Kamis, 03 Desember 2020

Sejarah Riau (22): Sejarah Batam, Tempo Dulu Bintan versus Singapura; Kini Batam Dipromosikan Head to Head Singapura

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah (pulau) Batam? Sudah tentu, bahkan sejarahnya jauh sebelum Kota Singapoera terbentuk. Seperti halnya nama pulau Bintang mereduksi menjadi Bintan, tempo doeloe nama pulau Batam disebut pulau Batang. Pulau Singapoera terkenal dengan progra reklamasinya, pulau Batam semakin terkenal karena sekarang tidak sendiri lagi, tapi sudah terigtegrasi dengan pulau-pulau lainnya: Pulau Rempang dan Pulau Galang. Dalam konteks reklamasi dan integrasi inilah Batam head to head Singapoera.

Pada era VOC (Belanda), pulau Singapoera dan pulau Batam berpusat di pulau Bintan (pusat VOC kedua setelah Malaka). Namun dalam perkembangannya Inggris membangun pos perdagangan di pulau Singapoera (untuk mendukung pos perdagangan di pulau Penang). Ini seakan Inggris mendesak Belanda di Malaka sebelumnya, lalu Inggris mendesak Belanda di pulau Bintan (Tandjoengpinang). Inggris tampaknya berhasil dimana selat Singapoera menjadi pembatas antara Inggris dan Belanda, dan semakin jelas ketika dilakukan perundingan Ingris menawarkan pertukaran dengan Belanda antara Malaka dan Bengkoelon. Strategi Inggris berhasil. Lalu Inggris membangun Singapoera sebagai pelabuhan bebas. Belanda terlambat menjadikan Tandjoengpinang (pulau Bintan) sebagai pelabuhan bebas. Sejak itulah Singapoera melesat meninggalkan Bintan.

Lantas bagaimana sejarah pulau Batam? Tempo doeloe tidak diperhitungkan karena yang dipromosikan pulau Bintan untuk head to head dengan Singapoera. Lalu apa pentingnya sejarah Batam? Batam kini dipromosikan head to head dengan Singapoera. Oleh karena itu sejarah Batam menjadi penting. Darimana memulainya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 02 Desember 2020

Sejarah Singapura (12): Sejarah Pahang di Pantai Timur Semenanjung Malaya; King of Pan dan Navigasi Perairan Laut Cina Selatan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini 

Pada jaman lampau, tidak hanya secara navigasi, Pahang di pantai timur Semenanjung Malaya dalam transaksi perdagangan lebih dekat ke pantai barat Borneo, seperti Sambas, Mampawah dan Pontianak. Mengapa? Itu satu hal. Namun dua wilayah perdagangan (pantai timur Malaya dan pantai barat Borneo) secara teritorial dipisahkan oleh Riau-Lingga. Mengapa? Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya dapat dijelaskan oleh sejarah Pahang.

Ketika bangsa Tartar mengusai daratan Cina (pada era VOC), perairan Laut Cina adalah perairan yang sangat intens oleh lalu lintas pelayaran orang-orang Eropa. Lalu lintas pertama di perairan Laut Cina adalah kapal-kapal Portugis yang menjalin hubungan perdagangan dengan China. Lalu kemudian menyusul Belanda yang menjalin hubungan perdagangan dengan Jepang. Sementara Spanyol yang terusir oleh Portugis dari Maluku membentuk koloni di Manila (Filipina). Lalu dalam perkembangannnya Belanda menaklukkan Malaka tahun 1643 dan kemudian Belanda mengusir Portugis dari Ternate (Maluku). Hal itulah yang menyebabkan Portugis membentuk koloni di Macao. Lalu kemudian muncul Inggris dengan membuka pos perdagangan di Hong Kong (yang disusul pembanguna pos perdagangan antara di pulau Penang dan kemudian Singapoera dan kemudian Malaka (tukar guling dengan Belanda di Bengkoelen tahun 1824). Sebelumnya pada tahun 1792 Amerika Serikat mengambil alih Filipina (dari Spanyol). Seorang pedagang Inggris tahun 1833 menemukan pulau di tengah perairan Laut Cina dan disebut namanya sesuai pemiliknya yakni Sprately (pedagang yang hilir mudik antara Batavia-Hongkong). Setelah Inggris menduduku pantai utara Borneo, si pendatang baru Prancis memulai peruntungan di Indochina (di selatan Hongkong dan Macao) pada tahun 1884 dan kemudian Prancis memperluas koloninya ke tengah perairan dengan menduduki pulau Sprately pada tahun 1930. Itulah dinamika perairan Laut Cina, dimana terdapat kesultanan Pahang dan kesultanan Sambas serta kesultanan Riau-Lingga.

Lantas bagaimana sejarah Pahang sendiri? Itulah yang akan diselidiki. Yang jelas dalam transaksi perdagangan Pahang lebih dekat ke Sambas tetapi secara teritorial dipisahkan oleh Riau-Lingga. Bagaimana semuanya terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.