Jumat, 14 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (28): Tata Kota Palu, Mamuju dan Parepare; Wilayah Antara Makassar - Manado di Pantai Barat Sulawesi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda, Poso di teluk Tomini dijadikan sebagai ibu kota (afdeeling) Midden Celebes, Residentie Manado. Pada era Republik Indonesia (daerah) Sulawesi Tengah dihapuskan pada tahun 1952 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 09-08-1952). Tamat Poso sebagai ibu kota afdeeling (daerah). Pada tahun 1964 provinsi Sulawesi dimekarkan dengan membentuk provinsi Sulawesi Tengah namun ibu kota provinsi Sulawesi Tengah tidak dipilih di Poso (ibu kota lama) tetapi ditentukan di Paloe (sebagai ibu kota baru).


Sejarah Kota Palu. 20-03-2018. Sulawesi Tengah. Palu adalah “Kota Baru” letaknya di muara sungai. Dr. Kruyt menguraikan Palu tempat baru dihuni orang (De Aste Toradja’s van Midden Celebes). Awal mula pembentukan kota dari penduduk Desa Bontolevo di Pegunungan Ulayo, setelah pergeseran penduduk ke dataran rendah. Kota Palu bermula dari kesatuan empat kampung: Besusu, Tanggabanggo, Panggovia, Boyantongo. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado di tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda. (https://bpmpsulteng.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Palu, Mamuju dan Parepare? Seperti disebut di atas, Palu adalah kotaa baru, bahkan jauh lebih muda dibandingkan dengan Mamuju dan Parepare. Suatu wilayah diantara Makassar dan Manado pantai barat Sulawesi. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Palu, Mamuju dan Parepare? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Tata Kota Indonesia (27): Tata Kota Kendari, Baubau, Kolaka; Wilayah Antara Makassar-Manado Pantai Tenggara Sulawesi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Kota Kendari tidak setua Makassar dan Buton. Pada masa ini disebut hari jadi kota Kendari bermula tahun 1831. Buton yang kini dikenal sebagai Kota Bau-Bau. Sementara sejarah awal peradaban bukan di (pulau) Buton, tetapi di (pulau Muna). Dalam sejarah Kota Kendari disebut bahwa penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer tahun 1831. Pada tanggal 9 Mei 1831 Vosmaer membangun istana raja Tolaki bernama Tebau di sekitar pelabuhan Kendari. Tanggal inilah yang kini dijadikan sebagai hari jadi Kota Kendari. Lantas bagaimana sejarah Baubau dan Kolaka.


Sejarah Titik Nol Kilometer dan Kawasan Kota Lama Kendari, Endry Tekaka: Titik Nol Kilometer Berfungsi Mengukur Jarak dari Kota Kendari dan Daerah Sekitarnya. Rabu, 5 Juli 2023. Fajar.co.id. Kendari. Banyak warga Kota Kendari, yang mungkin tidak lagi mengetahui sejarah titik nol kilometer dan kawasan Kota Lama Kendari. “Berdasarkan sejarah, titik nol kilometer Kendari dibangun pada masa pemerintahan Raja Saosao, yang dibangun di sebuah kawasan yang saat itu dikenal dengan sebutan Kendari Van Laiwoi atau Kawasan Kota Lama Kendari saat ini”. Lanjutnya, bahwa titik nol kilometer ini dibangun di kawasan pemerintahan kolonial pada tahun 1867, dan didalam kawasan itu juga dibangun beberapa bangunan-bangunan penting sebagai pusat kerajaan dan pemerintahan kolonial. “Adapun yang dibangun saat itu, yakni Gedung Agung adalah Istana Raja Kendari sebagai tempat tinggal Raja dan juga merupakan tempat menjalankan pemerintahan”. Sambungnya, didalam kawasan itu, terdiri dari masyarakat lokal maupun pendatang serta juga dihuni oleh pedagang-pedagang China dan Arab. “Di masa itu, pemerintah kolonial ikut serta membangun pemukiman masyarakat, gedung pemerintah seperti kantor pemerintahan antara lain Loji, Pelabuhan, Kantor Pengawas atau Duane yang digunakan untuk mengawasi lalu lintas di sepanjang Teluk Kendari”. (https://sultra.fajar.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Kendari di Baubau di Kolaka? Seperti disebut di atas, kota Kendari di pantai timur Semenanjung Tenggara belum setua Buton di pulau. Bagaimana dengan kota Kolaka di pantai barat Semenanjung Tenggara. Suatu wilayah antara Makassar dan Manado Pantai Tenggara Sulawesi. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Kendari di Baubau di Kolaka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 13 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (26): Tata Kota di Gorontalo, Poso dan Banggai; Diantara Manado - Makassar Pantai Timur Sulawesi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Seberapa tua kota Gorontali? Yang jelas kini Gorontalo menjadi ibu kota provinsi di Semenanjung Utara Sulawesi di pantai utara Teluk Tomini. Bagaimana dengan kota Poso di pantai selatan Teluk Tomini? Ada baiknya untuk memperhatikan wilayah kuno di pedalaman di Lembah Bada. Satu yang jelas bahwa kota Banggai di arah timur Poso sudah disebutkan dalam teks Negarakertagama (1365). Teluk Tomini memiliki riwayat sendiri dimana muncul nama-nama kota Gorontalo, Poso dan Banggai.


Perkembangan Morfologi Kota Gorontalo dari Masa Tradisional hingga Kolonial. Irfanuddin Wahid Marzuki. Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora Fakultas Ilmu Budaya UGM. Abstrak. Kota Gorontalo merupakan kota terbesar dan menjadi cikal bakal Provinsi Gorontalo. Keberadaan Gorontalo dimulai semenjak masa tradisional, kerajaan, kerajaan Islam, kolonial, hingga saat ini. Pada masa tradisional dan kerajaan, Gorontalo merupakan (vasal) kerajaan kecil yang masuk wilayah kerajaan Ternate. Gorontalo mengalami perubahan kekuasaan pada masa kolonial, dengan dimasukkannya ke dalam wilayah Karesidenan Manado. Kondisi tersebut tidak mengalami perubahan pada masa kemerdekaan, Gorontalo menjadi wilayah Provinsi Sulawesi Utara hingga tahun 2000 menjadi provinsi tersendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan morfologi kota Gorontalo dari masa tradisional hingga kolonial dan faktor yang melatarbelakangi perkembangan morfologinya. Penelitian menggunakan kajian arkeologi perkotaan, yang menitikberatkan kajian terhadap komponen-komponen perkotaan, meliputi tata kota dan konsep yang melatarbelakanginya, serta kehidupan masyarakat kota sebagai satu kesatuan. Hasil penelitian menunjukkan pada masa tradisional morfologi kota Gorontalo masih sederhana, permukiman menyebar dalam kelompok-kelompok kecil, dan tidak memiliki komponen tata kota yang teratur. Titik permulaan sebagai sebuah kota dengan komponen tata ruang yang teratur dimulai pada masa pemerintahan (https://kemdikbud.go.id/) 

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Gorontalo di Poso dan di Banggai? Seperti disebut di atas, pada masa ini Gorontalo menjadi ibu kota provinsi. Bagaimana dengan Poso? Pernah menjadi ibukota residentie sebelum di Palu. Gorontalo, Poso dan Banggai memiliki riwayat sendiri di Teluk Tomini, wilayah diantara Manado dan Makassar di Pantai Timur Sulawesi. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Gorontalo di Poso dan di Banggai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Tata Kota Indonesia (25): Tata Kota di Ternate, Tidore dan Bacan; Sonfifi Masa Kini-Gilolo Masa Kuno di Pulau Halmahera


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Ada beberapa kota lama di Maluku di masa lampau. Kota-kota tersebut terutama Ternate, Tidore dan Bacan. Kota-kota masa depan, yang akan tumbuh berkembang adalah Sonfifi dan Tobelo. Mengapa? Kedua kota berada di pulau Halmahera (semnatara Ternate di pulau Ternate, Tidore di pulau Todore dan Bacan di pulau Bacan). Sinfifi, di pantai barat Halmahera kini diproyeksikan sebagai kota metropolitan sebagai sukses kota Teranate. Lalu bagaimana dengan Tobelo di pantai timur Halmahera? Di sini ada sejarah lama, di Gelela (Gilolo tempo doeloe) dan Morotai.  


