*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Tangerang dalam blog ini Klik Disini
Penjara di Tangerang paling tidak sudah ada pada tahun 1824. Ini sehubungan dengan pembangunan kantor polisi Tangerang di Tanah Tinggi (lihat Bataviasche courant, 10-04-1824). Saat itu Afdeeling (kabupaten) Tangerang masih dipimpin oleh seorang Schout. Fungsi Schout saat itu lebih banyak bertugas dala, urusan keamanan daripada menjalankan fungsi pemerintahan. Penjara adalah salah satu sarana bagi Schout Tangerang. Schout sendiri diadopsi oleh orang Belanda dari Prancis, di Amerika disebut Sheriff.
Penjara di Tangerang paling tidak sudah ada pada tahun 1824. Ini sehubungan dengan pembangunan kantor polisi Tangerang di Tanah Tinggi (lihat Bataviasche courant, 10-04-1824). Saat itu Afdeeling (kabupaten) Tangerang masih dipimpin oleh seorang Schout. Fungsi Schout saat itu lebih banyak bertugas dala, urusan keamanan daripada menjalankan fungsi pemerintahan. Penjara adalah salah satu sarana bagi Schout Tangerang. Schout sendiri diadopsi oleh orang Belanda dari Prancis, di Amerika disebut Sheriff.
Jeugdgevangenis di Tanah Tinggi, Tangerang (1935) |
Namun dalam perkembangannya, di Tangerang tidak hanya sudah diadakan penjara
bagi umum (gevangenis), tetapi juga kemudian diadakan penjara bagi pria (mannengevangenis)
dan juga penjara khusus bagi wanita (vrouwengevangenis) dan penjara anak-anak (jeugdgevangenis).
Lantas mengapa semua penjara itu harus berada di Tangerang? Mungkin pertanyaan
ini tidaklah penting-penting amat. Akan tetapi mengapa begitu banyak penjara di
Tangerang tentu masih perlu dicari tahu. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Sumber
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Schout Tangerang Membangun Penjara
Pada tahun 1799 VOC dibubarkan dan kemudian
diakuisisi oleh Kerajaan Belanda dengan membentuk Pemerintah Hindia Belanda.
Pada era Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), pemerintah membentuk
pemerintahan di Afdeeling Tangerang dengan mengangkat seorang Schout (semacam
Sheriff di Amerika). Schout pertama diangkat tahun 1810 (lihat Bataviasche
koloniale courant, 16-03-1810). Schout ini berkantor di Tanah Tinggi. Namun
tidak lama kemudian, Pemerintah Hindia Belanda digantikan oleh Inggris
(1811-1816).
Kota Tangerang dan Tanah Tinggi (Peta 1888) |
Setelah Pemerintah Hindia Belanda berkuasa kembali, pemerintahan di
Afdeeling Tangerang dilanjutkan. Pemerintah membeli land Tangerang dan
menjadikannya sebagai ibukota pemerintah. Kota Tangerang menjadi milik
pemerintah. Namun baru pada tahun 1820 pemerintahan di Afdeeling Tangerang
dipindahkan ke kota Tangerang. Wilayah Afdeeling Tangerang juga telah diperluas
hingga ke batas sungai Tjikande (sungai Tjidoerian). Pada tahun 1824 bekas
rumah dan kantor Schout di Tanah Tinggi dijadikan sebagai kantor polisi (lihat Bataviasche
courant, 10-04-1824). Kantor polisi kemudian memiliki penjara. Inilah awal
adanya penjara di Tangerang. Schout Tangerang juga ditingkatkan statusnya
menjadi Hoofdschout yang membawahi beberapa onderschout diantaranya berada di
Katapang.
Selama
ini jika Schout menangkap dan menahan seseorang yang melanggar hukum, sang terdakwa
ditempatkan di penjara di Batavia. Hal yang sama juga dilakukan oleh Schout
Meester Cornelis dan Schout Bekasi. Pada saat itu para tahanan (yang sehat dan
kuat) banyak yang dipekerjakan sebagai rodi yang dikirim ke berbagai daerah
untuk pekerjaan-pekerjaan yang berat seperti membangun jalan, jembatan dan
benteng. Para tahanan disebut orang rantai (karena kakinya dirantai). Oleh
karenanya penjara-penjara di Batavia tidak pernah overcapacity.
Pada tahun 1826 di Afdeeling Tangerang dibentuk
pengadilan yang disebut landraad (lihat
Bataviasche courant, 10-05-1826). Hoofdschout Tangerang juga menjadi
anggota landraad. Untuk ketua pendadilan diangkat pemerintah tersendiri. Ketua
pengadilan ini melakukan tugas di dua landraad di Meester Cornelis dan
Tangerang. Landraad Meester Cornelis termasuk Afdeeling Bekasi. Afdeeling
Bekasi sendiri hanya dipimpin oleh setingkat Schout (sementara di Afdeeling
Tangerang statusnya Hoofdschout).
Penjara Tangerang (Peta 1902) |
Pada tahun 1859 status (afdeeling) District
Tangerang ditingkatkan menjadi Asisten Residen. Fungsi Hoofdschout ditiadakan,
tetapi Asisten Residen membawahi beberapa orang schout/onderschout (yang fungsinya hanya di bidang keamanan,
semacam polisi). Selain Schout di Katapang juga ditempatkan seorang schout di
Maoek dan kemudian seorang onderschout di Tjoeroeg.
Kota Tangerang (Peta 1902) |
Dalam perkembangannya fungsi schout (kecuali di
Bekasi) menjadi fokus soal keamanan (semacam kepala polisi). Fungsi schout ini selain
ditemukan Batavia (di Weltevreden dan Tanah Abang) juga trerdapat di Semarang
dan Soerabaja serta Cheribon. Schout telah bertransformasi menjadi polisi.
Inilah sejarah awal polisi di Hindia Belanda. Sementara itu fungsi
schout/onderschout di district Tangerang masih merangkap dalam tugas
pemerintahan untuk membantu Asisten Residen.
Pada
tahun 1873 fungsi Schout yang merangkap tugas pemerintahan ini di Residentie
Batavia digantikan oleh fungsi yang baru; Demang. Dalam hal ini demang adalah
pejabat pemerintah yang diangkat yang berasal dari orang pribumi. Demang
membawahi polisi-polisi yang dipekerjakan untuk membantu tugas demang.
Sementara di kota-kota, seperti di Batavia, schout adalah kepala polisi (semacam
kapolsek) seperti yang terdapat di Weltevreden, Tanah Abang, Pasar Baroe dan
Senen. Schout ini adalah orang Eropa/Belanda. Salah satu schout terkenal di Batavia
adalah Schout Hinne yang berhasil menembak si Pitoeng pada tahun 1893. Si
Pitoeng sebelumnya pernah dipejnajar di penjara Meester Cornelis dan melarikan
diri.
Artikel yang menarik dan informatif. Tapi kalo boleh tau, lanjutannya kapan di terbitkan ya pak? Terimakasih.
BalasHapus