*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini
Pada
jaman lampau, tidak hanya secara navigasi, Pahang di pantai timur Semenanjung
Malaya dalam transaksi perdagangan lebih dekat ke pantai barat Borneo, seperti
Sambas, Mampawah dan Pontianak. Mengapa? Itu satu hal. Namun dua wilayah perdagangan
(pantai timur Malaya dan pantai barat Borneo) secara teritorial dipisahkan oleh
Riau-Lingga. Mengapa? Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya dapat dijelaskan
oleh sejarah Pahang.
Ketika bangsa Tartar mengusai daratan Cina (pada
era VOC), perairan Laut Cina adalah perairan yang sangat intens oleh lalu
lintas pelayaran orang-orang Eropa. Lalu lintas pertama di perairan Laut Cina
adalah kapal-kapal Portugis yang menjalin hubungan perdagangan dengan China.
Lalu kemudian menyusul Belanda yang menjalin hubungan perdagangan dengan Jepang.
Sementara Spanyol yang terusir oleh Portugis dari Maluku membentuk koloni di
Manila (Filipina). Lalu dalam perkembangannnya Belanda menaklukkan Malaka tahun
1643 dan kemudian Belanda mengusir Portugis dari Ternate (Maluku). Hal itulah
yang menyebabkan Portugis membentuk koloni di Macao. Lalu kemudian muncul
Inggris dengan membuka pos perdagangan di Hong Kong (yang disusul pembanguna
pos perdagangan antara di pulau Penang dan kemudian Singapoera dan kemudian
Malaka (tukar guling dengan Belanda di Bengkoelen tahun 1824). Sebelumnya pada
tahun 1792 Amerika Serikat mengambil alih Filipina (dari Spanyol). Seorang
pedagang Inggris tahun 1833 menemukan pulau di tengah perairan Laut Cina dan
disebut namanya sesuai pemiliknya yakni Sprately (pedagang yang hilir mudik
antara Batavia-Hongkong). Setelah Inggris menduduku pantai utara Borneo, si pendatang
baru Prancis memulai peruntungan di Indochina (di selatan Hongkong dan Macao)
pada tahun 1884 dan kemudian Prancis memperluas koloninya ke tengah perairan dengan
menduduki pulau Sprately pada tahun 1930. Itulah dinamika perairan Laut Cina, dimana
terdapat kesultanan Pahang dan kesultanan Sambas serta kesultanan Riau-Lingga.
Lantas
bagaimana sejarah Pahang sendiri? Itulah yang akan diselidiki. Yang jelas dalam
transaksi perdagangan Pahang lebih dekat ke Sambas tetapi secara teritorial
dipisahkan oleh Riau-Lingga. Bagaimana semuanya terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya
sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi,
sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti
surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.
Nama Pahang dan Perdagangan
Era VOC (Belanda)
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Pahang Menjadi Federasi
Malaysia
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar