasal dari kata Papa-Ua, yaitu penamaannya oleh Kerajaan Tidore, dimana dalam bahasa Tidore, itu berarti tidak bergabung atau tidak bersatu, yang artinya di pulau ini tidak ada raja yang memerintah. Kerajaan Ternate, memiliki wilayah sebelah Barat; pesisir Timur Sulawesi, termasuk Sule dan Kepulauan Banggai, Seram Barat (jazirah Hoamal) dan Kepulauan Ambon. Sedangkan Kerajaan Tidore menguasai bagian Timur, dari Kepulauan Raja Ampat hingga Papua sekarang. Peranan kedua kerajaan besar ini mulai menurun dikarenakan mulai masuknya para pedagang dari Eropa ke Nusantara yang menjadikan awal kolonialismenya (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Papua tempat dimana kini PON diselenggarakan? Seperti disebut di atas, wilayah Papua sudah dikenal sejak zaman kuno, bahkan disebut sudah diidentifikasi pada era Ptolomeus. Lalu bagaimana sejarah awal Papua terutama Jayapura dan Merauke? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.