Kamis, 01 Oktober 2020

Sejarah Kalimantan (3): Sultan Hamid II dan Kesultanan Pontianak di Sisi Muara Sungai Kapuas; Soekadana hingga Tandjoengpoera

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Barat di blog ini Klik Disini

Seperti di pulau lainnya, di pulau Kalimantan juga banyak terdapat kerajaan atau kesultanan. Salah satu kesultanan besar di pulau Kalimantan adalah Kesultanan Pontianak yang berada di sekitar muara sungai Kapuas di pantai barat Kalimantan. Sejarah kerajaan dan kesultanan di pantai barat Kalimantan sudah sejak lama diidentifikasi seperti kerajaan Soekadana. Sejarah kesultanan Pontianak adalah suksesi dari kerajaan-kerajaan pendahulunya. Salah satu sultan yang terkenal dari kesulatanan Pontianak adalah Sultan Hamid II.

Keerajaan besar lainnya yang cukup terkenal di pulau Kalimantan adalah kesultanan Bandjarmasing (di bagian selatan Kalimantan) dan kesultanan Koetai (di bagian timur Kalimantan). Tiga kesultanan yang terkenal di pulau Kalimantan tersebut pada dasarnya memiliki riwayat yang berbeda-beda. Hal ini karena kerajaan-kerajaan di wilayah Kalimantan Selatan terhubung dalam jangka panjang dengan sejarah keberadaan kerajaan-kerajaan di pulau Djawa. Hal ini berbeda dengan kerajaan-kesultanan yang berada di Kalimantan Barat yang memiiki interaksi yang intens dengan wilaya-wilayah di Sumatra, Semenanjung dan Filipina. Lain halnya dengan kerajaan-kerajaan di Kalimantan Timur yang juga banyak dipengaruhi oleh sejarah keberadaan kerajaan Gowa-Tallo (kesultanan Gowa).

Lantas bagaimana sejarah kesultanan Pontianak? Tentu saja sudah banyak ditulis. Namun yang jelas sebelum terbentuknya kerajaan-kesultanan Pontianak sudah sejak lama terbentuk kerajaan-kerajaan di pantai barat Kalimantan. Akan tetapi dala sejarah Kalimantan Barat dan khususnya sejarah Pontianak, nama Sultan Hamid II menjadi sangat penting. Bagaimana sejarahnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan, Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 30 September 2020

Sejarah Kalimantan (2): Kerajaan Koeti, Kini Kabupaten Kutai Kartanegara Ibu Kota Tenggarong; Kisah Majoor Muller, 1825

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Timur di blog ini Klik Disini  

Tempo doeloe, nama Kutai (Koetai) juga dicatat dengan nama Koeti (Kuti), kerajaan/kesultanan Koeti beribukota di Tongarong (Tenggarong). Pada saat inilah seorang Jerman, Majoor Muller mulai melakukan ekspedisi ke pedalaman Borneo tahun 1825. Namun naas bagi Muller, terbunuh dalam tugasnya. Terbunuhnya Muller kembali mengemuka ketika seorang Inggris Jhon Dalton mengunjungi Koeti pada tahun 1827.

Kerajaan Mulawarman pada saat itu belum diketahui. Di wilayah sungai Koeti itu hanya dikenal kerajaan/kesultanan Koeti. Prasasti Mulawarman baru ditemukan pada tahun 1879. Nama sungai Mahakam sendiri masih disebut sungai Koeti. Di wilayah hilir sungai Koeti terdapat kampong Samarindah yang menjadi pusat perdagangan yang sebagian besar dihuni oleh orang-orang Boegis. Sementara itu nun jauh di sisi lain pulau Borneo sudah sejak lama eksis kerajaan/kesultanan Boernai atau Borneo (kini Brunai) dan kerajaan/kesultanan Bandjermasing (kini Banjarmasing) serta kerajaan/kesultanan Pontianak (suksesi kerajaan Soekadana)..

Orang-orang Eropa inilah yang kemudian menambah catatan sejarah Kalimantan secara umum dan sejarah Kutai secara khusus (sejarah Kalimantan Timur). Bagaimana kisah perjalanan Georg Muller dan John Dalton ke pedalaman Borneo tentu menjadi menarik karena mereka terbilang pionier di daerah pedalaman Borneo tempo doeloe. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Dalam hal inilah pentingnya nama Muller dan Dalton dalam sejarah Kalimantan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 29 September 2020

Sejarah Kalimantan (1): Asal Usul Sejarah Kalimantan, Boernai dan Borneo; Pelacakan Sejarah Banjarmasin, Sukadana dan Kutai

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Selatan di blog ini Klik Disini 

Sejarah kuno suatu wilayah banyak yang hilang dan mungkin ada yang hilang sepenuhnya. Hal itu juga terjadi di Kalimantan. Akibatnya dalam kegelapan ketersedian data hanya dongeng yang menakjubkan yang muncul. Adapun sejarah yang dinarasikan pada masa ini umumnya adalah catatan-catatan terbaru yang berhasil dikumpulkan. Tentu saja masih banyak yang perlu ditemukan. Oleh karena upaya pencarian ini tidak pernah berhenti maka penulisan narasi sejarah terus dilakukan.

Sejarah Kalimantan adalah bagian dari Sejarah Menjadi Indonesia (SMI). Oleh karena itu, mempelajari Sejarah Kalimantan secara terus menerus adalah upaya untuk merekonstruksi sejarah Indonesia sendiri. Sebagaimana diketahui, wilayah Kalimantan yang begitu luas (termasuk Brunei, Sabah dan Sarawak) maka sudah barang tentu sejarah Kalimantan sangat beraga karena wilayah yang satu dengan yang lainnya berjauhan. Dalam hal ini sejarah Kalimantan dibuat dalam satu judul besar dengan serial artikel yang dikelompokkan berdasarkan wilayah: Timur, Selatan, Tengah, Barat dan Utara. Sebelumnya di dalam blog ini sudah disajikan serial artikel Sejarah Batavia, Sejarah Makassar (Sulawesi bagian selatan), Sejarah Manado (Sulawesi bagian utara dan Maluku bagian utara), Sejarah Ambon (Maluku bagian selatan dan Papoea), Sejarah Lombok, Sejarah Bali dan sebagianya. Setelah Sejarah Kalimantan akan menyusul Sejarah Riau, Sejarah Atjeh dan Sejarah Banten.

Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, sejarah adalah narasi fakta dan data. Oleh karena itu narasi sejarah Kalimantan haruslah berdasarkan fakta dan data. Namun semakin jauh ke masa lampau, sumber data semakin tidak tersedia dan dari yang tersedia semakin sulit dicari. Meski demikian, setiap aspek dalan sejarah Kalimantan haruslah diupayakan sejauh mungkin ke masa lampau darimana dimulai dalam penulisan. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Suatu permulaan yang dapat ditelusuri. Okelah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe dengan artikel yang pertama.