Tata Kota Islam Ternate: Tinjauan Morfologi dan Kosmologi. Wuri Handoko. Balai Arkeologi Ambon. Kapata Arkeologi Vol. 11 No. 2, November 2015. Kota Ternate, adalah sebuah Kota Islam berkembang sejak abad ke 6-17. Meskipun pada masa itu dipengaruhi pula hegemoni kolonial terutama Portugis dan Belanda, namun sebagai sebuah pusat peradaban Islam, morfologi dan kosmologi kota ditata menurut konsep Islam dan konsep lokal. Melalui analisis arkeologi, aspek ruang morfologi dan kosmologi kota digambarkan. Untuk itu dilakukan survei arkeologi di wilayah Kota Ternate menelusuri toponim kota kuno, studi Pustaka, wawancara narasumber. Analisis arkeologi dilakukan, analisis keruangan melalui identifikasi data fitur mencirikan kota kuno Islam, serta analisis kontekstual melalui analogi sejarah dan budaya lokal. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bentuk dan perkembangan kota, serta konsep kosmologi yang melatarbelakangi bentuk tata kota. Hasil penelitian antara lain bahwa komponen pusat kota yang dicirikan oleh bangunan kedaton sultan dan masjid sebagai pusat orientasi menjadi karakteristik Ternate sebagai kota peradaban Islam. Selain itu ciri lokal kota Ternate ditunjukkan dengan konsep kosmologi lokal, serta adanya pembagian ruang hunian pribumi dan pendatang. Dalam perkembangannya, ruang kota terbagi menjadi lima komponen, yakni komponen pusat kota, pemukiman, ekonomi dan niaga, penguburan, dan keagamaan. (https://kapata-arkeologi.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Ternate di Tidore di Bacan? Seperti disebutkan di atas, pada masa kini kota seperti Sonfifi dan Tobelo di wilayah zaman kuno Gilolo/Galela di pulau Halmahera diproyeksikan berkembang ke masa depan. Namun yang difokuskan adalah tiga kota lama yang masih eksis hingga masa kini:  Ternate, Tidore, Bacan. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Ternate di Tidore di Bacan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 12 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (24): Tata Kota di Jayapura dan Manokwari di Pantai Utara Papua; Teluk Cendrawasih dan Batas Hindia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Wilayah pantai utara Papua tidak terlalu dikenal di masa awal. Wilayah yang lebih dikenal adalah pantai barat Papua. Itu bermula pada era Portugis, tetapi baru intens semasa era VOC/Belanda. Namun selama itu interaksi sosial dan perdagangan berpusat di Tidore dan di Amboina. Kota-kota terawal di pantai barat Papua antara lain Fakfak dan Kaimana.


HUT ke-112 Kota Jayapura: Membangun Peradaban Papua Modern dan Humanis. Jayapura, Jubi. Satu abad satu dasawarsa Kota Jayapura yang mulanya bernama Hollandia. Kota Jayapura telah melewati sejarah panjang, diwarnai dinamika sosial-budaya penuh heroik, harmonis, tetap eksis sekarang. “Sungguh itu semua karena penjagaan dan anugerah Tuhan,” ujar Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, saat memimpin upacara HUT ke-112 Kota Jayapura di Taman Trisila Angkatan Laut Lantamal X Jayapura, Senin (7/3/2022). Tomi Mano mengajak masyarakat puji syukur dan terima kasih kehadiran Tuhan, atas kasih Kota Jayapura dan semua masyarakat yang mendiami Kota Port Numbay hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan. Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua, merupakan jendela dan beranda depan rumah besar Papua. Kota Jayapura sejak dahulu merupakan ikon perubahan sosial-budaya dan kemajuan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan daerah, pembangunan demokrasi, dan politik. “Di tanah ini [Kota Jayapura] yang pergerakannya berpengaruh secara nasional dan internasional. Kota Jayapura merupakan salah satu kawasan yang pertama kali bersentuhan dengan dunia luar,” ujar Tomi Mano. Dikatakan Tomi Mano, referensi sejarah menginformasikan bahwa kota yang terletak di Teluk Youtefa ini, didirikan oleh Kapten Infanteri F.J.P Sachse dari kerajaan Belanda pada 7 Maret 1910, dengan diberi nama Hollandia. (https://jubi.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota Jayapura dan Manokwari di pantai utara Papua? Seperti disebut di atas, terbentuknya kota-kota di pantai utara seperti Manokwari dan Jayapura (teluk hingga batas Hindia Belanda di timur) bermula di pantai barat Papua. Lalu bagaimana sejarah tata kota Jayapura dan Manokwari di pantai utara Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Tata Kota Indonesia (23): Tata Kota Denpasar, Singaraja, Buleleng di Pulau Bali; Singaraja Kota Lama, Denpasar Kota Baru


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Pulau Bali sudah lama dikenal. Bali adalah tempat singgah ekspedisi pertama Belanda dipimpin Cornelis de Houtman (1595-1597). Belanda sejak era VOC juga melibatkan orang Bali untuk mendukung mereka. Salah satu kota yang sudah dikenal adal Buleleng. Pada masa Perang Bali pertama ibu kota Buleleng (Bali) direlokasi ke Singaradja. Pada Perang Bali terakhir, Pemerintah Hindia Belanda merintis ibu kota bar uke selatan di Denpasar.


Zulhas: Cerita Singkat Ketika Belanda Mendirikan Kota Denpasar. Sabtu, 27 November 2021. Sriwijayatoday.com. Sejarah Belanda saat mendirikan kota Denpasar pada saat itu rakyat Bali mengusir Belanda dari wilayahnya. Lanjut kisahnya tanggal 20 September 1906, rakyat memutuskan mengakhiri perlawanan. Kerusakan yang semakin meluas, serta gugurnya seluruh keluarga istana, membuat mereka terpaksa meletakkan senjata. Belanda pun keluar sebagai pemenang Puputan Badung. Denpasar cepat dikenal kalangan Belanda. Tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, juga digunakan untuk menyebut wilayah bekas Kerajaan Badung. Lama kelamaan Denpasar dikenal luas sebagai nama sebuah kota, menggantikan Badung. Pasca perang, pemerintah segera membangun kontrol atas wilayah barat dan selatan Bali, baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Dalam menjalankan kontrol, pemerintah kolonial mendirikan pemerintahan, memilih Puri Denpasar sebagai pusat pemerintahan sementara tersebut. Menurut Made Sutaba, dkk dalam Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Bali, puri itu juga menjadi pertahanan terkuat Belanda di Bali. Asisten Residen Swartz yang membawahi wilayah Afdeeling Zuid Bali, ditugasi menjaga tempat itu. (https://sriwijayatoday.com/) 

Lantas bagaimana sejarah tata kota Denpasar, Singaraja dan Buleleng di pulau Bali? Seperti disebut di atas, sebelum Denpasar tumbuh berkembang sebagai kota di selatan Bali, pusat pemerintahan berada sebelah utara di Singaraja menjadi ibu kota. Dalam hal ini Singaradja adalah kota lama (suksesi kota Buleleng) dan Denpasar kota baru. Lalu bagaimana sejarah tata kota Denpasar, Singaraja dan Buleleng di pulau Bali? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.